Serikat Pekerja: eFishery Berhenti Beroperasi, Bakal Ada PHK Massal

JAKARTA, - PT Multidaya Teknologi Nusantara, pengelola eFishery, mengalami kondisi krisis yang serius.
Perusahaan ini berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan menghentikan operasional pada Februari 2025.
Kabar ini mencuat setelah aksi unjuk rasa yang digelar oleh Serikat Pekerja PT Multidaya Teknologi Nusantara (SPMTN) pada hari ini, Kamis (23/1/2025).
Baca juga: Fraud eFishery, Mengapa Investor Besar Bisa Tertipu?
Dalam aksi tersebut, para pekerja mengungkapkan keresahan mereka terkait dampak penutupan perusahaan terhadap ekosistem eFishery.
"Operasional di lapangan telah berhenti, yang mengakibatkan dampak besar terhadap para pembudidaya, petambak, dan konsumen dalam ekosistem eFishery," ungkap SPMTN dalam keterangan tertulisnya.
Banyak pembudidaya kini kesulitan mendapatkan pakan dan terjebak dalam masalah keuangan akibat terganggunya arus kas.
Rencana PHK massal ini diduga dilakukan untuk menghindari kewajiban pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan.
"Kami menuntut agar perusahaan membatalkan rencana PHK massal dan melakukan peninjauan kembali terhadap lini bisnis yang bisa dikembangkan," tegas SPMTN.
Selain itu, serikat pekerja juga meminta manajemen perusahaan untuk memberikan klarifikasi resmi terkait isu fraud yang beredar. Salah satu pemilik saham perusahaan telah menyampaikan adanya dugaan fraud sistematis di dalam perusahaan.
"Mayoritas pekerja di eFishery memiliki integritas dan kapabilitas di bidangnya," jelas mereka.
Baca juga: Patrick Walujo soal Fraud eFishery: Benar-benar Memalukan
SPMTN berharap agar perusahaan dapat segera menanggapi tuntutan ini demi kesejahteraan bersama dan kelangsungan ekosistem eFishery.
"Kami mendesak perusahaan untuk menjalankan kembali operasional bisnis guna memastikan keberlanjutan bisnis serta dampak para pembudidaya dan petambak di masa mendatang," tutup mereka.
Terkini Lainnya
- [POPULER MONEY] Apakah Sisa Token Listrik Akan Hangus Usai Diskon Berakhir? | Layanan Kalayang Bandara Soetta Gangguan
- TKDN hingga 90 Persen, BTN Dorong Inovasi di Sektor Perumahan
- Emiten Ritel Tuai Berkah Saat Ramadan dan Lebaran, Ini Rekomendasi Sahamnya
- Gangguan Operasional Kalayang Bandara Soetta, Pengelola Tambah Jumlah Bus
- Perusahaan RI-Korea Selatan Kerja Sama di Bidang Energi dan Investasi
- 44.502 WNA Gunakan Layanan KA Jarak Jauh pada Januari 2025, Naik 26,06 Persen
- Modal Rp 1 Juta Bisa Investasi ORI027, Simak Cara Belinya
- KUR BSI 2025: Jenis, Limit, dan Cara Pengajuannya
- Cara Membuka Blokir BRImo tanpa Harus ke Bank, Simak Panduannya!
- Antusiasme Wisatawan Asing Gunakan Kereta Api di Indonesia Meningkat
- Gandeng BPJPH, BSI Bakal Dorong Percepatan Sertifikasi Halal
- Jadwal KRL Solo - Jogja (PP) pada 17-20 Februari 2025
- BRI Catat Penyaluran KUR Tembus Rp 184,98 Triliun Per 2024
- Berapa Biaya Pasang Listrik Baru PLN Prabayar 2025? Berikut Daftarnya
- Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 3,56 Triliun Sepanjang 2024
- Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa Berhasilkan Kumpulkan Dana Rp 379,2 Miliar
- Bos BCA Beberkan Dampak Revisi Aturan DHE SDA ke Bisnis Valas
- Menhub Targetkan Maskapai Fly Jaya Beroperasi Sebelum Lebaran Tahun Ini
- Titiek Soeharto: Biaya Bongkar Pagar Laut Besar, Harus Diganti Pihak yang Bersalah...
- Investasi Energi Hijau di Kepri dan Kendal, Singapura Dapat Bebas Sewa Lahan 5 Tahun