SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis
JAKARTA, - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan bahwa transisi energi akan menempatkan peranan gas lebih strategis dan konsumsi gas ke depannya akan meningkat.
Saat ini, pemanfaatan gas sangat meluas, mulai dari rumah tangga, bermacam-macam industri hingga transportasi.
Untuk itu, SKK Migas mengharapkan keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri midstream dan hilir.
Sebab, tren meningkatnya produksi gas akan terus berlanjut di masa yang akan datang, sehingga dibutuhkan infrastruktur jaringan gas yang handal dan pasar yang memadai.
"Ini agar, seiring meningkatnya produksi gas dimasa yang akan datang, maka infrastruktur gas harus sudah disiapkan, agar ketika proyek hulu migas sudah selesai, maka industri pengguna gas dapat terhubung ke sumber gas di hulu," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro, Jumat (10/5/2024).
Baca juga: Genjot Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Proyek PLTS 500 MW
Selanjutnya, SKK Migas mendorong agar pemanfaatan gas di domestik diprioritaskan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian, membangun ketahanan energi dan juga ketahanan pangan. Misalnya, gas untuk industri pupuk.
Hudi memaparkan, data Kementerian ESDM, terkait pemanfaatan gas di industri pupuk, kecukupan pasokan gas bagi industri pupuk memberikan manfaat ekonomi yang besar, dan menjadi sektor industri yang menggunakan input gas bumi paling besar (58,48 persen) di dalam biaya produksinya.
"Dukungan pemerintah bagi industri yang berkaitan dengan kebutuhan orang banyak seperti industri pupuk, dampak positifnya sangat dirasakan bagi peningkatan produksi, penjualan, pajak dan dalam penyerapan gas," kata Hudi.
Baca juga: Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas
Sebagai informasi, SKK Migas mencatat realisasi lifting atau salur gas per Maret 2024 mencapai 5.367,7 billion british thermal unit per day (BBTUD).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.109,6 BBTUD atau 77 persen dialokasikan untuk pasar domestik, dan sisanya sebanyak 1.258,1 BBTUD atau 23 persen diekspor.
"Hal ini mencerminkan bahwa pasokan gas bumi untuk domestik dipastikan aman," pungkas Hudi.
(Tim Redaksi: Yohana Artha Uly, Aprillia Ika)
Terkini Lainnya
- Nataru 2025, KAI Siapkan 44,7 Juta Kursi Kereta
- Sama Halnya dengan OECD, Keanggotaan Indonesia di BRICS Disebut Masih Berproses
- Bentuk Deputi Bidang Pengawasan Koperasi, Budi Arie Ungkap Tujuannya
- Kembangkan UKM RI-Jepang, Kadin Gandeng Tokyo SME
- Bahan Pokok Selasa 3 Desember 2024: Harga Ikan Kembung Naik, Daging Sapi Murni Turun
- Pelindo Siap Layani PLTU Binjeita di Perairan Wajib Pandu Labuan Uki, Sulut
- Malaysia Belajar Sistem Kelistrikan dari RI
- Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia
- Kebijakan Hijau Global dan Tantangan Lokal: Menyorot Dampak EUDR terhadap Petani Kecil Sawit
- Harga Emas di Pegadaian Terbaru Hari Ini 3 Desember 2024
- IHSG Awal Sesi Langsung Melesat 100 Poin, Rupiah Lesu
- Hari Ini Naik Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 3 Desember 2024
- Pendaftaran Rekrutmen OJK Resmi Dibuka, Ini Link dan Jadwal Seleksinya
- Bahlil Targetkan Konsumsi Listrik Per Kapita hingga 6.300 kWh
- Kala Prabowo Sampaikan Terima Kasih untuk Menteri-menteri Ekonomi karena Bikin Kebijakan Pro Rakyat ...
- Kebijakan Hijau Global dan Tantangan Lokal: Menyorot Dampak EUDR terhadap Petani Kecil Sawit
- Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem
- Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen
- Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu
- Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final
- 478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus