Wall Street Menguat Ditopang Saham Teknologi dan Optimisme Perdagangan AS-China

NEW YORK, - Pasar saham Ameika Serikat (AS) atau Wall Street menghijau pada sesi perdagangan yang berakhir pada Selasa sore waktu setempat (Rabu pagi WIB). Indeks Nasdaq Composite dan S&P 500 melambung ditopang oleh kenaikan saham Palantir.
Dikutip dari CNBC, Wall Street mencari pijakan stabil menyusul perkembangan terkini di bidang perdagangan global.
Indeks Nasdaq Composite atau indeks yang didominasi saham teknologi ini melonjak 1,35 persen menjadi 19.654,02.
Sementara, indek pasar luas S&P 500 naik 0,72 persen menjadi 6.037,88.
Lalu indeks Dow Jones Industrial Average naik 134,13 poin atau 0,3 persen menjadi 44.556,04.
Baca juga: Balas Trump, China Terapkan Tarif 15 Persen untuk Barang Impor dari AS
Saham Palantir terbang sekitar 24 persen pada hasil kuartal IV-2025 yang mengalahkan ekspektasi analis dan telah mencapai rekor tertinggi baru.
Adapun, nama-nama Big Tech lainnya seperti Nvidia bergerak seiring dengan kenaikan Palantir. Perusahaan raksasa chip ini naik 1,7 persen selama sesi tersebut.
Di sisi lain, pemerintah China mengenakan tarif hingga 15 persen pada impor batu bara dan gas alam cair dari AS, serta bea masuk 10 persen lebih tinggi pada minyak mentah, peralatan pertanian, dan mobil tertentu, yang berlaku mulai 10 Februari 2025.
Langkah ini diambil setelah AS setuju untuk menghentikan pengenaan tarif yang lebih agresif terhadap Kanada dan Meksiko.
Baca juga: Gerah dengan Kebijakan Tarif Trump, China dan Kanada Siapkan Balasan
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan dalam sebuah unggahan di situs media sosial X pada Senin malam waktu setempat bahwa Presiden Donald Trump setuju untuk menghentikan penerapan tarif terhadap Kanada setidaknya selama 30 hari.
Sebelumnya pada Senin, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan bea masuk atas impor Meksiko ke AS juga akan dihentikan selama sebulan.
Hal tersebut membuat saham-saham mengalami sesi perdagangan yang bergejolak, dengan rata-rata saham utama mengalami perubahan haluan yang mencolok setelah aksi jual global awal.
Pada akhirnya, rata-rata saham utama berakhir jauh dari posisi terendah pada Senin lalu, tetapi mereka masih membukukan kerugian.
Waktu itu, Dow Jones yang terdiri dari 30 saham turun 0,3 persen, Indeks S&P 500 turun 0,8 persen, dan Nasdaq Composite turun 1,2 persen.
Terkini Lainnya
- Laba Bersih Bank Mandiri Rp 55,8 Triliun pada 2024, Naik 1,31 Persen
- Bandara Ngloram Blora, Diresmikan Jokowi pada 2021, Kini Mati Suri
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia Rabu 5 Februari 2025
- Pasokan Biomassa untuk PLTU PLN Capai 142.015 MT Sepanjang Januari 2025
- Zulhas: Gas Elpiji Sudah Kembali Normal Setelah Perintah Pak Presiden...
- IHSG "Loyo" di Awal Sesi Perdagangan, Rupiah Menguat
- Kenapa Program Bansos Beras dan SPHP Disetop Sementara? Ini Alasan Bapanas
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 5 Februari 2025 di Pegadaian
- Temukan Manipulasi Sertifikat Pagar Laut Bekasi, Menteri ATR/BPN Akan Batalkan SHGB
- Cetak Rekor Lagi, Harga Emas Antam 5 Februari 2025 Tembus Rp 1.663.000 Juta Per Gram
- Aturan Baru Elpiji 3 Kg: Pengecer Diubah Jadi Subpangkalan, Pembelian Harus dengan KTP
- Kronologi Kecelakaan Maut Tol Ciawi Versi Kemenhub: Truk Galon Tabrak 5 Kendaraan, 8 Tewas
- Axiata dan Sinar Mas Teken Mou Jelang Merger EXCL-FREN, Simak Rekomendasi dari Analis
- Mengapa AS Tidak Punya "Sovereign Wealth Fund"?
- Bantuan Pangan Beras Ditunda Karena Masa Panen, Kapan Bansos Beras Cair?
- Kemenaker Dorong Penyusunan RUU Ketenagakerjaan Cepat Rampung
- Mengapa Prabowo Harus Ikut "Turun Tangan" Sudahi Persoalan Elpiji 3 Kg ?
- Dukung Pariwisata Bali, Kemenhub Bakal Operasikan Taksi Air
- Kemenhub Ungkap Kondisi Terkini Bandara VVIP IKN Pasca-Banjir
- Gandeng Standard Chartered, Prudential Hadirkan Investasi Berbasis Dollar AS