Kebutuhan Gas Industri Naik, Pendapatan SBMA Terkerek 11 Persen per Kuartal III-2023
![PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), emiten gas industri.](https://asset.kompas.com/crops/bKWX-X3W_J4CCjU8wz6IOCrWGkM=/90x137:810x617/1200x800/data/photo/2023/07/03/64a25ab8c00b9.jpg)
JAKARTA, - Emiten kimia gas asal Kalimantan, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) membukukan pendapatan usaha Rp 82,06 miliar pada kuartal III-2023, pencapaian ini melonjak 11 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 73,42 miliar.
Direktur Utama Surya Biru Murni Acetylene Rini Dwiyanti mengatakan, pertumbuhan pendapatan usaha ditopang oleh meningkatnya kebutuhan Gas, Acetylene dan Karbondioksida. Rini mengatakan, melalui commercial startup air separation plant, saat ini produksi liquid perusahaan mencapai kapasitas 50 ton sehari. Sehingga diharapkan mampu mencukupi permintaan pasar.
“Langkah bisnis yang sudah ditempuh oleh SBMA mulai dirasakan dengan peningkatan produksi produksi dan penjualan sejak di Bulan Juli dan sudah tampak pada Kuartal III-2023. Kami juga saat ini sedang memasuki are shipyard dan petrokimia untuk kebutuhan liquid yang meningkat, dan berhasil mengambil 5 persen pasar liquid yang ada di Kalimantan timur," ujar Rini dalam siaran pers, Senin (13/11/2023).
Baca juga: PGN Belum Lakukan Penyesuaian Harga Gas Industri Non-HGBT, Ini Alasannya
Adapun penjualan Acetylene tumbuh menjadi Rp 24,80 miliar pada kuartal III-2023, dibandingkan dengan tahun lalu Rp 21 miliar. Sementara itu, penjualan Argon juga naik menjadi Rp 16,28 miliar dari Rp 15,03 miliar. Di sisi lain, penjualan Oxygen hasil produksi SBMA meningkat menjadi Rp 15,59 miliar dari Rp 11,95 miliar periode sama tahun lalu.
Selanjutnya, untuk penjualan lainnya seperti karbondioksida juga naik jadi Rp 6,09 miliar dari Rp 3,12 miliar pada kuartal III-2022, dan perusahaan juga mencatat penjualan nitrogen senilai Rp 3,69 miliar atau tumbuh dari periode kuartal III-2022 Rp 2,4 miliar.
Adapun klien yang bekerja sama dengan SBMA, diantaranya PT Pama Persada Nusantara, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), PT Petrosea Tbk, PT KTC Coal mining & Energy, PT Darma Henwa Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk, PT Pertamina (Persero), hingga PT Sucofindo.
Baca juga: Kemenperin: Semua Sektor Industri Keberatan terhadap Kenaikan Harga Gas Industri
Rini mengungkapkan, untuk menjaga stabilitas produksi dan kelangsungan usaha yang baik dalam kurun waktu hingga 30 September 2023, pihaknya juga mengeluarkan biaya perbaikan dan perawatan senilai Rp 83,14 juta, penambahan sewa ISO tank Rp 672,40 juta, dan peremajaan pada spare part mesin produksi dan biaya instalasi senilai Rp 469,55 juta.
“Nilai tersebut kami keluarkan sebagai upaya untuk memperkokoh posisi perusahaan di industri ini dan mempersiapkan segala keperluan untuk produksi yang lebih banyak lagi di waktu yang akan datang,” jelas dia.
Adapun posisi ekuitas perusahaan tercatat Rp 215,16 miliar per September 2023, atau meningkat dibandingkan dengan dari akhir tahun lalu senilai Rp 211,07 miliar. Sementara utang atau liabilitas tercatat Rp 59,81 miliar, naik tipis dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 58,53 miliar. Per September 2023, total aset yang dimiliki SBMA sebesar Rp 274,98 miliar, meningkat dari periode Desember 2022 Rp 269,6 miliar.
Terkini Lainnya
- Optimasikan Integrasi Infrastruktur, PGN Berupaya Tingkatkan...
- Jajaki Pemanfaatan Gas dari WK Tuna,...
- Ditopang Proyek IKN, Laba Bersih BSBK...
- Anak Usaha Kimia Farma Buka Lowongan...
- Jadi Nadi Ekonomi, Kawasan Industri Serang-Cilegon...
- IHSG Sepekan Terkoreksi Tipis, Ini Deretan...
- Bank Danamon Bidik Pertumbuhan Kartu Kredit...
- 7 Kelebihan Uang Kartal dibanding Uang...
- Apa Saja yang Termasuk Uang Giral?
- Upaya OJK Bangun Ekosistem Kripto Dinilai Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5 Persen
- Indonesia Dinilai Telat Adopsi Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor "Third Party Liability"
- GocekPajak.id Gelar Workshop, Bantu Pengusaha Optimalkan Tax Planning untuk Kesuksesan Bisnis
- Pengamat Sebut Perlu Ada Transparansi Mekanisme Lelang Impor Beras
- Jajaki Pemanfaatan Gas dari WK Tuna, PGN dan Premier Oil Tuna Jalin Kerja Sama
- Semester I-2024, Arus Peti Kemas SPTP Tumbuh 6 Persen
- Luhut: Tumpang Tindih Kewenangan Jadi Hambatan "Lifting" Migas RI
- BUMN Sucofindo Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juli 2024, Simak Persyaratannya
- Dorong "Wealth Management", Bank DBS Buka Peluang Investasi dan Bisnis
- Kenaikan Gaji ASN Berpotensi Perlebar Tekor Anggaran Pemerintah
- Pertamina Salurkan 95.000 KL Avtur Selama Penerbangan Haji 2024
- Peringati Hari Anak Nasional, Pertagas Tingkatkan Budaya Literasi Generasi Muda
- Kemenperin Susun Peta Jalan Sektor Jasa Industri
- Petugas Bea Cukai Geledah Toko Kelontong, Stafsus Sri Mulyani Sebut Bukan Razia Impor
- Lowongan Kerja Wilmar untuk Fresh Graduate, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
- Daftar 15 Perusahaan dengan Gaji yang Bikin Karyawan Bahagia
- OJK Pastikan Satgas Bakal Terus Tutup Pinjol Ilegal
- BTN Jakarta Run 2023 Diikuti 12.600 Pelari
- Cara Beli Token Listrik lewat ATM BCA dan Mobile Banking