pattonfanatic.com

Trump Pertimbangkan Tarif 10 Persen untuk China, Berlaku 1 Februari 2025

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan surat ke PBB yang berisi AS keluar dari Paris Agreement (perjanjian iklim), saat pelantikannya di Capital One Area, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Lihat Foto

WASHINGTON, - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan timnya sedang membahas rencana penerapan tarif 10 persen terhadap China. Pungutan ini dapat mulai berlaku pada 1 Februari 2025.

"Kami berbicara tentang tarif sebesar 10 persen terhadap China berdasarkan fakta bahwa mereka mengirim fentanil ke Meksiko dan Kanada," ujar Trump, dikutip dari CNBC, Rabu (22/1/2025).

"Kemungkinan tanggal 1 Februari adalah tanggal yang kita lihat," tambahnya.

Pada saat yang sama, Trump juga mencatat bahwa timnya sedang mempertimbangkan tarif sekitar 25 persen terhadap Meksiko dan Kanada.

Baca juga: Trump Ingin Rebut Terusan Panama, Ekspor Tekstil RI Terancam

Sebelumnya, Trump menyampaikan komentar serupa pada Senin, menyebutkan pungutan terhadap Meksiko dan Kanada bisa berlaku pada awal Februari.

"Kami mempertimbangkan pungutan sebesar 25 persen terhadap Meksiko dan Kanada, karena mereka mengizinkan sejumlah besar orang melintasi perbatasan," kata Trump.

Saat berkampanye pada 2024, Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga 60 persen pada barang-barang China.

Pada November 2024, melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, ia menyerukan tarif tambahan 10 persen terhadap China.

Baca juga: Wamendag Sebut Tarif Impor Trump Buka Peluang Indonesia Gantikan Peran China

Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden AS ke-47 pada Senin (20/1/2025) lalu. Setelah pelantikan, Trump langsung menandatangani beberapa perintah eksekutif.

Salah satunya memberikan pengampunan penuh kepada individu yang terlibat dalam serangan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Ia juga menunda penerapan larangan aplikasi TikTok di AS selama 75 hari dan membentuk Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh Elon Musk.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat