Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia
![Ilustrasi Rupiah Melemah](https://asset.kompas.com/crops/mfBS_zADQHuYjPxkckh0jXPogOk=/0x0:780x390/1200x800/data/photo/2016/02/10/1528383rupiah-melemah780x390.jpg)
SETELAH Israel menyerang kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024 lalu, mendorong Iran melakukan tindakan balasan dengan meluncurkan ratusan drone dan rudal jelajah pada dua minggu setelahnya.
Serangan ini kemudian berdampak pada kepanikan Israel yang meminta Dewan Keamanan PBB melakukan rapat darurat dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggelar rapat mendadak dengan negara G7.
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa agresi militer antara Iran Vs Israel menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dunia, apabila konflik meluas yang berdampak pada polarisasi.
Eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah telah menjadi perhatian dunia yang cukup memberikan dampak terhadap sentimen perekonomian dunia.
Sentimen ini terlihat dari volatilitas harga minyak mentah dunia yang naik dari kisaran 70 dollar AS per barel pada awal tahun, menjadi kisaran 80 dollar AS per barel seiring dengan momentum serangan di antara kedua kubu tersebut.
Indikator lain, yaitu adanya fenomena penguatan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang beberapa negara di dunia, seperti Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Jepang, termasuk Indonesia.
Dinamika dollar AS Vs Rupiah
Penguatan dollar AS yang masif terjadi akhir-akhir ini diyakini karena adanya perilaku pasar yang menempatkan investasinya pada safe heaven currency, terutama dollar AS.
Pada kondisi perekonomian global yang tidak stabil, investor akan mengkonversi asetnya ke dalam mata uang dollar AS sehingga permintaan mata uang tersebut di suatu negara akan meningkat.
Hal tersebut telah membuat banyak mata uang dunia, termasuk Rupiah, tertekan. Nilai tukar Rupiah sempat melemah hingga pernah mencapai sekitar Rp 16.361,4 per dollar AS pada 22 April 2024, menurut data Bank Indonesia (BI).
Lalu, bagaimana Indonesia menyikapi adanya strong dollar tersebut?
Kita perlu melakukan pemetaan terhadap exposure aktivitas yang memerlukan permintaan dollar AS, misalnya impor energi dan bahan pangan.
Perlu dimaklumi sampai saat ini Indonesia masuk nett impor energi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024, Indonesia masih melakukan impor BBM dari Singapura, Malaysia dan India senilai 3,33 miliar dollar AS, naik 11,64 persen dibandingkan Februari 2024.
Sementara, menurut data Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2024 dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) tahun ini, terdapat potensi impor untuk komoditas pangan seperti beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging sapi-kerbau dan gula konsumsi untuk menjaga kecukupan pasokan dalam negeri dengan perkiraan total keseluruhannya sekitar 9 juta ton.
Adanya gejolak geopolitik dan seluruh aktivitas perdagangan internasional tersebut mendorong bertambahnya kebutuhan pasokan dollar AS yang semakin besar, di luar kebutuhan biasanya.
Oleh sebab itu, Pemerintah dan BI perlu meningkatkan upaya untuk mengurangi kebutuhan dollar AS melalui berbagai langkah strategis.
Terkini Lainnya
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini...
- Joe Biden Mundur dari Pilpres AS,...
- IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Menguat Tipis
- Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di...
- IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah...
- IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah di...
- IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Melemah
- Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Menguat
- Simak 4 Cara Bayar PBB Online via BCA
- Cara Hapus Daftar Transfer di BRImo dengan Mudah
- Biaya Haji Tahun 2025 Diperkirakan Naik 5 Persen
- Daftar 28 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK
- Pemerintah Kantongi Rp 22 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara
- Pemangku Kepentingan Perlu Kolaborasi untuk Atasi Masalah Kesehatan akibat Konsumsi Tembakau
- Kembali Raih WTP dari BPK, BPKH Tunjukkan Pengelolaan Dana Haji Akuntabel
- Mengenal Konsep Konsorsium dalam Pengelolaan Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor
- Perusahaan Distributor Gas Swasta RI Diakuisisi Perusahaan Energi Jepang
- Astro Kebangkan Layanan "Quick Commerce," Belanja Jadi Lebih Cepat
- Apa Saja yang Termasuk Uang Giral?
- Upaya OJK Bangun Ekosistem Kripto Dinilai Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5 Persen
- Indonesia Dinilai Telat Adopsi Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor "Third Party Liability"
- GocekPajak.id Gelar Workshop, Bantu Pengusaha Optimalkan Tax Planning untuk Kesuksesan Bisnis
- Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng
- Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi
- Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel
- ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi
- Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani