Menteri Rosan: Hilirisasi Ciptakan Lapangan Kerja Berkualitas

– Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan bahwa hilirisasi industri berperan penting dalam membuka peluang kerja berkualitas di Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam sesi paviliun Indonesia pada ajang World Economic Forum (WEF) 2025 di Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025).
“Tantangan terbesar kami adalah menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Dengan hilirisasi, nilai tambah, dan industrialisasi ini, kami ingin menciptakan lapangan kerja berkualitas untuk Indonesia,” ujar Rosan, dikutip dari Antara.
Baca juga: Maruarar Ungkap di IKN Banyak Groundbreaking tapi Pembangunan Sedikit
Menurut Rosan, bonus demografi Indonesia menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi pemerintah.
Tingginya jumlah penduduk usia produktif dapat menjadi motor penggerak utama menuju visi Indonesia Emas 2045, asalkan pemerintah mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi justru dapat menghambat pencapaian visi tersebut.
Hilirisasi dan Industrialisasi sebagai Solusi
Rosan menegaskan bahwa industrialisasi menjadi kunci dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Dengan memanfaatkan hilirisasi, Indonesia dapat menghasilkan nilai tambah dari sumber daya alam yang diolah di dalam negeri.
Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Tak Lagi Jadi Komisaris Independen Semen Indonesia
Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing ekonomi nasional tetapi juga membuka peluang kerja yang lebih luas.
“Oleh karena itu, industrialisasi diperlukan oleh Indonesia untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama lapangan kerja yang berkualitas,” kata Rosan.
Perkuat Citra Investasi Berkelanjutan
Partisipasi Indonesia dalam WEF 2025, menurut Rosan, bertujuan untuk memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi investasi berkelanjutan.
Paviliun Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menjadi wadah untuk mempromosikan berbagai peluang investasi kepada para pemimpin ekonomi global yang hadir.
Baca juga: Aturan Devisa Hasil Ekspor SDA 100 Persen Selama Setahun Berlaku 1 Maret 2025
Selama ajang yang berlangsung pada 20–24 Januari di Davos tersebut, Rosan juga dijadwalkan bertemu dengan beberapa investor global serta pejabat setingkat menteri dari negara lain.
Pertemuan-pertemuan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi yang selaras dengan visi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
“Kami akan memaksimalkan waktu untuk bertemu sebanyak mungkin investor potensial yang memiliki visi yang sama dengan Indonesia, memajukan investasi berkelanjutan,” ujar Rosan.
Promosi Investasi di Forum Global
Menurut Rosan, WEF 2025 merupakan forum yang strategis untuk mempromosikan peluang-peluang investasi di Indonesia secara lebih luas.
Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia potensinya sebagai salah satu destinasi investasi yang menarik, didukung oleh kebijakan hilirisasi dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan upaya ini, pemerintah berharap dapat menarik lebih banyak investasi asing yang mampu mendukung transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Terkini Lainnya
- Tiket Kereta Laris untuk Mudik Lebaran, KAI: Beberapa Rute Sudah Penuh
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Maruarar Ungkap di IKN Banyak Groundbreaking tapi Pembangunan Sedikit
- Menag Nasaruddin Umar Tak Lagi Jadi Komisaris Independen Semen Indonesia
- BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D4-S1, Simak Kualifikasinya
- Perkuat Layanan Bagi PMI, Mandiri Remittance Bakal Luncurkan "Mandiri Remit"
- Nelayan yang Mengaku Pasang Pagar Laut di Perairan Tangerang Diperiksa