ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi
![Logo TikTok.](https://asset.kompas.com/crops/4qBnMV8bO500HMlrQh78TdrtvPM=/173x0:960x525/1200x800/data/photo/2024/03/17/65f6981e851dc.jpg)
- Pemilik TikTok, ByteDance, lebih memilih menutup aplikasinya yang merugi daripada menjualnya ke pihak Amerika Serikat jika memang tak memiliki opsi lain guna melawan aturan di Paman Sam.
Jawaban ini merupakan respon pemerintah Amerika Serikat yang menggulirkan undang-undang yang meminta TikTok menjual sahamnya ke investor AS atau hengkang dari negara tersebut.
“Laporan media asing bahwa ByteDance sedang menjajaki penjualan TikTok tidak benar,” tulis pernyataan ByteDance yang berbasis di Beijing itu dikutip dari CNN.
"ByteDance tidak punya rencana untuk menjual TikTok,” tulis mereka lagi.
Baca juga: Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia
Hingga saat ini, ByteDance yang merupakan perusahaan induk TikTok dan sejumlah aplikasi lainnya, tetap bungkam mengenai undang-undang di AS yang mendorong penjualan paksa.
Pihak berwenang China juga bersikap bungkam sejak rancangan undang-undang tersebut ditandatangani Presiden Joe Bidden menjadi undang-undang, meskipun Beijing sebelumnya telah menyatakan dengan jelas bahwa pihaknya akan menentang tindakan semacam itu.
Kongres AS meloloskan RUU tersebut minggu ini bersamaan dengan pengumuman paket bantuan luar negeri yang lebih besar untuk mendukung Israel dan Ukraina.
Hal itu disetujui oleh DPR pada hari Sabtu, dan selanjutnya disahkan oleh Senat pada hari Selasa.
Undang-undang tersebut menimbulkan risiko paling serius bagi TikTok sejak pejabat AS mulai menyampaikan kekhawatiran tentang aplikasi tersebut pada tahun 2020.
Baca juga: Kata Bos Tokopedia soal Dugaan Predatory Pricing di TikTok Shop
Berdasarkan undang-undang yang sekarang berlaku di AS, TikTok terpaksa mencari pemilik baru dalam beberapa bulan atau dilarang sepenuhnya dari Amerika Serikat, pasar terbesarnya dengan 170 juta pengguna.
Pada hari Rabu (25/4/2024), CEO TikTok Shou Chew mengatakan perusahaannya akan berjuang di pengadilan agar tetap bisa beroperasi di AS.
“Yakinlah, kami tidak akan kemana-mana,” katanya dalam video yang diposting di aplikasi.
Pemerintah China sebelumnya mengatakan pihaknya sangat menentang penjualan paksa TikTok, dan memiliki kekuatan hukum untuk melakukannya.
Mereka memandang teknologi TikTok sangat berharga dan telah mengambil langkah-langkah sejak tahun 2020 untuk memastikan Beijing dapat mencegah penjualan saham yang dilakukan ByteDance ke pihak asing.
Algoritma TikTok, yang membuat pengguna terpaku pada aplikasinya, diyakini menjadi kunci kesuksesannya.
Baca juga: Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...
Terkini Lainnya
- Di TikTok Kini Bisa Pesan Makanan-Minuman,...
- Joe Biden Mundur dari Pilpres AS,...
- Bantu Tingkatkan Penjualan "Seller", ShopTokopedia Mall...
- IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Melemah
- Aksi Jual Bayangi Pasar, Wall Street...
- Serikat Pekerja Angkutan Tolak Wajib Asuransi...
- IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah di...
- Wondr Gantikan Mobile Banking BNI, Masa...
- Simak 4 Cara Bayar PBB Online via BCA
- Cara Hapus Daftar Transfer di BRImo dengan Mudah
- Biaya Haji Tahun 2025 Diperkirakan Naik 5 Persen
- Daftar 28 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK
- Pemerintah Kantongi Rp 22 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
- Pemangku Kepentingan Perlu Kolaborasi untuk Atasi Masalah Kesehatan akibat Konsumsi Tembakau
- Kembali Raih WTP dari BPK, BPKH Tunjukkan Pengelolaan Dana Haji Akuntabel
- Mengenal Konsep Konsorsium dalam Pengelolaan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor
- Perusahaan Distributor Gas Swasta RI Diakuisisi Perusahaan Energi Jepang
- Astro Kebangkan Layanan "Quick Commerce," Belanja Jadi Lebih Cepat
- Apa Saja yang Termasuk Uang Giral?
- Upaya OJK Bangun Ekosistem Kripto Dinilai Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5 Persen
- Indonesia Dinilai Telat Adopsi Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor "Third Party Liability"
- GocekPajak.id Gelar Workshop, Bantu Pengusaha Optimalkan Tax Planning untuk Kesuksesan Bisnis
- Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis
- Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...
- KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka
- Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat
- Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat