Bos OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil
![Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024).](https://asset.kompas.com/crops/uybx8QL8oz-lRvCPqi1ICg_ApZI=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/02/20/65d446cef2025.jpg)
JAKARTA, KOMPAS,com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan di Tanah Air terjaga stabil. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, hal itu didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global.
"Akibat masih tingginya tensi geopolitik, potensi meluasnya perang dagang, serta kinerja perekonomian global yang masih di bawah ekspektasi," kata dia dalam keterangan resmi hasil Rapat Dewan Komisioner, Senin (10/6/2024).
Menurut Mahendra, tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk China, baik produk tekonologi hijau (green technology) maupun besi-baja.
Pengenaan tarif ini berisiko memperluas perang dagang mengingat China adalah mitra dagang utama dan salah satu investor terbesar di Kawasan Amerika Latin.
Baca juga: OJK Tegaskan Akan Tutup BPR yang Fraud
Sementara, di Amerika Serikat (AS), tekanan inflasi kembali mereda di tengah moderasi pasar tenaga kerja dan kinerja sektor riil. Hal ini mendorong meredanya tekanan di pasar keuangan global setelah pasar kembali berekspektasi penurunan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali di akhir 2024.
Adapun, otoritas moneter di Eropa diekspektasikan akan lebih akomodatif untuk mendorong perekonomian yang lemah di tengah tingkat inflasi yang terus mereda. Pasar mengekspektasikan penurunan suku bunga pada Juni dan tiga kali pemotongan di 2024.
Di China, menyikapi indikasi masih lemahnya kinerja perekonomian, pemerintah menerbitkan insentif fiskal yang cukup agresif yang dibiayai oleh penerbitan special long-term bond sebesar CNY 1 triliun, atau sekitar 138 miliar dollar AS.
Baca juga: Marak Judi Online, OJK Minta Perbankan Bangun Sistem Pelacakan Transaksi Mencurigakan
Ini adalah penerbitan keempat sepanjang sejarah setelah diterbitkan pada 1998 (Asian Financial Crisis), 2008 (Global Financial Crisis), dan 2020 (pandemi).
Kemudian, bank sentral juga akomodatif dengan menyuntikkan likuiditas ke sistem keuangan dan peluncuran beberapa kebijakan untuk mendorong pembiayaan di sektor properti.
Sejalan dengan China, pemerintah dan Bank Sentral India juga melakukan buyback surat utang jangka panjang dan pendek untuk meningkatkan likuiditas di pasar dan menurunkan imbal hasil (yield).
Terkini Lainnya
- Yang Termasuk Uang Kartal Adalah Uang...
- Apa Itu Uang Giral, Ciri, Jenis,...
- Pembiayaan Syariah Multifinance Tembus Rp 26,5...
- 7 Kelebihan Uang Kartal dibanding Uang...
- Perbedaan Uang Kartal dan Uang Giral:...
- Definisi Uang Kartal, Jenis, Fungsi, Contoh,...
- 7 Contoh Uang Giral yang Beredar...
- Uang Kartal yang Termasuk Alat Pembayaran...
- Bilah Terakhir Garuda Raksasa Dipasang, Pembangunan Kantor Presiden di IKN Rampung
- Harga Bahan Pokok Senin 22 Juli 2024, Semua Bahan Pokok Naik kecuali Daging Sapi
- IHSG Menguat Hari Ini? Berikut Rekomendasi Sahamnya
- Semen Indonesia Hadirkan Produk Bata Interlock yang Tahan Gempa, Digunakan di IKN
- Buka Gerai ke-111, ERHA Ultimate Tebar Promo Cashback hingga 10 Persen
- ASDP Raup Laba Rp 365 Miliar pada Semester I 2024
- KAI Properti Dukung Kemandirian Sekolah di Malang
- IHSG Sepekan Terkoreksi Tipis, Ini Deretan Saham Paling Boncos
- Sistem Layanan di Bandara Sudah Kembali Normal Mulai Hari Ini, AirAsia: Tapi Masih Lambat
- INKA Hanya Mampu Remajakan 2 Rangkaian KRL, Kemenhub Tak Permasalahkan Diganti KRL Baru dari China
- Berawal dari Garasi Rumah, Gautama Tembus Supermarket dan Minimarket Skala Nasional
- Politik AS Memanas, Harga Bitcoin Kembali Tembus Rp 1 Miliar
- PLN EPI Fasilitasi BUMDes di Gunung Kidul Dapat Pelatihan Pengembangan Bisnis
- Pembangunan Bandara VVIP IKN Terkendala Hujan, Menhub: Kami Usahakan Sesuai Rencana
- Luhut Takjub dengan Perkembangan Food Estate di Sumut yang Digarap Bareng China
- Di Rusia, Menko Airlangga Dukung FTA dan Dorong EAEU Lakukan "Positive Campaign" Kelapa Sawit Indonesia
- BRI Insurance Bayarkan Klaim Nasabah Untuk Korban Kebakaran di Jayapura Selatan
- Berkat Program Olah Air Gambut Jadi Air Bersih di Riau, Ratusan KK Terima Manfaatnya
- OJK Tegaskan Akan Tutup BPR yang "Fraud"
- Sudah Masuk ke 58 Negara, Aplikasi China “Temu” Disebut Bisa Ancam Produk Lokal RI