pattonfanatic.com

"Curhat" Pedagang Bunga Pasar Rawa Belong, Si Sedap Malam Tak Lagi Laris di Tahun Imlek Shio Ular Kayu

Gafar salah satu pedagang bunga sedap malam di Pasar Rawa Belong sedang menyusun bunga, Selasa (28/1/2025).
Lihat Foto

JAKARTA, - Meski terlihat ramai pengunjung Pasar Bunga Rawa Belong berseliweran, ternyata tak menandakan para pedagang bunga kebanjiran orderan. Padahal, pasar bunga Rawa Belong yang berdiri sejak zaman kolonial ini punya predikat pasar bunga terbesar di Asia Tenggara, dikutip dari laman resmi Enjoy Jakarta, Rabu (24/1/2024). 

Pemandangan bak "lautan" bunga adalah pemandangan sehari-hari di sini. Tak heran jika pasar ini "digadang" bakal ramai pada hari-hari spesial seperti Imlek atau valentine, selain untuk kebutuhan pernikahan dan sebagainya.

Nah, jelang Imlek atau tahun baru China, yang paling banyak "diburu" keturunan etnis Tionghoa yang merayakannya adalah bunga sedap malam. Bunga sedap malam ini merupakan bunga khusus untuk sembahyang.

Saat mendatangi Pasar Rawa Belong pada Selasa (28/1/2025) pagi, masih terlihat banyak berjejeran bunga tersebut. Padahal ini hari terakhir bagi pedagang untuk menjual bunga sedap malamnya sebelum Imlek yang jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. 

Gafar salah satu pedagang bunga sedap malam di Pasar Rawa Belong mengaku penjualan bunga sedap malam tahun ini tak seramai tahun sebelumnya. Apabila di tahun lalu dia berhasil menjual 700.000 tangkai bunga sedap malam selama 2 hari, tahun ini setengahnya pun tidak.

“Anjlok lah 60 persen sepi banget tahun ini, kalau menurut informasi yang saya dapat, orang yang merayakan Imlek tahun ini suasananya enggak seramai dulu karena shionya beda. Shio sekarang kan Ular Elemen Kayu sementara tahun lalu Shionya Naga Kayu yang mereka mengartikan lebih beruntung Shio Naga tahun lalu makanya suasananya lebih meriah dan beli bunganya banyak,” ujarnya saat ditemui di kawasan Pasar Rawa Belong, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: Simak Promo Spesial Imlek dari Bank Mandiri, Tawarkan Diskon hingga Rp 888.000

Karena takut merugi, Gofar pun, mengurangi jumlah pekerjanya. Apabila tahun lalu dia memperkerjakan 30 pekerja, tahun ini hanya 15 pekerja.

Sisa bunga sedap malamnya yang tak terjual direncanakan akan dijual secara eceren dengan harga miring.

“Paling saya jual ke tukang jualan bunga yang dikuburan, kan banyak kan pakai bunga sedap malam kalau untuk ziarah. Saya bikin harga miring saja, setidaknya balik modal deh,” ungkapnya.

“Karena ini kan saya ambilnya jauh dari Ambarawa, Garut, Serang, dan Surabaya. Modalnya lumayan, makanya sini setidaknya balik modal saja syukur,” sambungnya.

Baca juga: Simak Jadwal Operasional BRI, BNI, dan BCA Selama Libur Isra Miraj dan Imlek 2025

Hal ini pun diamini oleh Agung, salah satu penjual bunga sedap malam yang tak jauh dari lapak Gofar.

Agung yang biasanya paling sedikit omzetnya bisa mencapai Rp 20 juta, tahun ini hanya meraup Rp 9 juta. Itupun dia sudah menurunkan harga jual bunga sedap malamnya ke pelanggan.

“Biasanya kalau bunga sedap malamnya kualitas bagus itu Rp 2 juta ini sekarang saya jual Rp 1,2 juta. Kalau enggak begitu takut enggak laku, makanya mau enggak mau harus berani jatuhkan harga,” katanya.

Agung pun mengaku pasrah apabila dagangannya tak terjual habis.

"Yah enggak tahulah, lihat nanti. Paling kita jual sampai besok dulu di sini. Semoga habislah yah ini," harapnya.

Baca juga: Simak 30 Spot Wisata di Jakarta untuk Isi Libur Panjang Isra Miraj-Imlek Akhir Januari

Pasar Rawa Belong dan para pedagangnya, seperti halnya pedagang di pasar lain seperti Pasar Tanah Abang, merasakan beratnya dampak pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu yang menyebabkan omzet mereka terus berkurang hingga saat ini.

Akibat pandemi, lebih banyak pembeli beralih ke "online" ketimbang datang ke pasar. Walaupun berat, pedagang seperti Gofar dan Agung pun, memilih tetap bertahan. 

 

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat