Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya
![Ilustrasi investasi. Perbedaan investasi Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR). Perbedaan ORI dan SBR.](https://asset.kompas.com/crops/A9x15Jb3_SL55fTd2ow1TF8PT2M=/0x0:1000x667/1200x800/data/photo/2023/11/29/656729cf2553b.jpg)
- Setidaknya ada tiga perbedaan antara investasi Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR).
Baik ORI maupun SBR, termasuk dalam surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia (WNI).
Artinya, kedua instrumen investasi ini bebas dari risiko gagal bayar karena nilai pokok dan imbal hasilnya dijamin oleh negara.
Lantas, apa saja perbedaan investasi Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR)?
Baca juga: Surat Berharga Negara adalah Apa? Ini Penjelasannya
Perbedaan investasi ORI dan SBR
Secara umum, perbedaan antara investasi ORI dan SBR terletak pada jangka waktu, kupon, hingga perdagangannya di pasar modal.
1. Jangka waktu
Jangka waktu atau yang dikenal dengan istilah tenor dari investasi ORI dan SBR berbeda.
Biasanya pemerintah menerbitkan SBR dalam dua pilihan jangka waktu, yaitu 2 tahun dan 4 tahun.
Sementara itu, investasi ORI hanya diterbitkan dalam tenor atau jangka waktu 3 tahun.
Baca juga: 5 Perbedaan Saham dan Obligasi, Apa Saja?
2. Kupon
Kupon atau tingkat imbalan antara investasi ORI dan SBR juga memiliki sifat yang berbeda.
ORI memiliki tingkat imbalan atau kupon bersifat tetap atau fixed rate sampai jatuh tempo.
Sementara itu, kupon SBR bersifat mengambang dengan tingkat minimal atau floating with floor, yang disesuaikan berdasarkan BI 7-Days Reverse Repo Rate setiap tiga bulan.
Baca juga: Obligasi Negara Ritel (ORI) adalah Apa? Yuk Kenali Pengertiannya
3. Perdagangan di pasar modal
Investasi ORI bisa diperdagangkan di pasar sekunder antar investor domestik. Artinya, pemilik ORI memungkinkan untuk memperoleh keuntungan modal.
Sementara itu, investasi SBR tak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, tapi mempunyai fasilitas early redemption di mana nilai pokok bisa dicairkan sebelum jatuh tempo.
Itulah ulasan mengenai perbedaan antara investasi Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR).
Baca juga: Savings Bond Ritel SBR adalah Apa? Kenali Pengertian dan Keuntungannya
Baca juga: SBN Ritel adalah Apa? Yuk Kenali Pengertiannya
Terkini Lainnya
- Perbedaan Uang Kartal dan Uang Giral:...
- Emas Jadi Pilihan Investasi Aman dan...
- Realisasi Investasi Hulu Migas Belum Optimal
- Profil Yuliot Tanjung, ASN yang Naik...
- Indonesia Bakal Punya 4 KEK Baru,...
- 12 Tahun Terakhir, Realisasi Investasi di...
- Pengertian Bilyet Giro dan Bedanya dengan...
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru...
- Berkomitmen Tingkatkan Kebiasaan Menabung Masyarakat, Bank Saqu Gencar Berikan Edukasi dan Hadirkan Fitur Menabung Otomatis
- Milenial Mulai Membidik Investasi Emas
- Pertamina Plaju Upayakan Pelestarian Ikan Belida di Banyuasin
- Garuda Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen hingga Akhir Juli 2024, Ini Rutenya
- PNM Gandeng BRI Danareksa Sekuritas Persiapkan Karyawan Masuk Pasar Modal
- Pertumbuhan Sektor Manufaktur Indonesia Lebih Besar dari Negara-negara ASEAN
- Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Pasar Keuangan RI hingga Akhir Tahun?
- B40 Diuji Coba untuk Kereta Api Selama 1.200 Jam
- Bank DKI Dukung Digitalisasi Pembayaran Transportasi Publik di Jakarta
- Jokowi Wariskan "Tumpukan" Utang ke Prabowo, Menko Airlangga: Yang Penting Dijaga...
- Manfaatkan Layanan Indibiz by Telkom, UKM Daerah Bisa Pantau Asetnya dari Jarak Jauh
- Pengusaha Minta Satgas Berantas Mafia Impor Tekstil
- Sistem Produksi Pangan di Simpang Jalan
- Kisah Sukses Endah Bangun Bisnis Kue Macaron, Raup Omzet hingga Rp 500 Juta Per Bulan
- KPPI Selidiki Produk Impor "Expansible Polystyrene" dari Taiwan, China, dan Vietnam
- Naik, Ini Kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004 Periode Mei-Agustus
- Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?
- Info BNI Taplus Muda Minimal Saldo dan Biaya Admin Bulanannya
- Syarat Buka Rekening BNI Taplus Muda dan Setoran Awalnya
- Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024