Mengungkap Peran Perusahaan Asing dalam Proyek Coretax Rp 1,3 Triliun

JAKARTA, – Proyek modernisasi sistem administrasi perpajakan yang dikenal dengan nama Coretax terus menjadi sorotan.
Program yang dikelola Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan ini menuai berbagai kritik dari kalangan Wajib Pajak, terutama terkait kerumitan sistem baru yang diperkenalkan.
Proyek ini melibatkan sejumlah perusahaan asing ternama, sebagaimana terungkap dari proses tender yang dilakukan.
Baca juga: Menko Airlangga Tegaskan PSN di PIK 2 Hanya untuk Ekowisata Tropical Coastland
Berdasarkan informasi dari situs DJP, konsorsium LG CNS-Qualysoft resmi terpilih sebagai pemenang tender pengadaan Coretax. Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 1,228 triliun, sudah termasuk pajak.
Pengadaan ini merupakan bagian dari upaya reformasi sistem administrasi perpajakan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2018.
Kolaborasi LG CNS-Qualysoft
LG CNS-Qualysoft, konsorsium yang terdiri dari perusahaan teknologi terkemuka asal Korea Selatan dan Austria, ditunjuk untuk menyediakan solusi Commercial Off The Shelf (COTS).
Teknologi ini diharapkan mampu menggantikan sistem yang telah digunakan DJP sejak 2002, yang kini dinilai sudah usang.
Baca juga: Elnusa Gandeng Pemda Gorontalo untuk Kelancaran Distribusi BBM Jelang Ramadhan
“LG CNS-Qualysoft-Consortium nantinya menyediakan sistem informasi yang akan menggantikan sistem informasi yang selama ini dipakai oleh DJP sejak 2002 dan kini sudah usang,” demikian pernyataan resmi yang dikutip dari situs DJP, Minggu (19/1).
Proses pengadaan ini diawasi oleh PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia sebagai agen pengadaan. Penetapan pemenang tender sendiri berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 549/KMK.03/2020 yang ditandatangani pada 1 Desember 2020.
Peran Deloitte dalam Proyek Coretax
Selain LG CNS-Qualysoft, PT Deloitte Consulting, bagian dari jaringan Deloitte global yang berbasis di Inggris, juga dipercaya menjadi bagian dari proyek besar ini.
Deloitte bertugas memberikan layanan konsultasi Owner’s Agent-Project Management and Quality Assurance.
Baca juga: Pemerintah Mau Bikin Harga Tiket Mudik Murah, Penguasa PO Bus Tunggu Arahan
Dengan nilai kontrak sebesar Rp 110,3 miliar termasuk pajak, Deloitte akan mendukung pengelolaan manajemen proyek, vendor, kontrak, serta memastikan penjaminan kualitas selama pelaksanaan proyek.
Layanan ini dirancang untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan implementasi sistem Coretax di Indonesia.
Langkah Strategis dalam Reformasi Pajak
Proyek Coretax merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam menggenjot reformasi administrasi perpajakan. Dengan mengadopsi teknologi terbaru, diharapkan sistem ini mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan pajak di Indonesia.
Namun, kritik dari Wajib Pajak terkait kerumitan sistem ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi oleh DJP dan para pihak terkait. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada koordinasi yang baik antara pemerintah, konsorsium LG CNS-Qualysoft, dan Deloitte.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Mengenal Perusahaan Asing di Balik Coretax Seharga Rp 1,3 Triliun.
Terkini Lainnya
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Airlangga Klaim Weda Bay Kawasan Industri Logam Paling Efisien di Dunia
- Penerapan Mandatori Bioavtur 3 Persen Ditarget 2026
- Menko Airlangga Tegaskan PSN di PIK 2 Hanya untuk Ekowisata Tropical Coastland
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk SMA-S1, Cek Posisi dan Syaratnya
- Tutup Rute Jakarta-Surabaya, Manajemen BBN Airlines Sebut Lakukan Evaluasi Intens
- Bank Mandiri libatkan Nasabah dalam Pelestarian Lingkungan Melalui Livin’ Planet
- BBN Airlines Tutup Rute Penerbangan Jakarta-Surabaya, Ada Apa?