Ekspor Beras Thailand Diprediksi Merosot pada 2025, India dan RI Jadi Penyebab
BANGKOK, - Ekspor beras Thailand diprediksi akan turun hingga 25 persen pada tahun 2025 dibandingkan tahun lalu.
Dikutip dari Malaya Business Insight, Selasa (7/1/2025), ekspor beras Thailand diprediksi sekitar 7,5 juta ton pada tahun 2025, turun dari 10 juta ton pada tahun 2024, menurut Chookiat Ophaswongse dari Asosiasi Eksportir Beras Thailand.
Ophaswongse menuturkan, prediksi penurunan ekspor beras Thailand disebabkan karena persaingan yang lebih besar dengan India dan menurunnya permintaan dari Indonesia.
Baca juga: Zulhas Optimistis Produksi Beras Tahun Ini Capai 32,8 Juta Ton
Thailand mengekspor 8,35 juta ton beras pada Januari dan Oktober 2024, meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut laporan Departemen Perdagangan negara tersebut.
"Nilai ekspor beras dalam 10 bulan tersebut juga naik 40 persen secara tahunan menjadi 5,41 miliar dollar AS atau 191,03 miliar baht," kata Arada Fuangtong, direktur jenderal Departemen Perdagangan Luar Negeri Thailand.
Beras putih menyumbang 62 persen dari total ekspor atau 5,18 juta ton, diikuti oleh beras jasmine sebesar 1,37 juta ton, beras kukus sebesar 1,01 juta ton, beras wangi sebesar 0,54 juta ton, beras ketan sebesar 0,23 juta ton, dan beras merah sebesar 0,02 juta ton.
Arada mengatakan, lima pasar ekspor beras terbesar Thailand adalah Indonesia, yang mengimpor 1,12 juta ton beras, diikuti oleh Irak (0,95 juta ton), Afrika Selatan (0,72 juta ton), Amerika Serikat (0,7 juta ton), dan Filipina (0,49 juta ton).
Baca juga: Bansos Beras Jadi 6 Bulan, Pemerintah Pastikan Tak Akan Ganggu Harga
Departemen Perdagangan Thailand telah menetapkan target ekspor beras pada tahun 2024 sebesar 9 juta ton, kata Arada.
Ia menambahkan, dengan menggabungkan penghitungan 10 bulan dan aplikasi ekspor yang diajukan pada November 2024, total ekspor beras dari Januari hingga November 2024 diperkirakan telah mencapai 9,27 juta ton.
Terkini Lainnya
- Bersih-bersih Developer Nakal untuk Lancarkan Program 3 Juta Rumah
- 9 Kapal dan 900 Aparat Gabungan Bersiap Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- Trump Pertimbangkan Tarif 10 Persen untuk China, Berlaku 1 Februari 2025
- Pemerintah Diminta Tinjau Lagi Aturan Tahan 100 Persen DHE Setahun
- Kerugian karena Developer Perumahan Nakal Tembus Rp 1 Triliun
- Pemerintah Raup Rp 26 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara
- Pemda Diminta Siapkan Anggaran untuk Beli Vaksin PMK, Stok dari Pemerintah Pusat Tak Cukup
- IHSG Diproyeksikan Menanjak Lagi, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu
- Pemerintah Sepakat Perpanjang Kebijakan Gas Murah Industri, Rinciannya Segera Diumumkan
- Sambut Pemerintahan Trump, Wall Street Ditutup Menguat
- 5 Sektor yang Jadi Tren Investasi 2025 di Indonesia Menurut Ekonom Bank Mandiri
- Kebijakan Setop Impor Gula, Harga Berpotensi Tembus Rp 20.000 per Kg
- Pemerintah Siapkan Insentif Pajak untuk Eksportir SDA
- Trump Ingin Rebut Terusan Panama, Ekspor Tekstil RI Terancam
- Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA: Perubahan Ketentuan, Target Penerapan, dan Insentif yang Disiapkan
- 9 Kapal dan 900 Aparat Gabungan Bersiap Bongkar Pagar Laut di Tangerang
- Smartphone Samsung "Made in Cikarang" Diekspor ke Filipina
- Indonesia Jadi Anggota BRICS, Kadin: Peluang Dorong Perekonomian ke Level Lebih Tinggi
- Orangtua Bayar Rp 900 Juta demi Anaknya Masuk Polisi, Berapa Gaji Bintara?
- Gaji UMR Sragen 2025, Terendah Ke-3 di Jateng
- Malaysia dan Singapura Sepakati Zona Ekonomi Khusus di Johor, Ditargetkan Tarik 50 Proyek dalam 5 Tahun