pattonfanatic.com

Serikat Pekerja eFishery Sudah Bersiap Hadapi Kemungkinan PHK Massal

Logo eFishery.
Lihat Foto

JAKARTA, - Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN), yang dikenal sebagai eFishery, sudah bersiap menghadapi kemungkinan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Namun, hingga kini belum ada informasi yang diterima serikat pekerja dari perusahaan soal pengurangan jumlah karyawan.

"Per hari ini belum ada informasi terkait hal tersebut (PHK)," kata Sekretaris Jenderal SPMTN Risyad Azhary, Jumat (17/1/2025).

Risyad mengatakan, manajemen eFishery sudah menghubungi serikat pekerja untuk membahas komitmen perusahaan di tengah situasi saat ini.

"Belum ada dialog, tapi sudah ada pihak dari manajemen yang menghubungi," tambahnya.

Baca juga: Karyawan eFishery Bentuk Serikat Pekerja, Siap Bantu Hadapi PHK sampai Restrukturisasi

SPMTN baru terbentuk pada 13 Januari 2025. Risyad menjelaskan, serikat ini didirikan karena kesadaran untuk berserikat, mengingat perusahaan teknologi sebelumnya tidak memiliki organisasi seperti ini.

"Menurut kami sudah waktunya pekerja di bidang atau sektor teknologi berhimpun dan berserikat sehingga dapat saling jaga dan menguatkan," ujarnya.

Dalam keterangan resmi, SPMTN berkomitmen menjadi mitra positif bagi manajemen eFishery. Fokus utamanya adalah advokasi hak pekerja, baik kontrak maupun tetap, untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

SPMTN sedang mempersiapkan kongres pertama dan sosialisasi untuk memperkuat organisasi.

Mereka juga bekerja sama dengan manajemen menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang adil.

Baca juga: Investor Sebut Dugaan Fraud eFishery Merusak Komunitas Startup

Serikat ini juga siap menghadapi tantangan seperti PHK dan restrukturisasi dengan pendekatan konstruktif sesuai hukum. Komitmen SPMTN adalah keadilan dan transparansi di perusahaan.

Sebelumnya, Gibran Huzaifah resmi dicopot dari posisi Chief Executive Officer (CEO) eFishery. Pencopotan ini terkait investigasi investor terhadap dugaan penyalahgunaan finansial di perusahaan. Gibran disebut-sebut terlibat dalam dugaan penggelapan dana.

Selain Gibran, Chrisna Aditya yang menjabat Chief of Product Officer (CPO) juga mengalami penangguhan jabatan selama investigasi berlangsung. Chrisna kemudian melepaskan jabatan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat