Gencatan Senjata di Gaza Dinilai Dinginkan Gejolak Ekonomi, tapi…

JAKARTA, - Ekonom Center of Macroeconomics & Finance Indef, Abdul Manap Pulungan menilai, gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina dan sekitarnya akan mendinginkan gejolak ekonomi.
Namun, hal itu hanya sementara dan belum bisa memulihkan ekonomi dunia yang masih rapuh.
Diketahui, gencatan senjata Gaza dimulai pada Minggu (19/1/2025). Gencatan senjata ini untuk mengakhiri perang di Gaza selama lebih dari 15 bulan.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Bakal Stagnan di 5 Persen

"Gencatan senjata sedikit mendinginkan gejolak ekonomi global. Namun, pasca-pandemi, terdapat persoalan kronis di sektor ketenagakerjaan dan investasi, apalagi pengangguran dunia sangat tinggi, dan investasi kini dihadapkan pada tingginya suku bunga kredit,” kata Abdul dalam keterangan tertulis yang diterima , Sabtu (25/1/2025).
Dana Moneter Internasional atau IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2025 mencapai 3,3 persen.
Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonimi dua negara adidaya, Amerika Serikat dan China, diproyeksikan melambat masing-masing menjadi 2,7 persen dan 4,6 persen.
Abdul menilai gejolak geopolitik dinilai masih menjadi tantangan besar bagi perekonomian dunia.
Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Pendapatan Masyarakat Harus Naik 60 Persen
Ketegangan antara AS, China, Rusia, Uni Eropa, ditambah dengan konflik-konflik lain seperti Korea Selatan-Korea Utara, semakin memperburuk ketidakpastian global.
“Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakpastian global semakin tinggi," kata Abdul.
Di tengah situasi ekonomi seperti ini, Abdul menyebutkan sektor-sektor ekonomi yang diuntungkan. Pertama, sektor yang connect langsung dengan ekonomi global seperti pertanian dan komoditas. Kedua, sektor ekonomi hijau.
“Indonesia perlu memanfaatkan potensi sektor-sektor tersebut di tengah progres hilirisasi yang telah dilakukan agar mendapatkan nilai tambah yang lebih optimal,” kata Abdul.
Terkini Lainnya
- Cara Mengatasi Lupa EFIN untuk Wajib Pajak, Bisa Online dari HP
- Dukung Distribusi BBM, HUMI Tambah Kapal Tanker
- Sebut Para Youtuber Takuti Investor Saham, Bos BRI: Bisa Kita "Counter" dengan Fundamental
- Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Dibuka, Begini Cara Daftar dan Syaratnya
- RI, Malaysia, dan Thailand Sepakati Harmonisasi Penggunaan Mata Uang Lokal
- Bahlil Tegaskan Izin Kelola Tambang Diberikan untuk UKM Daerah
- KKP Musnahkan Puluhan Ikan Predator Milik Toko Ikan Hias di Jakarta
- Agar Dompet Aman, Begini Cara Kelola Keuangan Selama Ramadhan
- Tak Hanya dari Bisnis, Ini 6 Sumber "Passive Income" yang Menjanjikan
- Efisiensi Anggaran, Apa Dampaknya ke Perbankan?
- Bapanas Klaim Bulog Mampu Serap hingga 10.000 Ton Beras Setiap Hari
- Ojol soal THR: Harapan Kami untuk Menambah Kesejahteraan...
- Airlangga Sebut Malaysia, Thailand, dan Vietnam Juga Berlakukan DHE SDA
- DPR Setujui RUU Minerba Dibawa ke Paripurna, Ada Aturan untuk Ormas dan Kampus
- KAI Bandara Buka Lowongan Kerja dan Magang untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya
- Long Weekend, KAI Sediakan 1,3 Juta Tiket dan 16 KA Tambahan
- Mendag Sebut Modus “Bundling” MinyaKita Sudah Tidak Ada
- Jadwal KA Gunung Jati Rute Gambir-Cirebon-Semarang (PP) dan Harga Tiketnya
- Gaji UMR Siantar 2025 dan 32 Daerah Lain di Sumut
- Harga Bahan Pokok 25 Januari 2025: Harga Beras, Bawang, dan Cabai Turun