Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar

JAKARTA, - PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1/2025). OBAT menjadi emiten ketujuh yang tercatat di pasar modal pada 2025.
Pada awal sesi, saham OBAT naik 21,71 persen ke level 426 per saham pada pukul 09.02 WIB. Harga penawaran perdana saham dipatok Rp 350 per saham, dengan kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga 40 kali selama masa penawaran lima hari bursa.
Direktur Utama Brigit Biofarmaka Teknologi, Is Heriyanto, menyatakan IPO ini berhasil menggalang dana Rp 59,5 miliar.
"Seluruh dana IPO dialokasikan untuk modal kerja guna mendukung pertumbuhan penjualan produk," ujarnya dalam seremoni pencatatan saham perdana.
Baca juga: CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
Dana hasil IPO digunakan untuk pembelian bahan baku, peningkatan produksi, dan pengembangan pemasaran. OBAT melepas 170 juta lembar saham ke publik, setara 28,33 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Pada 2024, OBAT mencatatkan penjualan Rp 100 miliar dan laba bersih lebih dari Rp 30 miliar, meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Saat IPO, rasio harga terhadap laba (PER) berada di bawah 8 kali.
Dalam lima tahun terakhir, OBAT telah membagikan dividen sebesar Rp 40 miliar kepada pemegang saham.
"Pembagian dividen ini menunjukkan komitmen kami untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham," kata Heriyanto.
Baca juga: Saham Emiten EBT Hero Global HGII Naik 29 Persen Usai IPO
Jaringan distribusi OBAT telah bertransformasi dengan penjualan daring, menghasilkan profit margin yang optimal. Perseroan juga memanfaatkan peluang dari program makan bergizi gratis pemerintah.
Produk susu spirulina dan neoalgae spirulina yang dikembangkan OBAT menjadi bagian dari program ini, meningkatkan potensi penjualan perseroan.
Bersamaan dengan IPO, OBAT menerbitkan waran seri I sebanyak 85 juta lembar atau 19,77 persen dari total saham yang ditempatkan dan disetor.
Harga pelaksanaan waran Rp 350 per lembar, dengan periode konversi menjadi saham dari 9 Juli 2025 hingga 8 Januari 2026. Total dana dari pelaksanaan waran mencapai Rp 29,75 miliar.
Strategi ini menempatkan OBAT dalam posisi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Terkini Lainnya
- Tak Hanya dari Bisnis, Ini 6 Sumber "Passive Income" yang Menjanjikan
- Efisiensi Anggaran, Apa Dampaknya ke Perbankan?
- Bapanas Klaim Bulog Mampu hingga 10.000 Ton Beras Setiap Hari
- Ojol soal THR: Harapan Kami untuk Menambah Kesejahteraan...
- Airlangga Sebut Malaysia, Thailand, dan Vietnam Juga Berlakukan DHE SDA
- DPR Setujui RUU Minerba Dibawa ke Paripurna, Ada Aturan untuk Ormas dan Kampus
- KAI Bandara Buka Lowongan Kerja dan Magang untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya
- Bahlil: Kampus Tak Diberi Izin Kelola Tambang demi Jaga Independensi
- Menjelang Ramadhan, Impor Kurma Naik Jadi 16.430 Ton
- Ada Momen Dua Hari Besar, Menhub Dudy Rekomendasikan WFA Mulai 24 Maret 2025
- Jelang Ramadhan, Stok Beras Nasional Diklaim Aman untuk Hadapi Berbagai Situasi
- Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor Dapat Tambah Devisa hingga 80 Miliar Dollar AS
- Perdagangan Karbon Bantu Pemerintah Capai Target NZE 2060
- Kasus Sewa Gedung Kantor, Bukalapak Ajukan PKPU terhadap Harmas Jalesveva
- Menemukan Solusi "Win-Win" dalam Polemik THR bagi Pengemudi Ojek Ojol
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- IHSG dan Rupiah Lesu di Pembukaan Awal Pekan