Program 3 Juta Rumah Prabowo, Prospek Positif bagi Saham Emiten Properti dan Konstruksi?

JAKARTA, - Program pembangunan 3 juta rumah yang digagas oleh pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto diperkirakan akan memberikan berkah bagi industri properti dan konstruksi, serta sektor-sektor pendukung lainnya pada tahun ini.
Menurut Tim Analis Stockbit Sekuritas dalam riset yang dirilis pada 9 Januari 2025, meningkatnya kepastian akan implementasi program ini tidak hanya menguntungkan sektor properti dan konstruksi, tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif bagi sektor-sektor terkait.
Tim Stocbit memperkirakan Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), yang merupakan emiten di sektor semen, akan merasakan manfaat langsung. Begitu juga dengan emiten yang bergerak di industri keramik, seperti Arwana Citramulia Tbk (ARNA) dan Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK).
Baca juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, Erick Thohir Dorong BTN Pasarkan KPR TOD
Tak ketinggalan, perusahaan di sektor peralatan rumah tangga seperti Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), dan Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) juga diproyeksikan akan merasakan dampak positif dari proyek perumahan ini.
“Di sisi lain, peluang tidak diwajibkannya pungutan iuran Tapera berpotensi mengurangi tekanan pada discretionary income masyarakat, yang dapat berdampak positif bagi daya beli secara umum,” ungkap Tim Analis Stockbit, dikutip dari KONTAN.
Arinda Izzaty, analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan bahwa selain emiten konstruksi dan properti, sektor semen juga akan mendapatkan dampak positif dari program ini.
"Permintaan semen akan ikut meningkat, terutama di segmen semen curah," ujar Arinda, dikutip dari KONTAN.
Baca juga: OJK Buka Peluang Industri Asuransi Terlibat Proyek 3 Juta Rumah
Prospek saham perbankan di program 3 juta rumah
Arinda menjelaskan lebih rinci mengenai dampak program 3 juta rumah terhadap sektor-sektor terkait.
Bagi emiten properti dan konstruksi, ia menyatakan bahwa program ini diprediksi akan memberikan kontribusi signifikan selama proyek berlangsung. Namun, ia juga mengingatkan bahwa dampaknya bisa bersifat sementara jika tidak ada diversifikasi proyek lain.
Untuk emiten perbankan, Bank Tabungan Negara (BBTN) yang lebih fokus pada kredit perumahan, akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. Meski begitu, Arinda juga mengingatkan ada potensi risiko kredit macet, terutama pada segmen menengah ke bawah.
Di sisi emiten semen dan material, dampaknya diperkirakan cenderung dalam jangka pendek saja. Namun, permintaan yang stabil dari proyek 3 juta rumah diyakini masih bisa menopang pendapatan mereka.
Baca juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mega Syariah Jadi Penyalur KPR FLPP
Dari sejumlah emiten yang terlibat, Arinda menilai PTPP (Pembangunan Perumahan) mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan lainnya.
Pada kuartal III 2024, pendapatan PTPP tumbuh 14,54 persen YoY, meski laba bersih hanya meningkat tipis sebesar 1,91 persen YoY.
“Harga saham PTPP relatif undervalued, dengan price to earning ratio (PER) yang lebih rendah dibanding rata-rata sektor konstruksi,” ungkapnya. Arinda pun merekomendasikan beli untuk PTPP dengan target harga Rp 570 per saham.
Baca juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, BTN Usulkan Ini ke Pemerintah
Emiten manufaktur "kecipratan" berkah program 3 juta rumah
Sementara itu, Hendra Wardana, founder Stocknow.id, melihat bahwa program pembangunan 3 juta rumah tidak hanya memberi keuntungan bagi sektor properti dan konstruksi, tetapi juga membuka peluang besar bagi sektor perbankan dan manufaktur.
Terkini Lainnya
- IP Expo Indonesia 2025: Menyongsong Potensi Ekonomi Baru Melalui Lisensi IP
- Menyoal Wacana Penggabungan Pelni dan ASDP ke dalam Pelindo
- Bahlil Ungkap Penyebab BBM di Shell dan BP Kosong, Kapal Belum Tiba
- Prabowo Ingin Gelar Rapat Bareng BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
- Kejar Swasembada, Pemerintah Targetkan Tambah Luas Tanam Padi 2 Juta Hektar
- Kata Bahlil, Ini Alasan Pengecer Tidak Bisa Lagi Jual Elpiji 3 Kg
- Bitcoin Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor ke Kanada, Meksiko, dan China
- Generali Indonesia Tunjuk Rebecca Tan sebagai CEO
- Bahlil Bantah Elpiji 3 Kg Langka, Sebut Penjualan Hanya di Pangkalan Resmi
- Diskon Tiket Picu Lonjakan Penumpang Desember 2024
- Transfer Dana ke Luar Negeri Cepat dan Aman dengan Transfez
- Prabowo Peringatkan Penggilingan Padi Nakal: Saya Tidak Main-main!
- Pindar Modal Rakyat Menang Atas Gugatan Hukum Lender
- Google "Error", Kurs Dollar ke Rupiah Anjlok Jadi Rp 8.170, Pluang Pastikan Dana Pengguna Aman
- Prabowo Siap Keluarkan PP soal Penyerapan Harga Gabah Rp 6.500 Per Kg
- Prabowo Siap Keluarkan PP soal Penyerapan Harga Gabah Rp 6.500 Per Kg
- Cara Menghitung Premi untuk Asuransi Perlindungan Rumah dari Kebakaran
- Pemerintah Berikan Pendampingan Hukum untuk Korban Penembakan di Malaysia
- Mengapa OJK Dorong Digitalisasi dan Konsolidasi BPR dan BPRS?
- Merger Rp 104 Triliun, Axiata dan Sinar Mas Teken Nota Kesepahaman Mantapkan Transformasi Digital
- IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Indonesia Bertahan di 5,1 Persen