Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya
JAKARTA, - Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia turun secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2024. Kontraksi terjadi pada ULN pemerintah dan swasta.
Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, posisi utang luar negeri Indonesia pada kuartal-2024 tercatat sebesar 403,9 miliar dollar AS atau setara Rp 6.515,31 triliun (asumsi kurs Rp 16.131 per dollar AS).
Angka ini turun dibandingkan dengan posisi ULN pada kuartal IV-2023 yang sebesar 408,5 miliar dollar AS.
Baca juga: Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun
"Penurunan posisi ULN ini bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta," kata Erwin dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).
Dengan perkembangan tersebut, Erwin bilang, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,02 persen secara tahunan (year on year/yoy), setelah tumbuh 3 persen pada triwulan sebelumnya.
Secara lebih terperinci, posisi ULN pemerintah pada pengujung Maret lalu sebesar 192,2 miliar dollar AS. Nilai itu turun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar 196,6 miliar dollar AS.
Jika dilihat secara tahunan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9 persen, setelah tumbuh 5,4 persen pada kuartal sebelumnya.
Baca juga: Data Teranyar, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 6.312,62 Triliun
Erwin menjelaskan, penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu," katanya.
"Serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal," sambung dia.
Terkini Lainnya
- Ramai Isu Diversifikasi Tembakau, Ini Respons Asosiasi Petani
- Elnusa Catat Laba Bersih Rp 551 Miliar di Kuartal III-2024
- Pemerintah Pastikan Indomie Halal dan Punya Daya Saing Bagus di Tengah Gempuran Produk Impor
- Indonesia Kurang Pesawat, Erick Thohir Jajaki Pengadaan dengan Boeing
- Menperin Siapkan Insentif untuk Industri terkait Kenaikan UMP
- IHSG Terkoreksi di Akhir Sesi, Rupiah Perkasa
- Sampoerna, BEI, dan IBCWE Gelar Forum WING, Bahas Solusi atas Tantangan Peran Ganda Perempuan Karier
- Aturan Terbaru Bagasi Lion Air, Catat agar Terhindar Biaya Tambahan
- Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada Ditargetkan Rampung pada 2025
- Swasembada Pangan, Mentan Ikutkan TNI AD Bangun Irigasi untuk Sawah
- Indonesia Dapat Utang Rp 7,9 Triliun dari ADB untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan
- Asosiasi Perusahaan Produsen AC Curhat TKDN ke Menperin dan DPR, Soal Apa?
- BPH Migas Perkuat Pengawasan dan Pendistribusian BBM Subsidi melalui Kerja Sama dengan Pemda
- Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 26 Triliun buat Nataru 2024/2025
- Penyaluran Pinjaman Jenius Tembus Rp 3,3 Triliun sampai September 2024
- 72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China
- Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon
- Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo
- Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini
- Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan