Riset Core: Ancaman Tarif Trump Bakal Tingkatkan Ekspor ke Indonesia

JAKARTA, - Riset Center of Reform on Economics (Core Indonesia) menyatakan proteksionisme atau ancaman tarif Trump akan memberikan benefit bagi Indonesia khususnya bagi peningkatan ekspor ke AS.
Research Associate Core Indonesia Sahara menjelaskan riset tersebut menggunakan asumsi apabila Trump meningkatkan tarif hingga 60 persen untuk semua impor dari China dan juga meningkatkan tarif hingga 10 persen untuk impor dari negara-negara lainnya.
“Kami melihat dengan asumsi adanya peningkatan tarif 60 persen untuk semua import dari Tiongkok dan tarif global 10 persen untuk semua negara, kami melihat bagi Indonesia sebenarnya bagus, karena maish ada kesempatan untuk meningkatkan ekspor,” ujarnya dalam diskusi Core di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Berdasarkan hasil perhitungannya, dampak ancaman tarif Trump ini akan meningkatkan 0,04 persen ekspor dan meningkatkan investasi.
Baca juga: Usai Pelantikan, Ini Kebijakan Ekonomi Trump yang Harus Dicermati
Lebih rinci dipaparkan Sahara, kebijakan tarif Trump ini akan menurunkan ekspor mayoritas barang dari Indonesia ke AS seperti produk kulit dan pakaian, peralatan listrik, wol, komputer, peralatan transportasi hingga mesin dan pelarutan yang diperlukan.
Sementara komoditas ekspor yang dinilai akan meningkat ke China di antaranya adalah serat nabati, produk kulit, produk farmasi dasar, tekstil, produk kayu, minyak sayur dan lemak, hingga produk logam.
Meski demikian, Sahara menekankan pentingnya untuk memaksimalkan perjanjian perdagangan bebas yang sudah ditandatangani Indonesia oleh sekitar 26 negara untuk memitigasi dampak negatif perang dagang AS-China Jilid II.
“Harapannya begitu sudah dilakukan perjanjian-perjanjian tersebut, itu harus diikuti dengan kenaikan volume perdagangan juga,” katanya.
Baca juga: Wamendag Sebut Tarif Impor Trump Buka Peluang Indonesia Gantikan Peran China
Diberitakan sebelumnya, Presiden terpilih AS, Donald Trump berencana memberlakukan tarif bea masuk impor sebesar 25 persen atas barang-barang impor dari Kanada dan Meksiko.
Sementara itu, untuk barang impor asal China akan dikenai tarif tambahan sebesar 10 persen.
Tak hanya itu, Trump juga berencana mengenakan tarif 100 persen kepada sembilan negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab). Rencana itu akan berlaku apabila BRICS melakukan langkah yang disebut sebagai dedolarisasi.
Terkini Lainnya
- Tiket Kereta Laris untuk Mudik Lebaran, KAI: Beberapa Rute Sudah Penuh
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Pemerintah Siapkan Lahan 1 Juta Hektar Lahan untuk Tanam Jagung di 19 Provinsi
- Trump: Pajak Minimum Global Tak Berpengaruh di AS
- Aturan Ekspor Baru Bisa Tambah Cadangan Devisa 90 Miliar Dollar AS
- Apa Alasan Bunga Pindar Konsumtif Tak Turun Merata?
- Menteri KP Sebut Pelaku Pemasangan Pagar Laut Tangerang Terancam Denda