Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis
JAKARTA, - Pemerintah mewanti-wanti kenaikan tarif transportasi darat yakni kereta api dan bis lantaran dinilai bisa memicu inflasi.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, berkaca dari inflasi bulanan di April yang lalu, transportasi menjadi salah satu sektor pendorong atau penyumbang Inflasi sebesar 0,93 persen secara mtm dan memberikan andil 0,12 persen terhadap inflasi nasional.
“Transportasi jadi penyumbang inflasi utama di bulan April dan harus kita waspadai karena adanya hari libur yang cukup panjang di Mei ini ada 2 kali , kemudian selain sektor transportasi udara, ternyata darat yakni bis dan kereta api perlu kita waspadai,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 secara virtual, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Menakar Inflasi Pasca-Lebaran 2024
Selain itu, Tito juga meminta Pemerintah Daerah (Pemda) agar berkoordinasi dengan pengusaha transportasi darat khususnya bis, supaya tidak mengejar harga acuan tertinggi ketika penumpang sudah ramai menggunakan bis.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi pada April 2024 menurun dibanding bulan sebelumnya. Hal ini terjadi meskipun pada April 2024 terdapat momen Hari Raya Idul Fitri.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3 persen pada April 2024. Laju inflasi itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 3,05 persen.
Baca juga: Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya
Amalia menjelaskan, inflasi pada April lalu utamanya disebabkan oleh inflasi kelompok transportasi. Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 0,93 persen secara mtm dan memberikan andil 0,12 persen terhadap tingkat inflasi nasional.
Terkini Lainnya
- Tegaskan Uang Rp 75.000 Masih Berlaku sebagai Alat Pembayaran, BI: Masyarakat Tidak Seharusnya Menolak
- Tegaskan iPhone 16 Belum Bisa Beredar di Indonesia, Kemenperin: Kalau Ada yang Sudah Jual, itu Ilegal
- Deflasi 5 Bulan Beruntun, Menperin: Karena Barang Impor Banyak Masuk ke Indonesia
- Jadi Role Model Sektor Petrokimia, Pupuk Kaltim Raih The Best State Owned Enterprise di TOP BUMN Awards 2024
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya
- OJK Cabut Izin Usaha Perusahaan Pembiayaan Rindang Sejahtera Finance
- Jadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, Arsjad Rasjid Tak Hadiri Pengumuman Pengurus
- Umumkan Separuh Pengurus Baru Kadin Indonesia, Anindya: 50 Persennya Setelah 20 Oktober
- Era Suku Bunga Tinggi Berakhir, Harga Emas Bakal Kian "Berkilau"?
- Inovasi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
- IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Lesu di Pasar Spot
- RI Alami Deflasi Beruntun, Mendagri: Hanya Terjadi di Sektor Tertentu, Daya Beli Masyarakat Masih Kuat
- Diskursus Kualitas Pertamax Pertamina
- Rupiah Masih Tertekan, Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS
- Bank Artha Graha Fokus Dorong Digitalisasi Layanan Keuangan
- Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem
- Rincian Harga Emas Antam Senin 13 Mei 2024
- Harga Emas Terbaru 13 Mei 2024 di Pegadaian
- Pajak Inflasi dalam Kolapsnya Mata Uang Zimbabwe
- Harga Bahan Pokok Senin 13 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni