IHSG "Loyo" di Awal Sesi Perdagangan, Rupiah Menguat

JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/2/2025). Sementara, mata uang garuda pagi ini menguat pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 09.04 WIB, IHSG bergerak di posisi 7.061,57 atau turun 11,94 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.073,45.
Sebanyak 176 saham melaju di zona hijau dan 132 saham di zona merah. Sedangkan 227 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 853,03 miliar dengan volume 1,98 juta saham.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diperkirakan Menguat Terbatas, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Amerika Serikat (AS) menghajar China dengan tarif 10 persen yang berlaku Selasa dini hari waktu setempat.
Berbeda dengan Kanada dan Meksiko yang berakhir dengan penundaan pengenaan tarif. China justru langsung mengenakan tarif tambahan terhadap 80 jenis produk impor AS yang akan berlaku 10 Februari 2025.
China tampak tidak ragu memberikan aksi balasan terhadap AS, karena telah melakukan persiapan sebelumnya.
Sementara dari dalam negeri, pemerintah berencana membentuk Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara setelah RUU BUMN resmi disahkan.
Lembaga ini akan mengambil alih sebagian tugas dan kewenangan Menteri BUMN, khususnya dalam pengelolaan dividen, restrukturisasi, serta pembentukan holding BUMN.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.000–7.150," kata dia dalam analisisnya, Rabu (5/2/2025).
Baca juga: Axiata dan Sinar Mas Teken Mou Jelang Merger EXCL-FREN, Simak Rekomendasi dari Analis
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menuturkan, IHSG menguji area 6.975-7.005 sebagai support intraday dan diperkirakan akan melanjutkan tren naik jangka pendek menuju 7.175.
Menurut dia pergerakan IHSG bahkan bisa mencapai langka lebih tinggi apabila level 6.975 tetap bertahan.
"Level support IHSG berada di 6.931, 6.835 dan 6.742, sementara level resistennya di 7.128, 7.175, 7.267, dan 7.349. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral," terang dia.
Kemudian, bursa kawasan Asia mayoritas bergerak di zona hijau, dengan Strait Times naik 0,12 persen (4,66 poin) di level 3.831,13, Shanghai Composite turun 0,39 persen (12,67 poin) di level 3.237,93.
Sementara, Nikkei 225 naik 0,15 persen (57 poin) ke level 38.883,5, dan Hang Seng turun 1,42 persen (294,71 poin) ke level 20.495.
Baca juga: Saham Perbankan Memerah, Analis: Sektor Masih Menarik
Terkini Lainnya
- Eramet, Perusahaan Tambang Prancis, Berencana Eksplorasi Nikel di Sulsel dan Papua
- RI Mau Impor 100.000 Ton Daging Kerbau untuk Stok Lebaran
- Pemerintah Masih Upayakan Ada Diskon Tiket Pesawat untuk Lebaran 2025
- Fortune Indonesia Umumkan Daftar Anak Muda Berprestasi 40 Under 40 2025, Mayor Teddy Masuk
- Menko Zulhas: Jangan Main-main soal Gas Elpiji dan Minyak Goreng
- Dirut BNI: Tahun Ular Kayu Simbol Perubahan dan Pertumbuhan
- Ekonomi RI Kuartal IV 2024 Tumbuh 5,02 Persen, Masih Ditopang Konsumsi Rumah Tangga
- Menteri Nusron: Manipulasi Sertifikat Pagar Laut Bekasi Tak Mungkin Dilakukan Pejabat Rendahan
- Pengguna Livin' Paylater Capai 160.000 Sepanjang 2024
- Tak Jadi Ditutup, IKN Tetap Dibuka Untuk Umum
- Bandara Ngloram Blora, Diresmikan Jokowi pada 2021, Kini "Nganggur"
- Bagaimana Kisi-kisi Dividen Bank Mandiri Tahun Buku 2024?
- Sri Mulyani Potong Anggaran Transfer ke Daerah Rp 50 Triliun
- Imbas Kecelakaan Maut Tol Ciawi, Kemenhub Bakal Panggil Semua Pimpinan Perusahaan Air Minum
- Gaji UMR Karimun 2025 dan Seluruh Daerah di Kepri
- Kenapa Program Bansos Beras dan SPHP Disetop Sementara? Ini Alasan Bapanas
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 5 Februari 2025 di Pegadaian
- Temukan Manipulasi Sertifikat Pagar Laut Bekasi, Menteri ATR/BPN Akan Batalkan SHGB
- Cetak Rekor Lagi, Harga Emas Antam 5 Februari 2025 Tembus Rp 1.663.000 Juta Per Gram
- Aturan Baru Elpiji 3 Kg: Pengecer Diubah Jadi Subpangkalan, Pembelian Harus dengan KTP