Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis
![Ilustrasi logo Unilever.](https://asset.kompas.com/crops/Z2kFGGrdVmDcLtq05QOXNufuAUs=/100x67:900x601/1200x800/data/photo/2023/12/01/656a0a2e8e502.jpg)
JAKARTA, - Direktur Utama Unilever Indonesia (UNVR) Benjie Yap mengungkapkan dampak boikot produk perusahaan yang berkaitan dengan Israel.
Benjie bilang, proyeksi kinerja perusahaan mendatang yang dilihat dari laporan kauangan perseroan kian terus mengalami perbaikan.
"Run rate pada Januari hingga Maret tahun ini terus membaik, dan bulan Maret menjadi yang paling besar pertumbuhannya seperti sebelum adanya konflik di Timur Tengah," kata Benjie secara virtual, Rabu (24/4/2024).
Benjie mengatakan penjualan produk perusahaan hingga Maret tahun ini sudah menunjukkan tanda perbaikan. Bahkan, targetnya sudah melampaui kuartal III-2023.
Dia mengatakan pihaknya akan fokus pada upaya keberlanjutan dan target jangka pendek untuk mendorong lebih banyak dampak positif dari program keberlanjutan.
Baca juga: Unilever: Es Krim Magnum di Indonesia Aman Dikonsumsi
Perusahaan juga akan melakukan pemulihan bisnis melalui beberapa inisiatif penghematan, termasuk pengelolaan harga komoditas, otomasi pabrik dan restrukturisasi biaya, serta melakukan berbagai penyederhanaan untuk memastikan efektivitas dalam hal pengelolaan pengeluaran.
“Soal kekhawatiran yang ada, kami harus mempertahankan citra yang sudah dibangun perusahaan ini selama 90 tahun di Indonesia,” jelas dia.
“Terdapat 95 persen produk kami yang diproduksi di Indonesia,” lanjutnya.
Benjie menegaskan, pihaknya juga turut mendorong pertumbuhan pendapatan, dan juga membantu perekonomian dengan meningkatkan lapangan kerja.
“95 persen apa yang kami jual diproduksi di Indonesia. Jadi, penting bagi kami untuk terus menjaga reputasi serta integritas," tegasnya.
Baca juga: Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?
Sebagai informasi, UNVR mencatatkan penjualan bersih Rp 10,07 triliun pada kuartal I-2024 ataut turun dibandingkan tahun lalu Rp 10,6 triliun.
Namun demikian, laba bersih naik tipis 3,1 persen menjadi Rp 1,44 triliun pada kuartal I-2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya 1,40 triliun.
Terkini Lainnya
- Kemenkop-UKM Ungkap Produk Impor Ilegal Terbukti...
- KPPI Selidiki Produk Impor "Expansible Polystyrene"...
- Penyaluran "Paylater" BCA Tembus Rp 250...
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5...
- Nilai Tukar Rupiah Masih Melemah, Industri...
- Penjualan Mobil Lesu, Pengusaha Minta "Vitamin"...
- Kemenperin Amankan 25.257 Unit Speaker Aktif...
- Galeri 24 Jual 6,7 Ton Emas...
- Bertemu Para Pimpinan Perusahaan Perancis, Prabowo Bahas Kolaborasi
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI
- 3 Cara Cetak Rekening Koran BNI, Bisa Online dari HP
- Pendapatan Emiten Teknologi, MTDL Naik 12,4 Menjadi Rp 10,5 Triliun pada Semester I-2024
- Emiten Sawit TAPG Catat Pertumbuhan Laba 105,6 Persen Pada Semester I-2024
- IHSG Tancap Gas Pagi Ini, Bagaimana dengan Rupiah ?
- Dorong Kawasan Transportasi Umum Bebas Rokok, Kemenhub Godok Aturannya
- Dorong UMKM Perluas Akses ke Pasar Global, Kadin, Sampoerna, dan JETRO Luncurkan WikiExport
- Hanwha Life Catat Premi Rp 126,35 Miliar pada Semester I 2024
- Di Luar Ekspektasi, Ekonomi AS Tumbuh 2,8 Persen pada Kuartal II-2024
- Kena Aksi Ambil Untung, Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah Dua Minggu
- Kimia Farma Gandeng RSCM dan FKUI Kembangkan Fasilitas Sel Punca
- IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
- Jadwal Terbaru KA Blambangan Ekspres Rute Pasarsenen-Ketapang (PP)
- KAI Jual Hak Penamaan Stasiun Pertama LRT Jabodebek ke Bank BJB
- Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang
- Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking
- Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP
- Cara Transfer Uang Pakai QRIS di myBCA dengan Mudah
- Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu