BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS
![Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah)](https://asset.kompas.com/crops/Anrx3X2yaCwvHC9Z1Nb0q7le9jg=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/05/08/663b35b1c1639.jpeg)
JAKARTA, - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini lebih baik dari perkiraan semula bank sentral. Ia pun optimis, kurs rupiah akan bergerak ke bawah Rp 16.000 per dollar AS.
Perry menjelaskan, pada April lalu, nilai tukar rupiah masih bergerak di kisaran Rp 16.200 bahkan mendekati level Rp 16.300 per dollar AS.
Namun demikian, saat ini rupiah sudah berada di kisaran Rp 16.000 per dollar AS.
Baca juga: Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit
![Ilustrasi uang rupiah, nilai tukar rupiah.](https://asset.kompas.com/crops/dbV7tVD43nubiswLTOqo45rY1no=/174x0:841x667/340x340/data/photo/2024/04/15/661d43f52c3aa.jpg)
Menurut Perry, terpangkasnya depresiasi nilai tukar rupiah tidak terlepas dari langkah BI mengerek suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,25 persen pada April lalu.
Langkah pengetatan moneter ini membuat imbal hasil obligasi RI kian menarik, dan mendorong aliran modal asing masuk.
"Kita sedang upayakan (nilai tukar rupiah) akan turun di bawah Rp 16.000," ujarnya, dalam media briefing, di Kantor BI, Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Perry pun optimis, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bakal menguat ke depan. Optimisme ini diusung dengan melihat fundamental rupiah yang dinilai baik.
Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil
"Kami mempercayai rupiah ini mestinya akan terus menguat sesuai fundamental," katanya.
Faktor pertama yang menunjukan kuatnya fundamental rupiah ialah meningkatnya perbedaan imbal hasil atau yield differencial obligasi pemerintah dengan obligasi negara lain. Berdasarkan data BI, yield SBN 10 tahun naik ke level 6,94 persen per 8 April 2024 lalu.
Kemudian, premi credit default swap (CDS) rupiah 5 tahun turun ke level 69,9. Ini menunjukan berkurangnya risiko investasi dengan sekuritas dalam negeri.
Terkini Lainnya
- Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di...
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini...
- Joe Biden Mundur dari Pilpres AS,...
- IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah di...
- IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah...
- Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Menguat
- IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Menguat Tipis
- IHSG dan Rupiah Merah di Awal...
- Simak 4 Cara Bayar PBB Online via BCA
- Cara Hapus Daftar Transfer di BRImo dengan Mudah
- Biaya Haji Tahun 2025 Diperkirakan Naik 5 Persen
- Daftar 28 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK
- Pemerintah Kantongi Rp 22 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
- Pemangku Kepentingan Perlu Kolaborasi untuk Atasi Masalah Kesehatan akibat Konsumsi Tembakau
- Kembali Raih WTP dari BPK, BPKH Tunjukkan Pengelolaan Dana Haji Akuntabel
- Mengenal Konsep Konsorsium dalam Pengelolaan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor
- Perusahaan Distributor Gas Swasta RI Diakuisisi Perusahaan Energi Jepang
- Astro Kebangkan Layanan "Quick Commerce," Belanja Jadi Lebih Cepat
- Apa Saja yang Termasuk Uang Giral?
- Upaya OJK Bangun Ekosistem Kripto Dinilai Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5 Persen
- Indonesia Dinilai Telat Adopsi Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor "Third Party Liability"
- GocekPajak.id Gelar Workshop, Bantu Pengusaha Optimalkan Tax Planning untuk Kesuksesan Bisnis
- Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor
- Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..
- Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000
- Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian
- Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi