Indonesia Anggota BRICS, Kemenko Perekonomian Yakin Tak Akan Ganggu Proses Aksesi ke OECD
JAKARTA, - Kementerian Koordinator Bidang (Kemenko) Perekonomian memastikan keanggotaan Indonesia di BRICS tidak akan mengganggu proses aksesi Indonesia ke OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, BRICS dan OECD merupakan dua forum internasional yang berbeda namun saling melengkapi, dan keduanya memberikan keuntungan bagi Indonesia.
"(BRICS dan OECD) ini hal yang berbeda, saling melengkapi. Dari sisi manfaat, sama-sama melengkapi untuk kepentingan nasional kita di forum-forum internasional," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (10/1/2025) malam.
Baca juga: Apa Peluang, Manfaat, dan Tantangan Indonesia Jadi Anggota BRICS?
Pria yang akrab disapa Susi itu menjelaskan, manfaat dari keanggotaan BRICS meliputi memperluas kerja sama internasional, memperluas pasar, dan membuka hubungan dengan negara-negara besar.
Sedangkan manfaat dari aksesi OECD lebih berfokus pada standar internasional, terutama dalam hal kepatuhan terhadap standar teknis dan regulasi internasional.
"Jadi melengkapi itu. Jalan semuanya," tegasnya.
Susi memastikan, saat ini proses aksesi Indonesia ke OECD tetap berjalan dan pemerintah tengah berupaya menyelesaikan Initial Memorandum yang ditargetkan rampung pada Kuartal I 2025.
"Prosesnya kan tetap (berjalan). Kita dalam tahapan menyelesaikan Initial Memorandum, ada 26 komite yang semua kementerian lembaga ada di situ untuk memenuhi yang 200 sekian standar, itu jalan terus prosesnya," ungkapnya.
Mengutip laman oecd.ekon.go.id, Initial Memorandum merupakan self-assessment keselarasan peraturan, kebijakan, dan praktik Indonesia dengan instrumen-instrumen OECD yang relevan.
"Kalau OECD kan skemanya memang melalui pembahasan teknis Initial Memorandum masing-masing sektor kementeriannya. Nanti di ases dari OECD Paris, itu prosesnya terus jalan. Mudah-mudahan di Kuartal I Initial Memorandumnya selesai," tuturnya.
Setelah selesai dikembangkan, Initial Memorandum ini akan dievaluasi secara mendalam oleh Sekretariat serta komite teknis OECD.
Kemudian setiap komite akan memberikan opini formal, yang akan menjadi dasar keputusan final Dewan OECD tentang keanggotaan Indonesia.
Pemerintah Indonesia berharap dapat menyelesaikan proses aksesi OECD ini secepat mungkin, dengan target penyelesaian pada tahun 2027.
Adapun proses aksesi Indonesia ke OECD dimulai sejak 20 Februari 2024.
Sebelumnya, Indonesia diakui secara resmi sebagai anggota penuh BRICS. Hal ini disampaikan Brasil, yang merupakan ketua kelompok negara-negara berkembang dengan perekonomian besar di dunia tersebut, pada Senin (6/1/2025) waktu setempat.
Terkini Lainnya
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- Peserta Lolos CPNS 2024 Wajib Isi Daftar Riwayat Hidup, Ini Caranya
- IHSG dan Rupiah Lesu di Pembukaan Awal Pekan
- Cek Harga Emas Antam 13 Januari 2025
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 13 Januari 2025 di Pegadaian
- Patra Jasa Gelar Makan Bergizi Gratis untuk Siswa SD di Bogor
- Harga Bahan Pokok Senin 13 Januari 2025, Harga Daging Ayam Ras dan Kedelai Biji Kering (Impor) Naik
- Cara Lapor SPT Tahunan 2024, Ini Panduannya
- Harga Emas Melonjak Imbas Ketidakpastian Kebijakan Trump
- [POPULER MONEY] Manajemen PIK 2 Buka Suara soal Pagar Laut | Lowongan Kerja ODP BTN
- Lowongan Kerja ODP BTN 2025, Ini Kualifikasi dan Cara Daftarnya
- IHSG Bakal Terkoreksi? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Wall Street Catat Koreksi Akhir Pekan Lalu
- Apa Itu SBN? Ini Pengertian, Jenis, dan Keuntungannya
- Harga Emas Antam Melesat Rp 13.000 Jelang Akhir Pekan, Simak Rincian per 11 Januari 2025
- Harga Emas di Pegadaian Terbaru Hari Ini 11 Januari 2025
- Bahan Pokok Sabtu 11 Januari 2025: Mayoritas Harga Mengalami Penurunan
- Pemerintah Kembali Terbitkan SBN 2025, Ini Jadwal Penawarannya