Simak 3 Tips Kembangkan Bisnis Kos-kosan dari Rukita
![Beberapa tips untuk mengembangkan bisnis kos-kosan](https://asset.kompas.com/crops/WzkPYYf0DORjUS-S0eaA22ASANM=/0x0:1200x800/1200x800/data/photo/2024/03/27/6602ffe48677c.jpg)
JAKARTA, - Rukita, perusahaan proptech yang meningkatkan kualitas hunian sewa, membagikan sejumlah tips untuk mengembangkan bisnis kos-kosan.
Bisnis kos-kosan diproyeksi masih akan tumbuh ke depannya. Apalagi, dengan jumlah generasi muda Indonesia yang saat ini tidak memiliki rumah.
Selain itu, peningkatan angka backlog kepemilikan rumah hingga 135 persen dalam 25 tahun terakhir dengan penambahan keluarga baru per tahun yang tinggi.
Baca juga: Kerugian akibat Investasi Bodong Capai Rp 139,6 Triliun sejak 2017
Head of Business Development Rukita, Seto Adji Pamungkas menjelaskan investasi di bidang kos menguntungkan. Apalagi, dengan investasi kos bersifat jangka panjang dengan risiko yang terbilang rendah dibanding yang lain.
"Kemudian, return atau tingkat pengembaliannya sedang," ujar Adji dalam workshop dan gathering bertajuk Tips Ekspansi Bisnis Ala Juragan Kost, Sabtu (23/3/2024).
Karena itu, Rukita pun mendorong para pemilik properti untuk meningkatkan bisnis kos-kosannya. Rukita membagikan sejumlah tips untuk mengembangkan bisnis kos-kosan.
Baca juga: Cara Bayar Zakat Fitrah secara Online melalui BAZNAS
Tips kembangkan bisnis kos-kosan
1. Optimalisasi idle aset
Adji menyarankan, agar pemilik kos atau properti mengoptimalisasi aset-aset yang tidak terpakai atau yang hanya sebagian terpakai.
Dia mengatakan, banyak orang yang memiliki aset idle yang tidak tahu harus digunakan untuk apa dan seperti apa mulai mengoptimalkannya. Padahal, menurutnya ada beberapa alasan mengapa aset idle harus dikembangkan.
"Pertama, kalau didiamkan secara cashflow kan selalu keluar uang, karena bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terus setiap tahun," ujar Adji.
"Lalu, ada pengalihan kepemilikan bila sudah 20 tahun. Kemudian, kerusakan properti dan kehilangan potensi penempatan sudah kehilangan potensi pendapatan," imbuh dia.
Baca juga: Fitch Ratings Tetapkan Peringkat BBB dan Outlook Stable untuk Kilang Pertamina Internasional
2. Akuisisi lahan baru
Adji pun menyarankan agar pemilik kos mengakuisisi lahan baru untuk dijadikan kos. Tetapi akuisisi lahan ini harus dilakukan dengan perhitungan yang matang.
Dia pun menerangkan, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, pertama, mulai dengan melakukan analisa pasar, contohnya dengan memeriksa area sekitarnya apakah ada kos-kosan atau tidak, apa saja yang menjadi point of interest-nya, dan apakah ada permintaan atau tidak.
Selanjutnya analisa investasi highest and best use atau bila seseorang memiliki lahan, bisa dilihat apakah lahan tersebut lebih baik dijadikan sebagai apa.
Lalu, langkah selanjutnya adalah melakukan strategi pembiayaan. Ada beberapa cara untuk pembiayaan ini, mulai dari dana sendiri hingga melakukan peminjaman.
3. Renovasi properti yang sudah ada
Adji juga menyarankan pemilik kos menaikkan harga jualnya dengan merenovasi properti yang sudah ada. Sebelum merenovasi sebaiknya melakukan analisa pasar, analisa investasi juga strategi pembiayaan.
Beberapa strategi renovasi yang bisa dilakukan adalah meningkatkan fasilitas, menambah kamar, mengubah fungsi properti hingga pemanfaatan tempat bernilai ekonomi yang belum produktif.
Lebih lanjut, Adji mengatakan, Rukita memiliki pelayanan menyeluruh yang mampu membantu para pemilik properti untuk mendatangkan passive income yang maksimal.
Menurut Adji, investasi kos bersama Rukita dapat meningkatkan capital gain dan recurring income hingga 20 persen. Sementara investasi model lain seperti, deposito atau obligasi maksimal hanya mencapai 7 persen.
Selain itu, model coliving menawarkan biaya operasional rendah karena membutuhkan lebih sedikit staf serta dapat memberikan margin yang kuat dan arus kas lebih stabil.
Terkini Lainnya
- Gelar Kongsi-Kongsi 2024, Bank Mandiri Siap...
- Kisah Sukses Endah Bangun Bisnis Kue...
- Tips Menjawab Pertanyaan tentang Manajemen Waktu...
- PLN EPI Fasilitasi BUMDes di Gunung...
- Tips Jawab Pertanyaan tentang Alasan Resign...
- Milenial Mulai Membidik Investasi Emas
- Kilas Balik Perjalanan 70 Tahun Agung...
- Kata Ketua Apindo soal Implementasi ESG
- IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya
- Jadwal Terbaru KA Blambangan Ekspres Rute Pasarsenen-Ketapang (PP)
- KAI Jual Hak Penamaan Stasiun Pertama LRT Jabodebek ke bank bjb
- Strategi Menhub Mencapai Target Penurunan Biaya Logistik Jadi 8 Persen dari PDB
- Upaya Pemulihan Sektor Terknologi Gagal, S&P 500 dan Nasdaq Terjun Bebas
- Asosiasi Pedagang Pasar: Satgas Impor Ilegal Kok Razia Pasar, Kenapa Hilir yang Kena Bukan Hulunya?
- Kemenhub Ingatkan Operator Bandara agar Tingkatkan Pelayanan Bagasi
- Menyelisik Dinamika Harga CPO
- Sandang Nama Baru, Stasiun LRT Pancoran Berubah Jadi “Pancoran Bank BJB”
- [POPULER MONEY] Soal Inisial T Pengendali Judi "Online" RI, Ini Respons Menkominfo | Jakarta, Kaltim, Kaltara Sudah Keluar dari "Middle Income Trap"
- Cara Tarik Tunai Saldo GoPay di ATM BCA dan Bank Lain
- Cara Daftar Livin' by Mandiri Tanpa Harus ke Bank
- Cara Bayar Tilang Elektronik via BRImo
- Australia Lirik Inovasi "SPBU" Hidrogen Milik PLN Indonesia Power
- Pengamat Minta Kajian Ulang dalam Penerapan Impor Beras
- Kerugian akibat Investasi Bodong Capai Rp 139,6 Triliun sejak 2017
- Cara Top Up BRIZZI Paling Mudah lewat HP
- Cara Bayar Zakat Fitrah secara Online melalui BAZNAS
- Fitch Ratings Tetapkan Peringkat BBB dan "Outlook Stable" untuk Kilang Pertamina Internasional
- Kasus SPBU Nakal Kurangi Takaran Jadi Pembelajaran, Alat Takar Timbang Produk Lain Juga Harus Diawasi