Inisiator Buka-bukaan Alasan Pembentukan Danantara

JAKARTA, - Burhanuddin Abdullah, Ketua Tim Pakar dan Inisiator Danantara, menjelaskan alasan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Lembaga baru ini bertujuan meningkatkan investasi di Indonesia, yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).
Presiden Prabowo Subianto menginginkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.
Baca juga: UU BUMN Disahkan, Erick Thohir Ungkap Arahan Prabowo soal Danantara
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata hanya 5 persen.
"Keberadaan Danantara adalah satu prasyarat untuk mencoba mencari financing bagi pertumbuhan perekonomian kita," ujar Burhanuddin dalam Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (5/2/2025).
Sumber pertumbuhan ekonomi RI berasal dari konsumsi, belanja negara, ekspor-impor, dan investasi.
Investasi memiliki peranan penting agar Indonesia bisa keluar dari status negara berpenghasilan menengah.
Namun, peningkatan kinerja investasi tidak bisa terus bergantung pada investasi asing.
Baca juga: BPI Danantara Disahkan DPR, Ekonom Sebut Jadi Inovasi Pengelolaan Aset Negara
Burhanuddin menegaskan, Indonesia bukanlah tujuan utama bagi investor asing.
"Hal ini terbukti dari selama Indonesia merdeka, rata-rata investasi asing di Indonesia ini tidak lebih dari 100 dollar AS per kapita," katanya.
Karena kesulitan menarik investasi asing, Prabowo berupaya mencari sumber peningkatan investasi dengan mengoptimalkan aset negara, khususnya BUMN.
"Karena itulah dipikirkan cara untuk mengkonsolidasikan BUMN dan me-leverage-nya di pasar pinjaman, investasi, dan pengelolaan BUMN itu sendiri," ucap Burhanuddin.
Terkini Lainnya
- Inisiator Buka-bukaan Alasan Pembentukan Danantara
- Menhub Ingin Diskon Tiket Pesawat Dilanjutkan Saat Lebaran 2025
- Penghapusan Gaji ke-13 dan 14 ASN Belum Pasti, Masih Dibahas Pemerintah
- BNI Bakal "Buyback" Saham Senilai Rp 905 Miliar, Mengapa?
- Kenapa Pemerintah Ingin Naikkan Iuran BPJS Kesehatan pada 2026?
- Kemenko Perekonomian Pangkas Anggaran, Penerangan Gedung Jadi Remang-remang
- Lippo General Insurance Rilis Aplikasi untuk Kurangi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas
- Konsumsi Tumbuh tapi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat, Ini Penyebabnya
- Kenapa Penyaluran Bansos Beras Ditunda?
- AIA Indonesia Tunjuk Harsya Prasetyo Jadi Presiden Direktur
- Ditopang Kebutuhan UMKM, Industri Pindar Diprediksi Bakal Meningkat pada 2025
- Benarkah Gaji ke-13 dan 14 ASN Ditiadakan? Ini Kata Pemerintah
- Efisiensi Anggaran, Kemenperin Hemat Pemakaian Air hingga Perjalanan Dinas
- Rupiah Menguat di Tengah Turunnya IHSG dan Pasar Saham Asia
- Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Penopang Ekonomi Indonesia
- Kenapa Pemerintah Ingin Naikkan Iuran BPJS Kesehatan pada 2026?
- BNI Bakal "Buyback" Saham Senilai Rp 905 Miliar, Mengapa?
- Menhub Ingin Diskon Tiket Pesawat Dilanjutkan Saat Lebaran 2025
- Kemenko Perekonomian Pangkas Anggaran, Penerangan Gedung Jadi Remang-remang
- Lippo General Insurance Rilis Aplikasi untuk Kurangi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas