Sepatu Impor dari China Banjiri Pasar RI?
![ilustrasi sepatu](https://asset.kompas.com/crops/Kv1ujVGe6SkFEZMvfSoM-zoAZow=/0x0:1060x707/1200x800/data/photo/2024/03/12/65f0137b2b8ac.jpg)
JAKARTA, - Industri alas kaki Tanah Air belakangan menjadi sorotan, seiring dengan keputusan PT Sepatu Baka Tbk yang menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat pada pengujung April 2024.
Sejumlah pengusaha menilai, salah satu penyebab tutupnya pabrik merek sepatu legendaris itu ialah semakin masifnya impor sepatu ke Indonesia, sehingga permintaan terhadap sepatu produksi dalam negeri menurun.
Lantas, apakah benar produk sepatu dari luar negeri membanjiri pasar dalam negeri?
Baca juga: Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor alas kaki ke Indonesia per April 2024 mencapai 52 juta dollar AS atau setara Rp 837,2 miliar (asumsi kurs Rp 16.100 per dollar AS).
"Nilai ini turun 1,53 persen secara bulanan (month to month/mtm)," ujar Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Lebih lanjut Pudji bilang, impor paling banyak berasal dari China. Berdasarkan catatan BPS, nilai impor alas kaki dari Negeri Tirai Bambu mencapai 25 juta dollar AS atau setara Rp 402,5 miliar.
"Atau 48,08 persen total impor alas kaki," kata Pudji.
Sebagai informasi, PT Sepatu Bata Tbk, memutuskan untuk menutup pabrik di Purwakarta, Jawa Barat, pada 30 April lalu.
Direktur dan Sekretaris Bata Hatta Tutuko mengatakan, keputusan pabrik Bata tutup di Purwakarta itu dilakukan demi menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang.
Perusahaan melakukan inisiatif tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang melalui pemasok lokal dan mitra lainnya.
"Bata merasa perlu untuk bertransformasi untuk melayani konsumen dengan lebih baik," kata Hatta dalam keterangannya.
Baca juga: Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023
Terkini Lainnya
- Tips Jawab Pertanyaan tentang Alasan Resign...
- Nilai Ekspor Perikanan RI Naik, AS...
- KPPI Selidiki Produk Impor "Expansible Polystyrene"...
- Kemenkop-UKM Ungkap Produk Impor Ilegal Terbukti...
- Satgas Razia Gudang di Penjaringan, Barang...
- Produsen Tekstil Belum Lega meski Pemerintah...
- Neraca Perdagangan Sektor Perikanan Capai 2,49...
- Pengusaha Minta Satgas Berantas Mafia Impor...
- TRON dan KITB Kerja Sama Sistem Pengelolaan Kawasan Industri
- Diuji Coba Bulan Depan, Kereta Otonom ART Telah Tiba di IKN
- Bantal di Kursi Kereta Cepat Whoosh Hilang, KCIC: Data Pelaku Sudah Didapatkan
- Daftar Terbaru Kereta Api dengan Rangkaian New Generation per 27 Juli
- Apa yang Dimaksud dengan Rekening Koran?
- Kata Luhut, Ini Alasan Pemerintah Luncurkan Golden Visa
- PT PP Presisi Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMK-D3, Usia 45 Tahun Bisa Daftar
- Syarat Cetak Rekening Koran BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan Bank Lainnya
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 10.000, Simak Rincian Lengkap untuk 27 Juli 2024
- Dukung Penyediaan Energi Gas Bumi di IKN, PGN Salurkan Gas ke Hotel Nusantara
- KAI Punya Dua Jenis Kereta Ekonomi New Generation, Apa Bedanya?
- 2 Cetak Rekening Koran BNI, Bisa Online dari HP atau Laptop
- Mendag Sebut di Setiap Provinsi Bisa 40 Gudang Besar Disewa untuk Simpan Barang Impor Ilegal
- Gelar Acara CEO Mengajar di Unhas, Dirut BSI Ajak Mahasiswa Mengenal Lebih Jauh Bank Syariah
- Perusahaan RI Teken Kontrak Pengelolaan Hotel di Arab Saudi untuk Musim Umrah
- Kata Luhut, Ini Alasan Pemerintah Luncurkan Golden Visa
- Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar
- Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi
- Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste
- Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin