3 Strategi Bitget untuk Dongkrak Perdagangan Kripto pada 2025

JAKARTA, - Exchange mata uang kipto Bitget menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan perdagangan kripto pada tahun 2025.
CEO Bitget Gracy Chen mengatakan, pada tahun 2024, industri mata uang kripto menyaksikan pencapaian penting, termasuk persetujuan ETF spot Bitcoin dan Ethereum, kenaikan harga bitcoin yang melampaui 100.000 dollar AS, dan peningkatan adopsi global yang dipicu oleh kebijakan yang ramah terhadap kripto.
"Dalam lingkungan yang dinamis ini, Bitget mencapai pertumbuhan yang luar biasa, menjangkau lebih dari 45 juta pengguna di seluruh dunia dan memperkuat posisinya di antara exchange-exchange terkemuka," tutur Chen dalam keterangan tertulis, Selasa (14/1/2025).
Baca juga: OJK Siapkan Aturan Baru untuk Pengawasan Aset Kripto dan Derivatif Keuangan
PIXABAY/PHOTOSPIRIT Ilustrasi aset kripto, kripto.
Chen menjelaskan, ke depannya, strategi Bitget untuk tahun 2025 berfokus pada tiga pilar, yakni layanan institusional dan VIP, ekosistem BGB dan PayFi, serta peningkatan keamanan dan kepatuhan.
"Bitget bertujuan untuk menarik klien institusional seperti market maker, manajer aset, dan pialang dengan menawarkan alat perdagangan canggih, biaya yang lebih rendah, dan produk keuangan yang disesuaikan seperti layanan OTC dan opsi pinjaman," terang Chen.
Fitur-fitur seperti akun terpadu, yang menyederhanakan manajemen modal untuk perdagangan spot dan futures, dan dasbor data khusus untuk wawasan portofolio real-time diatur untuk meningkatkan pengalaman pengguna lebih lanjut.
Chen menuturkan, pihaknya juga akan melakukan ekspansi ekosistem BGB dan PayFi. BGB akan memainkan peran sentral dalam strategi 2025 Bitget, dengan rencana untuk mengintegrasikan token ke dalam ekosistem DeFi dan skenario pembayaran offline.
Baca juga: Aset Kripto dan Derivatif Kini di Bawah OJK dan BI, Apa Dampaknya?
Melalui kemitraan dengan platform DeFi terkemuka, pengguna akan dapat staking BGB untuk mendapatkan hadiah atau menggunakannya sebagai agunan untuk pinjaman.
Terkini Lainnya
- Tiket Kereta Laris untuk Mudik Lebaran, KAI: Beberapa Rute Sudah Penuh
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Asosiasi Pabrik Rokok Tolak PP 28 Tahun 2024 dan Aturan Turunannya
- OJK Dorong Perusahaan Properti IPO untuk Dukung Program 3 Juta Rumah
- HPP Baru Akan Berlaku Besok, Ini Syarat Gabah yang Diserap Bulog
- Ekspor Durian Indonesia Jauh Tertinggal dari Vietnam
- Kemenperin Usulkan Berbagai Insentif untuk Dongkrak Industri Otomotif