Holding BUMN Danareksa Dukung Pariwisata Nasional lewat Revitalisasi

JAKARTA, - PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa menyatakan memperkuat peran dan kontribusinya untuk mendukung program Asta Cita pemerintah, khususnya dalam pengembangan sektor pariwisata nasional.
Holding BUMN Danareksa melalui PT Nindya Karya telah menyelesaikan sejumlah proyek strategis yang mengubah destinasi wisata Indonesia menjadi daya tarik global dengan mengedepankan standar keamanan tertinggi.
Berbagai destinasi wisata yang direvitalisasi ini tidak hanya akan meningkatkan pengalaman wisatawan, tetapi juga menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal dan menjaga pelestarian budaya.
Baca juga: Kemenkop Data Koperasi yang Bergerak di Sektor Pariwisata
Dokumentasi Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara. Pemandangan Pantai Kampa, Wakatobi.
"Komitmen Holding BUMN Danareksa sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia untuk mendorong promosi pariwisata Indonesia yang berkelas dunia, guna menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berdampak signifikan bagi masyarakat dan negara," kata Direktur Utama Holding BUMN Danareksa Yadi Jaya Ruchandi dalam siaran pers, Rabu (22/1/2025).
Nindya Karya telah menyelesaikan proyek revitalisasi infrastruktur pariwisata yang mengedepankan kualitas dan berkelanjutan diharapkan dapat menyokong upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata global.
Sejumlah revitalisasi destinasi wisata ikonik yang telah diselesaikan oleh Nindya Karya, antara lain sebagai berikut.
Pertama, penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi. Penataan yang meliputi Alun-Alun Merdeka, Sombu Dive, Puncak Toliamba, dan Danau Kapota ini diharapkan menjadikan Wakatobi sebagai pilihan destinasi wisata pulau bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Baca juga: Mengapa Pariwisata RI Kalah dari AS, Jepang, hingga China?
Terkini Lainnya
- Tiket Kereta Laris untuk Mudik Lebaran, KAI: Beberapa Rute Sudah Penuh
- Duduk Perkara Kasus Royalti Agnes Mo Versi LMKN, Masalah Hak Cipta hingga Tuntutan Rp 1,5 Miliar
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Titiek Soeharto soal Pagar Laut: Yang Mengkavling-kavling Laut Tanpa Izin, Segera Ditertibkan
- 10 Provinsi dengan Jumlah PHK Terbanyak 2024
- BNI Perkuat Tata Kelola Perusahaan dan Pemberantasan Korupsi
- ExxonMobil Kucurkan Investasi CCS dan Pabrik Petrokimia Rp 162 Triliun di RI
- Akademisi Sebut 2 Hal Ini Bisa Jadi Kunci Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen