Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani
![Ilustrasi dollar AS.](https://asset.kompas.com/crops/uer3i9igbeUj0L1H3EOC3ZI1d0c=/0x0:1500x1000/1200x800/data/photo/2023/12/11/6575f64ac7d5b.jpg)
JAKARTA, - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan, pasar keuangan Indonesia tengah tertekan oleh kondisi perekonomian global. Hal ini terefleksikan dari dana asing yang keluar atau capital outflow yang kian tinggi.
Berdasarkan data yang dipaparkan, capital outflow dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 29,73 triliun sampai dengan 23 April 2024. Nilai itu dibentuk oleh aliran modal asing keluar dari saham sebesar Rp 13,08 triliun dan dari pasar surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 16,65 triliun.
Bendahara negara menjelaskan, tekanan itu tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global, khususnya dari arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Baca juga: Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini
Pasar kini berekspektasi, tingkat suku bunga The Fed yang tinggi akan berlangsung lebih lama.
Dengan demikian, tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS berada dalam tren kenaikan. Hal ini kemudian membuat investor beralih dari pasar keuangan negara berkembang ke AS.
"Kalau kita lihat dengan capital outflow di surat berharga dan untuk bulan April surat berharga dan capital market karena dua minggu terakhir ini cukup terjadi perubahan akibat statement dan juga posisi Federal Reserve yang menggambarkan mereka cenderung mempertahankan suku bunga," tutur dia.
Keluarnya modal asing dari pasar keuangan RI kemudian membuat nilai tukar rupiah melemah. Di sisi lain, peralihan modal ke pasar keuangan Negeri Paman Sam membuat dollar AS menguat.
Namun demikian, Sri Mulyani bilang, pelemahan nilai tukar terhadap dollar AS akibat capital outflow tidak hanya dialami oleh Indonesia. Hal serupa juga dialami oleh negara tetangga dan negara berkembang lain.
"Tentu masing-masing negara harus melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung hati-hati," ucap dia.
Baca juga: OJK Sebut Net Buy Asing hingga Maret 2024 Sebesar Rp 28,2 Triliun
Terkini Lainnya
- Tambang Batu Bara hingga Timah "Dipelototi"...
- Aliran Modal Asing Mulai Masuk IHSG,...
- OJK: Hingga Juni 2024, Ada 34...
- Terus Bertambah, Uang Beredar RI Tembus...
- [POPULER MONEY] Anak Buah Sri Mulyani...
- Soal Gaji PNS Naik, Anak Buah...
- Penyaluran Kredit BCA Tembus Rp 850...
- BCA Digital Catat Dana Pihak Ketiga...
- Industri Telekomunikasi dan Finansial Terbantu dengan Penerapan AI
- Empat Cara Operator Kereta Cepat Kejar Target Jumlah Penumpang
- Simak Daftar Baru 98 Pinjol Legal yang Diawasi OJK
- Kenal Lebih Dekat dengan Ekosistem Blibli Tiket, dari Sinergi, Perjalanan, hingga Terobosan
- PBB Buka Lowongan Kerja Bagi WNI, Ini Posisi dan Syarat Pendaftarannya
- Mendag Zulhas Musnahkan Produk Impor Ilegal Senilai Rp 5,3 Miliar
- 2 Cara Download Rekening Koran BCA Antiribet dari HP
- Bank Permata Catat Laba Bersih Rp 1,52 Triliun pada Semester I-2024
- 3 Cara Cetak Rekening Koran Mandiri, Bisa Online dari HP
- "White Paper" YCP Ungkap Tantangan Industri Migas Mencapai Target NZE
- Apa Tugas Satgas Impor Ilegal? Ini Daftarnya
- 3 Cara Cetak Rekening Koran BRI, Bisa Online dari HP
- OJK Sebut 80 Persen Pelajar Sudah Punya Rekening Tabungan
- Mengurai Polemik "Family Office" Bebas Pajak
- KEK Galang Batang Pacu Produksi Alumina untuk Dukung Hilirisasi
- Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis
- BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit
- Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...
- KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka
- Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024