Smartphone Samsung "Made in Cikarang" Diekspor ke Filipina
JAKARTA, - Kementerian Perindustrian melepas ekspor smartphone produksi PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) di Cikarang Utara, Jawa Barat, Selasa (7/1/2025).
Produk yang diekspor ke Filipina ini memiliki spesifikasi SM-A356E. Namun, manajemen Samsung enggan mengungkap jumlah unit maupun nilai ekspornya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Setia Diarta, berharap ekspor ini dapat memperkuat kerja sama dalam pengembangan industri ponsel.
Baca juga: Efek Trump, Saham Samsung Electronics Anjlok ke Level Terendah 4 Tahun
Langkah ini diharapkan meningkatkan daya saing produk Indonesia dan mempercepat transformasi ekonomi berbasis industri berkelanjutan.
“Kami terus mendorong PT SEIN untuk berkolaborasi, berkarya, dan mengembangkan produk teknologi tinggi demi membangun industri dalam negeri,” ujarnya di Cikarang Utara, Selasa (7/1/2025).
Sepanjang 2024, PT Samsung Electronics Indonesia mencatatkan ekspor 1,56 juta unit ke beberapa negara ASEAN.
Setia juga meminta SEIN untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk elektronik yang mereka produksi, khususnya ponsel dan tablet.
Aturan TKDN di Indonesia mengharuskan produk telepon seluler dan tablet memenuhi kandungan lokal minimal 35 persen.
Kebijakan ini bertujuan memperkuat partisipasi industri lokal dan ekosistem manufaktur di dalam negeri.
Menurut Setia, sejak diberlakukannya TKDN minimal 35 persen, produksi perangkat HKT (handphone, komputer genggam, dan tablet) di dalam negeri mengalami pertumbuhan pesat, sementara impor produk HKT terus menurun.
Pada 2023, produksi HKT nasional mencapai 50 juta unit dengan impor hanya 3,1 juta unit.
Baca juga: Bidik Pasar Domestik dan Ekspor, Midea Bidik Produksi 1 Juta Unit AC di Pabrik Cikarang
Artinya, 94 persen perangkat HKT di Indonesia merupakan hasil produksi lokal. Dari jumlah itu, PT Samsung Electronics Indonesia memproduksi 14 juta unit atau 28 persen dari total produksi nasional.
“Kami juga mendorong peningkatan TKDN dan pertumbuhan ekspor produk elektronik ke pasar global,” ujar Setia.
Sektor industri elektronika terus memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan manufaktur dalam negeri. Pada kuartal III-2024, sektor barang logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik tumbuh 7,29 persen.
Nilai ekspor produk elektronika hingga kuartal III-2024 mencapai 10,07 miliar dollar AS. Sebagian besar didominasi peralatan telekomunikasi, elektronik rumah tangga, peralatan listrik, dan komponennya.
Untuk produk HKT, nilai ekspor sepanjang 2024 tercatat mencapai 277 juta dollar AS.
Terkini Lainnya
- Menteri UMKM Lantik Pejabat Eselon I di Pasar Tanah Abang
- Gaji UMR Malang 2025, Baik Kota Maupun Kabupaten Malang
- Startup Logistik Berbasis Teknologi Ubah Wajah Pergudangan di Indonesia
- Luhut Usulkan Pembentukan Family Office Mulai Februari 2025
- Puluhan UMKM di Ciamis Diduga Tertipu Pemasok Program MBG, Ini Kata Menteri UMKM
- Gaji UMR Situbondo 2025, Paling Rendah di Jawa Timur
- Calon Menteri Transportasi AS Bertekad Pulihkan Kepercayaan Dunia kepada Boeing
- Nilai Ekspor Indonesia Tembus 264,70 Miliar Dollar AS Sepanjang 2024
- Menteri UMKM Ancam Tutup "Marketplace" yang Abaikan Usaha Kecil
- Gaji UMR Bondowoso 2025, Terendah ke-3 di Jawa Timur
- Rupiah Masih Tertekan, Suku Bunga BI Diperkirakan Tetap 6 Persen
- Latih Kepemimpinan Pegawai, Krakatau Steel Gandeng Kopassus
- Gaji UMR Pacitan 2025, Terendah ke-4 di Jawa Timur
- Gaji UMR Trenggalek 2025 dan Kenaikannya 5 Tahun Terakhir
- Meta Bakal PHK 5 Persen Pegawainya, Ini Penjelasan Mark Zuckerberg
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Kadin: Peluang Dorong Perekonomian ke Level Lebih Tinggi
- Orang Tua Bayar Rp 900 Juta Demi Anaknya Masuk Polisi, Berapa Gaji Bintara?
- Gaji UMR Sragen 2025, Terendah ke-3 di Jateng
- Malaysia dan Singapura Sepakati Zona Ekonomi Khusus di Johor, Ditargetkan Tarik 50 Proyek dalam 5 Tahun
- PLN Indonesia Power Jual 273 Ton Emisi Karbon ke Sucofindo lewat IDX Carbon