Kepala Bakamla: Titik Rawan Penyelundupan Pakaian Ilegal Banyak, Hampir Jadi Garis

JAKARTA, -Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya Irvansyah, mengungkapkan banyaknya titik rawan penyelundupan pakaian ilegal.
Pernyataan ini disampaikan usai konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).
“Titiknya banyak, hampir jadi garis,” ujar Irvansyah.
Kementerian Perdagangan kini bekerja sama dengan Bakamla dan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI untuk menindak penyelundupan pakaian ilegal yang berasal dari China.
Baca juga: Wamenaker: Banyak yang Takut Menyuarakan Penyelundupan Tekstil ...
Penindakan ini merupakan hasil pengawasan bersama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Bakamla, dan Bais TNI.
Barang-barang impor ilegal yang berhasil disita terdiri dari pakaian baru, pakaian bekas, dan gulungan kain.
Penangkapan terjadi di Surabaya, Jawa Timur, dan perairan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Pada 13 Januari 2025, Bakamla RI bersama Balai Pengawasan Tertib Niaga (BPTN) Surabaya menindak ballpress tekstil sebanyak 463 koli di Jalan Kalimas Baru Nomor 60G, Surabaya.
Kemudian, pada 30 Januari 2025, penindakan dilakukan terhadap kapal KMP Ferrindo V asal Pontianak di perairan Pelabuhan Patimban.
Baca juga: Prabowo: Penyelundupan Ancam Industri Tekstil dan Ratusan Ribu Pekerja Kita
Kapal tersebut memuat tiga truk ballpress tekstil ilegal sebanyak 1.200 koli.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, Bakamla dan kementeriannya masih mendata titik-titik rawan penyelundupan pakaian ilegal.
“Tadi disampaikan Pak Ka Bakamla, (titik-titik rawan) sedang dipelajari, mungkin ada gandengannya ke mana, semua pasti diawasi,” kata Mendag Budi.
Direktur C Bais TNI Brigjen Mirza Patria Jaya menambahkan, semua pakaian ilegal yang masuk ke Subang dan Surabaya berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.
“Semua berasal dari Pontianak yang jalurnya datangnya dari luar negeri,” kata Mirza.
Perkiraan nilai barang dari pengawasan tersebut mencapai Rp 8,3 miliar.
“Berupa ballpress berisi pakaian bekas, pakaian baru, dan kain (dengan total) 1.663 koli,” kata Mendag Budi.
Terkini Lainnya
- Efisiensi Anggaran, Kemenperin Hemat Pemakaian Air hingga Perjalanan Dinas
- Rupiah Menguat di Tengah Turunnya IHSG dan Pasar Saham Asia
- Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Penopang Ekonomi Indonesia
- Beredar Kabar Gaji ke-13 dan 14 ASN Dihapus, Menpan RB Beri Penjelasan
- Kepala Bakamla: Titik Rawan Penyelundupan Pakaian Ilegal Banyak, Hampir Jadi Garis
- Bansos Beras Disetop Sementara, Kapan Dilanjutkan?
- Pajak Hiburan, Zona Abu-abu, dan Stigma Negatif
- PLN Dorong Pemanfaatan FABA untuk UMKM hingga Pembangunan Infrastruktur Desa
- AHY Beri Bocoran Rencana WFA untuk ASN Jelang Lebaran 2025
- Viral Gaji ke-13 dan 14 2025 Dihapus, Ini Kata Kemenkeu
- Permintaan Emas Dunia Capai Rekor Tertinggi pada 2024, Apa Sebabnya?
- 1.663 Koli Pakaian Ilegal dari China Disita, Nilainya Capai Rp 8,3 Miliar
- Cara Lapor Pajak Online 2025
- Bahlil Sidak Pangkalan di Pekanbaru, Cek Harga dan Stok Elpiji 3 Kg
- Efisiensi Anggaran, Kemenaker Tunda Pelatihan Keterampilan Kerja
- Bansos Beras Disetop Sementara, Kapan Dilanjutkan?
- AHY Beri Bocoran Rencana WFA untuk ASN Jelang Lebaran 2025
- Viral Gaji ke-13 dan 14 2025 Dihapus, Ini Kata Kemenkeu
- Permintaan Emas Dunia Capai Rekor Tertinggi pada 2024, Apa Sebabnya?
- Pajak Hiburan, Zona Abu-abu, dan Stigma Negatif