pattonfanatic.com

41 Persen Perusahaan di Dunia Berencana Pangkas Jumlah Karyawan pada 2030 karena AI

Ilustrasi
Lihat Foto

JAKARTA, - Penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berpengaruh besar terhadap pekerjaan manusia.

Bahkan, 41 persen perusahaan di dunia berencana memangkas jumlah pegawai mereka karena AI mengotomatiskan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Ini berdasarkan survei yang dihelat oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) bertajuk Future of Jobs Report.

Dikutip dari CNN, Kamis (9/1/2025), dari ratusan perusahaan besar yang disurvei di seluruh dunia, 77 persen responden juga mengatakan mereka berencana untuk meningkatkan dan melatih kembali pekerja mereka yang ada pada tahun 2025 sampai 2030 agar dapat bekerja lebih baik bersama AI.

Baca juga: Ritel Penting Manfaatkan AI, Data Jadi Kunci

Ilustrasishutterstock Ilustrasi

 

"Kemajuan dalam AI dan energi terbarukan sedang membentuk kembali pasar (tenaga kerja), mendorong peningkatan permintaan untuk banyak teknologi atau peran spesialis sambil mendorong penurunan untuk yang lain, seperti desainer grafis," kata WEF dalam siaran persnya.

Saadia Zahidi, direktur pelaksana WEF menyoroti peran AI generatif atau generative AI dalam membentuk kembali industri dan tugas di semua sektor.

Teknologi tersebut dapat membuat teks, gambar, dan konten asli lainnya sebagai respons terhadap permintaan dari pengguna.

Petugas layanan pos, sekretaris eksekutif, dan petugas penggajian termasuk di antara pekerjaan yang diperkirakan akan mengalami penurunan jumlah tercepat oleh para pemberi kerja di tahun-tahun mendatang, baik karena AI maupun tren lainnya.

Baca juga: CEO ESB Paparkan Cara AI Ubah Strategi Bisnis FnB, dari Meningkatkan Penjualan hingga Mengakses Permodalan

“Kehadiran desainer grafis dan sekretaris hukum yang berada di luar 10 peran pekerjaan yang paling cepat menurun, prediksi pertama yang tidak terlihat dalam edisi Future of Jobs Report sebelumnya, dapat menggambarkan peningkatan kapasitas GenAI untuk melakukan pekerjaan berbasis pengetahuan,” kata WEF dalam laporannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat