Siapa Pemilik Bukalapak Saat Ini?

- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menutup layanan marketplace fisik dan akan beralih ke penjualan produk-produk virtual. Bukalapak menyampaikan pengumuman ini melalui laman resminya.
Langkah ini menandai akhir dari perjalanan 15 tahun Bukalapak sebagai platform jual-beli online dan sempat jadi salah satu perusaaan yang merajai pasar marketplace di Tanah Air.
Bukalapak menyiapkan skema menyelesaikan saldo dan pengembalian dana, serta pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan, bagi para pelapak. Bukalapak juga menginformasikan kepada pembeli bahwa mereka akan beralih ke penjualan produk virtual.
Produk virtual itu di antaranya pulsa prabayar, paket data, token listrik, listrik pascabayar, Prakerja, Bukasend, angsuran kredit, BPJS kesehatan, air PDAM, Telkom, pulsa pascabayar, TV kabel dan internet, serta lainnya.
Pemilik Bukalapak
Bukalapak sendiri didirikan pada tahun 2010 silam oleh Achmad Zacky bersama rekan-rekannya kala itu yakni Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid. Ketiga pendiri Bukalapak itu kini telah hengkang dari perusahaan.
Baca juga: Nasib Bukalapak, Unicorn Marketplace yang Kini Fokus Jualan Pulsa
Bukalapak awalnya merupakan toko online kecil yang dirintis dari kamar kos kecil saat mereka berkuliah di Bandung.
Fokus utama Bukalapak saat itu adalah menyediakan ruang bagi UMKM untuk menjual produk mereka secara online, sekaligus membuka peluang bagi masyarakat luas untuk berbelanja dengan lebih praktis.
Pada masa-masa awal operasinya, Bukalapak menargetkan pelapak kecil seperti pedagang warung, penjual produk kerajinan, hingga pengusaha rumahan. Dalam perjalanannya, Bukalapak sempat jatuh, bahkan nyaris bangkrut.
Namun berkat suntikan besar dari beberapa investor kakap, Bukalapak tumbuh pesat dan menjadi salah satu unicorn Tanah Air. Pada tahun 2021, perusahaan ini bahkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga saham saat IPO saat itu Rp 850/lembar.
Mengutip laman profil perusahaan tercatat BEI, pemegang saham mayoritas Bukalapak adalah publik atau masyarakat sebanyak 53,211 persen. Dengan demikian, bisa dibilang pemilik Bukalapak sebenarnya adalah para investor ritel.
Baca juga: Siapa CEO Bukalapak yang Baru Tutup Layanan Marketplace?
Pemegang saham terbesar kedua adalah PT Kreatif Media Karya (KMK), perusahaan yang kepemilikannya terafiliasi dengan Grup Emtek. KMK menguasai 24,61 persen saham BUKA.
Pemegang saham dominan ketiga adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, perusahaan induk Grup Emtek. Kepemilikan saham Emtek di BUKA yakni sebesar 10,35 persen.
Porsi saham besar lainnya digenggam oleh Archipelago Investment Pte Ltd perusahaan investment holding yang dimiliki sepenuhnya oleh Government of Singapore Investment Corporation (GIC).
Archipelago Investment Pte Ltd dikenal sangat ekspansif berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Kepemilikan saham di BUKA mencapai 9,44 persen.
Baca juga: Sosok 3 Pendiri Bukalapak dan Kariernya Saat Ini
Kemana pendiri Bukalapak?
Pada Januari 2020, terjadi perubahan kepemimpinan di Bukalapak. Pendiri Bukalapak Achmad Zaky mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan CEO Bukalapak terhitung efektif tanggal 6 Januari 2020.
Achmad Zaky kemudian berposisi sebagai penasihat Bukalapak, Tech Startup Mentor. Selain itu, dia juga akan menjadi pemimpin Yayasan Achmad Zaky. Posisinya sebagai CEO kemudiah diambil alih Rachmat Kaimuddin.
Dengan perubahan ini, komposisi petinggi Bukalapak saat itu terdiri dari Rachmat Kaimuddin sebagai CEO, Fajrin Rasyid sebagai Presiden dan Co-Founder, Nugroho Herucahyono sebagai Chief Technical Officer (CTO) dan Co-Founder, Willix Halim sebagai Chief Operating Officer, Natalia Firmansyah sebagai Chief Financial Officer, dan Teddy Oetomo sebagai Chief Strategy Officer.
Setelah Zaky, Nugroho Herucahyono dan Muhamad Fajrin Rasyid juga mengundurkan diri dari perusahaan. Pergantian ini menandai perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri e-commerce, mereka bertiga juga tak lagi tercatat sebagai pemilik Bukalapak.
Baca juga: Bukalapak Ungkap Alasan Berhenti Jual Produk Fisik mulai Januari 2025
Terkini Lainnya
- BPS: Januari 2025 Deflasi 0,76 Persen
- Imbas Banjir Grobogan, 30 Perjalanan KA Semarang-Surabaya Dialihkan hingga 5 Februari
- PGN Targetkan 1 Juta Sambungan Jargas pada 2025
- Beredar Arahan ASN Diminta WFA, Kemenpan RB: Bisa Jadi Strategi Efisiensi Anggaran
- Pertamina Perluas Pasar Bahan Baku Ban dan Karet Sintetis di Indonesia
- Penguatan Regulasi Dinilai Kunci Efektivitas Subsidi Elpiji 3 Kg
- Sektor Manufaktur Indonesia Menguat, PMI Manufaktur di Level Tertinggi Sejak Mei 2024
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia
- Harga Kripto Merosot Imbas Trump Terapkan Tarif ke Kanada, Meksiko, dan China
- Serikat Pekerja Bakal Gelar Demo ke Kemenaker Tuntut THR untuk Ojol
- Harga Bahan Pokok 3 Februari 2025: Harga Beras Naik, Cabai Merah Turun
- IHSG Terkoreksi di Awal Pekan, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.400-an
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 3 Februari 2025 di Pegadaian
- Rincian Harga Emas Antam Hari Ini 3 Februari 2025, Turun Rp 3.000
- Manfaat Asuransi Kerugian untuk Ibu Rumah Tangga dan Pelaku Usaha Kecil
- Imbas Banjir Grobogan, 30 Perjalanan KA Semarang-Surabaya Dialihkan hingga 5 Februari
- Harga Bahan Pokok Kamis 9 Januari 2025, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Cabai Rawit Merah
- Nasib Bukalapak, Unicorn Marketplace yang Kini Fokus Jualan Pulsa
- Pasokan Apartemen di Jakarta Diproyeksi Turun hingga 2027, Kenapa?
- Kini Pengguna MyBCA Bisa Beli Voucher Digital Lewat Aplikasi
- IHSG Bakal Lesu Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis