Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Bakal Stagnan di 5 Persen

JAKARTA, - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024 hanya mencapai 5 persen, stagnan dibanding realisasi 2023 yang sebesar 5,03 persen.
Angka ini lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar 5,2 persen.
"Ekonomi Indonesia kami perkirakan akan tumbuh 5 persen year on year (yoy) untuk keseluruhan tahun 2024," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pendapatan Masyarakat Harus Naik 60 Persen
Secara rinci, pertumbuhan ekonomi 2024 tercatat sebesar 5,11 persen pada Kuartal I, 5,05 persen pada Kuartal II, dan 4,95 persen pada Kuartal III.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2024 masih menunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Sri Mulyani tetap optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir 2024 akan terjaga.
Ia menilai beberapa faktor seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di November 2024, serta libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), akan menjadi pendorong utama.
"Di Triwulan Keempat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap terjaga ditopang oleh kenaikan investasi, terjaganya konsumsi rumah tangga, dan belanja pemerintah pada akhir tahun," jelasnya.
Baca juga: BRI: Penurunan BI Rate Dukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Dari sisi neraca perdagangan, Indonesia mencatatkan surplus sebesar 31,04 miliar dollar AS sepanjang 2024.
Pada saat yang sama, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Kuartal IV 2024 meningkat ke zona ekspansif, mencapai 51,58 persen.
Terkait proyeksi 2025, Sri Mulyani menyebut pemerintah masih mengikuti target pertumbuhan ekonomi yang tercantum dalam APBN 2025 sebesar 5,2 persen.
Terkini Lainnya
- Realisasi Investasi Kendal Capai Rp 14,2 Triliun, KEK Jadi Magnet Investor
- Kenapa Dana Darurat Wajib Dipersiapkan? Ini Manfaat dan Cara Mengelolanya
- Gappri Sebut PP 28 Tahun 2024 Bisa Ancam Kedaulatan Ekonomi, Mengapa?
- Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Online dan Offline Tanpa Paklaring
- Dirut Telkom: AI Bisa Dukung UMKM dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- MAKN Bakal Bentuk Bidang Hilirisasi Tanah Adat untuk Bantu Ketahanan Pangan
- Perkuat Digitalisasi, BNI dan Astra Credit Companies Jalin Kerja Sama Layanan Autopay
- Simak Rincian 56 Industri Padat Karya yang Karyawannya Dapat Insentif PPh Pasal 21 DTP
- RI Upayakan Perluas Variasi Produk Ekspor ke Jepang
- PLN IP Target Kapasitas Listrik EBT Tambah 2,4 GWh hingga 2035
- BUMI Dukung Transisi Energi Berkelanjutan dengan Efisiensi dan Inovasi
- China Disebut Khawatirkan Produk Baja Asal Indonesia, Mengapa ?
- Trump Mundur dari Kesepakatan, Pemerintah Beri Sinyal Batal Terapkan Pajak Minimum Global 15 Persen
- Airlangga Klaim Weda Bay Kawasan Industri Logam Paling Efisien di Dunia
- Penerapan Mandatori Bioavtur 3 Persen Ditarget 2026
- BUMN Sucofindo Buka Lowongan Kerja hingga 30 Januari 2025, Ini Persyaratannya
- Bulog dan PT RNI Teken MoU untuk Pengelolaan Pergudangan dan Digitalisasi Logistik
- Hilirisasi dan CPO Jadi Motor Pertumbuhan Kredit Korporasi BCA 2024
- Pelindo Terminal Petikemas Pastikan Pelayanan Berjalan Normal saat Libur Isra Miraj dan Imlek
- Bank DBS Gelar Forum Strategi Investasi, Dorong Penguatan Relasi Indonesia-Taiwan