pattonfanatic.com

10 Juta Orang Kaya Belanja di Luar Negeri, RI Kehilangan Rp 324 Triliun

Ilustrasi belanja. Kini ada istilah selain YOLO, yakni YONO (You Only Need One)
Lihat Foto

JAKARTA, - Indonesia kehilangan potensi ekonomi sebesar Rp 324 triliun akibat belanja 10 juta orang kaya di luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sekitar 10 juta warga Indonesia bepergian ke luar negeri dan berpotensi menghabiskan uang di sana.

"Kita hitung kalau belanja itu katakanlah yang paling konservatif 2.000 dollar AS ya. Jadi itu kira-kira Rp 324 triliun," kata Airlangga, Jumat (17/1/2024).

Baca juga: Pajak Karbon dan Pajak Orang Kaya, Alternatif Tambal Penerimaan Negara

Ia mengakui sebagian barang di luar negeri lebih murah dibandingkan dalam negeri. Hal ini membuat orang kaya lebih tertarik berbelanja di luar negeri.

Harga barang impor di Indonesia lebih tinggi karena dikenakan berbagai pungutan pajak. Bea masuk, pajak penghasilan (PPh), dan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi penyebab utamanya.

"Jadi dibandingkan misalnya dengan Singapura, (pungutan pajak) itu kan enggak ada. Jadi secara otomatis barang di kita itu lebih mahal daripada di tempat lain," ujarnya.

Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Airlangga menjelaskan, perilaku belanja 10 juta orang kaya di luar negeri menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, potensi daya beli yang besar tidak dimanfaatkan di dalam negeri.

“Persoalan kita cuma satu, yaitu tier 1, sekitar 10 juta orang yang belanjanya tidak di Indonesia. Padahal, daya beli mereka sangat besar sehingga ini (pertumbuhan ekonomi) tidak optimal,” ungkapnya, Rabu (15/1/2025).

Baca juga: Kala Pemerintah Mau Ampuni Pajak Orang Kaya dan Tekan Masyarakat Menengah dengan Kenaikan PPN...

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri mencapai 4,95 persen pada kuartal III-2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Thailand dan Korea Selatan.

Indikator sektor riil juga menunjukkan tren positif. PMI Manufaktur berada di level ekspansif 51,2 yang didorong permintaan domestik, optimisme konsumen, dan pertumbuhan Indeks Penjualan Riil.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat