Mobil dan Truk dari China Bakal Dilarang Masuk AS

JAKARTA, –Pemerintah Amerika Serikat segera memfinalisasi aturan yang melarang hampir seluruh mobil dan truk China memasuki pasarnya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya menindak perangkat lunak dan perangkat keras kendaraan dari China.
Langkah terbaru Washington ini terjadi setelah Departemen Perdagangan AS bulan ini mempertimbangkan larangan serupa terhadap drone buatan China, menyusul kenaikan tajam tarif impor kendaraan listrik dari negara tersebut tahun lalu.
"Ini sangat penting karena kita tidak ingin dua juta mobil Cina di jalan, lalu menyadari ada ancaman," kata Menteri Perdagangan Gina Raimondo kepada Reuters, mengutip kekhawatiran keamanan nasional.
Baca juga: Risiko Perang Dagang, Saham Berdividen Tinggi Jadi Pilihan Investasi
Pada September 2024, Departemen Perdagangan mengusulkan larangan luas terhadap perangkat lunak dan perangkat keras utama dari China pada kendaraan yang terhubung di jalanan AS.
Larangan perangkat lunak akan berlaku mulai tahun model 2027, sedangkan larangan perangkat keras mulai 2029. Aturan tersebut juga melarang perusahaan otomotif Cina menguji mobil swakemudi di jalan-jalan AS.
Aturan ini juga mencakup kendaraan dan komponen dari Rusia.
Dalam aturan final, Departemen Perdagangan AS membuat beberapa perubahan, seperti memberikan pengecualian untuk kendaraan dengan berat lebih dari 10.000 pon atau 5.000 kilogram.
Hal ini memungkinkan BYD, perusahaan China, tetap merakit bus listrik di California.
Pada Senin, departemen itu mengumumkan rencana untuk mengusulkan aturan tambahan yang melarang perangkat lunak dan perangkat keras China pada kendaraan komersial yang lebih besar, termasuk truk dan bus. Keputusan akhir akan ditentukan oleh administrasi Trump yang akan datang.
Baca juga: Perang Dagang Efek Trump, Indonesia Disebut Punya Daya Tawar karena...
Dalam perubahan kebijakan, aturan tersebut tidak akan mencakup perangkat lunak Cina yang dikembangkan sebelum aturan baru berlaku, selama perangkat lunak tersebut tidak dikelola oleh perusahaan Cina.
Hal ini memungkinkan General Motors (GM) dan Ford tetap dapat mengimpor beberapa kendaraan buatan Cina untuk pasar AS, menurut seorang pejabat senior.
Terkini Lainnya
- Gangguan Operasional Kalayang Bandara Soetta, Pengelola Tambah Jumlah Bus
- Perusahaan RI-Korea Selatan Kerja Sama di Bidang Energi dan Investasi
- 44.502 WNA Gunakan Layanan KA Jarak Jauh pada Januari 2025, Naik 26,06 Persen
- Modal Rp 1 Juta Bisa Investasi ORI027, Simak Cara Belinya
- KUR BSI 2025: Jenis, Limit, dan Cara Pengajuannya
- Cara Membuka Blokir BRImo tanpa Harus ke Bank, Simak Panduannya!
- Antusiasme Wisatawan Asing Gunakan Kereta Api di Indonesia Meningkat
- Gandeng BPJPH, BSI Bakal Dorong Percepatan Sertifikasi Halal
- Jadwal KRL Solo - Jogja (PP) pada 17-20 Februari 2025
- BRI Catat Penyaluran KUR Tembus Rp 184,98 Triliun Per 2024
- Berapa Biaya Pasang Listrik Baru PLN Prabayar 2025? Berikut Daftarnya
- Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 3,56 Triliun Sepanjang 2024
- Lebih dari 290.000 Tiket Kereta Lebaran 2025 dari Jakarta Terjual, Ini Rinciannya
- IHSG Turun 1,54 Persen Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 11,40 Triliun
- Gandeng Deperindo, Askrindo Beri Perlindungan Asuransi Kebakaran
- 3 Strategi Bitget untuk Dongkrak Perdagangan Kripto pada 2025
- Asosiasi Pabrik Rokok Tolak PP 28 Tahun 2024 dan Aturan Turunannya
- OJK Dorong Perusahaan Properti IPO untuk Dukung Program 3 Juta Rumah
- HPP Baru Akan Berlaku Besok, Ini Syarat Gabah yang Diserap Bulog
- Ekspor Durian Indonesia Jauh Tertinggal dari Vietnam