pattonfanatic.com

BI: Penurunan BI Rate Jadi 5,75 Persen untuk Dorong Pertumbuhan Domestik

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) dan Dewan Gubernur BI lainnya saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2024 di Gedung BI, Jakarta, Selasa (15/1/2025).
Lihat Foto

JAKARTA, - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,75 persen adalah untuk mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan di dalam negeri.

"This is the timing untuk menurunkan suku bunga, supaya bisa menciptakan growth story yang lebih baik," kata Perry dalam konferensi pers hasil konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Januari 2025 di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Ia menyebutkan keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen, terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalam sasarannya, dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Turun Jadi 5,75 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024)./DIAN ERIKA Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Namun, Perry juga menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga, khususnya menengah ke bawah, masih rendah berdasarkan ekspektasi konsumen. Kemudian, ekspektasi mengenai penghasilan dan lapangan kerja juga masih belum kuat.

"Demikian juga untuk investasi. Ekspor yang ada risiko rendah, konsumsi yang memang belum kuat, dan ini mendorong kenapa kebutuhan investasi dari perusahaan juga belum kuat. Inilah yang kemudian kita memutuskan BI Rate supaya mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan," jelas Perry.

Ke depan, kata Perry, BI juga akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan nilai tukar yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional.

Dari sisi global, ia mengamini bahwa ketidakpastian global masih berlangsung. Meski begitu, arah kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat yang berdampak terhadap imbal hasil US Treasury.

Baca juga: Rupiah Masih Tertekan, Suku Bunga BI Diperkirakan Tetap 6 Persen

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat