pattonfanatic.com

Bos OJK Pastikan Jasa Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar ditemui usai acara Rapat Koordinator Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Jumat (22/3/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia tetap terjaga dengan baik di tengah tantangan perekonomian global dan domestik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan, meskipun perekonomian global mengalami pemulihan terbatas dan mayoritas data ekonomi negara-negara besar berada di bawah ekspektasi, inflasi tetap tinggi dan persisten.

"Hal ini membuat bank sentral global cenderung mengadopsi kebijakan yang lebih netral, meskipun sebagian besar bank sentral telah menurunkan suku bunga kebijakan dalam dua bulan terakhir," ungkap Mahendra dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK, Selasa (7/1/2024).

Baca juga: OJK Tegaskan Transaksi Saham Kena PPN 12 Persen

Ia juga menambahkan, di Amerika Serikat (AS), perekonomian dan data ketenagakerjaan menunjukkan perkembangan yang solid meskipun inflasi terus meningkat dan tidak bersifat sementara (sticky).

Meskipun Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada FOMC Desember, mereka memberi sinyal suku bunga masih akan tinggi lebih lama, dengan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) di 2025 diperkirakan hanya 50 bps, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 75-100 bps.

"Selain itu, pasar terus memperhatikan kebijakan Presiden Trump yang turut memengaruhi volatilitas pasar keuangan," tambah Mahendra.

Di sisi lain, di China, meskipun pemulihan pasokan (supply) mulai terlihat, belum ada tanda-tanda perbaikan di sisi permintaan (demand).

Data Consumer Price Index (CPI) menunjukkan disinflasi, sementara ekspor mengalami kontraksi.

Namun, di sisi lain, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur tercatat berada di zona ekspansi.

Baca juga: OJK Dorong Pasar Modal Ambil Peran dalam Program Strategis Pemerintah

Dari sisi domestik, kinerja perekonomian Indonesia masih stabil. Inflasi headline (CPI) menurun menjadi 1,55 persen secara tahunan (year-on-year/ yoy), sedangkan inflasi inti meningkat menjadi 2,26 persen.

Selain itu, surplus neraca perdagangan masih berlanjut dan PMI Manufaktur terus mengalami perbaikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat