Sambut Pemerintahan Trump, Wall Street Ditutup Menguat

NEW YORK, – Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa (21/1/2025) waktu setempat, dengan sentimen positif dari komentar Presiden AS Donald Trump mengenai perdagangan internasional.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 537,98 poin atau 1,24 persen ke level 44.025,81. Indeks S&P 500 menguat 0,88 persen menjadi 6.049,24. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite naik 0,64 persen ke 19.756,78.
Baca juga: Trump Ingin Rebut Terusan Panama, Ekspor Tekstil RI Terancam
Saham Teknologi dan Perbankan
Saham-saham teknologi besar turut menguat, seperti Amazon dan Nvidia yang masing-masing naik lebih dari 2 persen.
Saham 3M melonjak lebih dari 4 persen setelah melaporkan laba yang melebihi ekspektasi analis.
Namun, saham Apple turun lebih dari 3 persen akibat dua penurunan peringkat Wall Street, yang menekan keuntungan indeks Nasdaq. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, naik sekitar 1,9 persen.
Kebijakan Trump
Presiden Trump menyatakan sedang mempertimbangkan tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada mulai 1 Februari.
Ia juga menyebut kemungkinan mengenakan tarif pada China jika kesepakatan terkait TikTok tidak tercapai.
Namun, Trump tidak mengesahkan kebijakan tarif baru pada hari pertama masa jabatannya, yang dipandang investor sebagai indikasi pendekatan yang lebih lunak dari prediksi sebelumnya.
Baca juga: Riset Core: Ancaman Tarif Trump Bakal Tingkatkan Ekspor ke Indonesia
Investor juga menyoroti seruan Trump untuk pelonggaran regulasi, yang mendukung penguatan saham perbankan sejak pemilihannya pada November lalu.
Saham minyak, saham berkapitalisasi kecil, dan Bitcoin diproyeksikan akan sensitif terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan Trump.
Selain itu, dalam pidato pelantikannya, Trump menyebut periode kedua ini sebagai awal pertumbuhan dan keberhasilan bagi AS.
Pada hari Senin, Trump mengumumkan keadaan darurat energi nasional untuk mendorong produksi bahan bakar fosil.
Wall Street terus memantau langkah-langkah kebijakan selanjutnya yang dapat memengaruhi dinamika pasar global.
Terkini Lainnya
- Bantah Pertamina Jual Bright Elpiji 3 Kg, Bahlil: Ada yang Tidak Nyaman, Kami Mau Tertibkan...
- Tanah Warga Pangandaran Dipasangi Plang Kemenkeu, Begini Duduk Perkaranya
- Mengenal 7 Produk Investasi: Keuntungan, Risiko, dan Tips Memilihnya
- Bahas Skema Pengecer Jadi Sub Pangkalan, Bahlil Gelar Rapat Tertutup Malam Ini
- Perjalanan Katlin Smith Bangun Startup hingga Terjual Rp 12,5 Triliun
- 200 Pegawai Daop 1 Jakarta Turun Langsung jadi Porter, Bentuk Permohonan Maaf atas Keterlambatan KA
- RUU BUMN Bakal Disahkan Besok, Apa Hubungannya dengan Danantara ?
- BRI Microfinance Outlook 2025: Mendorong Keuangan Inklusif, UMKM Jadi Pilar Ekonomi
- Dukung Penyaluran Elpiji 3 Kg Dibatasi, Indef: Agar Tepat Sasaran
- Catat Tanggalnya, Ini Jadwal Penerbitan SBN 2025
- Pertamina Bantah Isu Bright Gas 3 Kg Gantikan Elpiji Subsidi
- Investasi 38 Juta Dollar AS untuk Hilirisasi Tembaga Bisa Serap 253.000 Tenaga Kerja
- Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya
- Impor Daging Sapi dan Daging Kerbau, Bapanas: Tunggu Risalah Rakortas
- Dari Inflasi hingga OPEC+ Bisa Pengaruhi Pergerakan Pasar Saham Pekan Ini
- Bahas Skema Pengecer Jadi Sub Pangkalan, Bahlil Gelar Rapat Tertutup Malam Ini
- RUU BUMN Bakal Disahkan Besok, Apa Hubungannya dengan Danantara ?
- Defisit BPJS Kesehatan: Kebijakan Potongan Premi Asuransi Swasta
- KKP Tegaskan Laut Tidak Bisa Dimiliki, Sertifikat HGB dan SHM di Tangerang Dipertanyakan
- Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor SDA: Perubahan Ketentuan, Target Penerapan, dan Insentif yang Disiapkan
- Pemerintah Siapkan Insentif Pajak untuk Eksportir SDA
- Cara Mudah Top Up GoPay di Aplikasi BYOND by BSI