Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun buat Pembiayaan
![Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.](https://asset.kompas.com/crops/jdh7E17zKtSHstbOc2BwRtCHpjc=/100x67:900x600/1200x800/data/photo/2023/10/03/651ba771e15b2.jpg)
JAKARTA, - Nilai realisasi penarikan utang baru untuk pembiayaan kas negara terus meningkat secara tahun kalender hingga Maret 2024. Hal ini terjadi meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pembiayaan negara melalui penarikan utang mencapai Rp 104,7 triliun hingga pengujung Maret lalu. Nilai itu lebih tinggi dari posisi 15 Maret yang mencapai Rp 72 triliun.
"Walaupun tadi APBN kita masih surplus, namun untuk pengelolaan pembiayaan dilakukan 1 tahun," kata dia, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024, Jumat (26/4/2024).
Baca juga: Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun
Jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy), realisasi pembiayaan negara sebenarnya menyusut. Sri Mulyani bilang, realisasi pembiayaan anggaran turun 53,6 persen dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 225,4 triliun.
"Jadi dalam hal ini (pembiayaan) dilakukan cukup hati-hati," ujarnya.
Secara lebih rinci, penarikan utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan surat berharga negara (SBN). Tercatat realisasi penarikan utang lewat SBN mencapai Rp 104 triliun, turun 52,2 persen dari tahun lalu sebesar Rp 217,6 triliun.
Sementara itu, penarikan utang yang berasal dari pinjaman nilainya mencapai Rp 600 miliar. Nilai ini turun lebih dalam, yakni sebesar 91,9 persen dari Rp 7,8 triliun.
Baca juga: Pendapatan Negara Turun, Surplus APBN Terpangkas Jadi Rp 22,8 Triliun
Cermati kondisi global
Sri Mulyani menyadari, kondisi pasar keuangan global tengah dihadapi oleh ketidakpastian yang meningkat. Ini ditunjukan dari penguatan indeks dollar AS yang signifikan, kenaikan imbal hasil, serta eskalasi konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah.
"Oleh karena itu dalam strategi pembiayaan kita akan tetap mengelola secara prudent, hati-hati, dan kita melakukan strategi yang cukup pragmatis dan oportunis," tuturnya.
Untuk menjaga kas negara dari potensi peningkatan beban utang, Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan melakukan pembiayaan dengan memperhatikan volume serta jenis surat berharga yang bakal diterbitkan. Aspek kehati-hatian bakal diprioritaskan dengan melihat surplus APBN yang kian tipis.
"Defisit kita tadi karena masih positif, namun ke depan 3 kuartal ke depan kita harus melihat secara hati-hati," ucapnya.
Baca juga: JK Waswas APBN Jebol gara-gara Program Makan Siang Gratis
Sebagai informasi, hingga pengujung Maret lalu, APBN mencatatkan surplus sebesar Rp 8,1 triliun hingga pengujung Maret 2024. Nilai itu setara dengan 0,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Nilai suprlus kas negara itu tercatat terus menurun. Berdasarkan data APBN sebelumnya, per 15 Maret lalu, nilai surplus masih mencapai Rp 22,8 triliun atau setara 0,10 persen PDB.
Terkini Lainnya
- Tambang Batu Bara hingga Timah "Dipelototi"...
- Thomas Djiwandono Jadi Wakil Menkeu II,...
- Adira Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp...
- Gagalkan Tambang Ilegal hingga Tagih Utang...
- Ini Alasan Thomas Djiwandono jadi Wamenkeu...
- Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu, Pengamat: Kesempatan...
- Thomas Djiwandono Jadi Wakil "Kedua" Sri...
- [POPULER MONEY] Anak Buah Sri Mulyani...
- Menakar Wajib Asuransi TPL bagi Kendaraan Bermotor
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga
- Integrasi Inaportnet dan Simbara, Menhub: Tingkatkan Efisiensi Muatan Mineral di Pelabuhan
- Ada 7 Usulan KEK Baru, Salah Satunya Dekat IKN
- Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Menguat
- Harga Emas Antam Terbaru Selasa 23 Juli 2024
- Pertamina Perluas Pendataan QR Code Pertalite untuk Mobil di Jawa hingga Kalimantan
- Indonesia Bakal Punya 4 KEK Baru, Investasi Rp 161 Triliun
- 7 Jenis Uang Giral yang Umum Digunakan di Indonesia
- Uang Giral Diciptakan oleh Siapa?
- Menteri ESDM: Tembaga, Emas, Bauksit Bakal Masuk Simbara
- Bisa Diakses Gratis, Lalu dari Mana Google Maps Dapat Untung?
- IHSG Rawan Koreksi, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Wajib Asuransi Kendaraan Bermotor, Asosiasi Proyeksi Premi Dikutip Saat Bayar Pajak Tahunan
- Wall Street Hijau, Saham Nvidia Melonjak 4,8 Persen
- Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng
- Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik
- Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis
- Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus
- Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun