Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik
![Ilustrasi sampah plastik.](https://asset.kompas.com/crops/jjFj7lAdwqYBwzPdsAXPJN5yuKY=/176x54:824x486/1200x800/data/photo/2024/04/30/6630dc8a23b94.jpg)
JAKARTA, - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi polusi sampah plastik agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Wakil Ketua Inaplas Edi Riva’i, menjelaskan bahwa pihaknya turut serta menegaskan kembali komitmen asosiasi dalam membantu pemerintah Indonesia mengatasi pengelolaan sampah plastik masih dibutuhkan penyelasaian menyeluruh.
“Inaplas berkomitmen untuk bersama-sama dengan seluruh industri petrokimia di tanah air dalam menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia," ujar Edi dalam keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).
Baca juga: Cegah Sampah Plastik di Laut, NGO Plastic Bank Jalin Kemitraan dengan Ratusan Pengepul
![Ilustrasi timbulan sampah plastik.](https://asset.kompas.com/crops/YFWyeo94wRXB1qvVa4FOvPEIkiA=/233x67:767x600/340x340/data/photo/2023/10/24/6537cf258601e.jpg)
"Karenanya, kami akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi permasalahan ini dan memberikan solusi inovatif," imbuh dia.
Edi melanjutkan, upaya mengatasi polusi sampah plastik perlu dilakukan beriringan dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yang salah satunya dilakukan melalui investasi sektor petrokimia dalam negeri guna mengurangi ketergantungan impor.
Data Inaplas menunjukan Indonesia masih bergantung pada produk impor untuk memenuhi kebutuhan plastik dalam negeri dengan nilai mencapai 11 miliar dollar AS per tahun.
Melalui anggotanya, Inaplas juga tengah melakukan pengembangan industri petrokimia dengan nilai mencapai 18 miliar dollar AS untuk melepas ketergantungan terhadap produk impor.
Baca juga: ASDP Soroti Masalah Sampah Plastik di Laut
Industri petrokimia sendiri memiliki potensi dan kekuatan pasar yang besar dalam kemajuan perekonomian Indonesia.
"Keberadaan industri petrokimia serta industri logam dan baja seringkali dijadikan sebuah benchmark bagi tingkat kemajuan suatu negara karena merupakan basis atau penopang bagi ragam industri manufaktur," terang Edi.
Terkini Lainnya
- Dukung Transformasi Digital Industri, DTI-CX 2024...
- Kemenkeu Fasilitasi 4 Proyek SPAM dengan...
- Harga Tiket Pesawat Mahal, INACA Ungkap...
- Zurich Sebut Besaran Premi Asuransi Wajib...
- INACA Sebut Monopoli Masih Terjadi di...
- Grand Batang City Luncurkan Produk Komersial...
- Asosiasi Pastikan Produk Tembakau Alternatif Hanya...
- 100 Persen Produk Asli Indonesia, Le...
- Semen Indonesia Hadirkan Produk Bata Interlock yang Tahan Gempa, Digunakan di IKN
- Buka Gerai ke-111, ERHA Ultimate Tebar Promo Cashback hingga 10 Persen
- ASDP Raup Laba Rp 365 Miliar pada Semester I 2024
- KAI Properti Dukung Kemandirian Sekolah di Malang
- IHSG Sepekan Terkoreksi Tipis, Ini Deretan Saham Paling Boncos
- Sistem Layanan di Bandara Sudah Kembali Normal Mulai Hari Ini, AirAsia: Tapi Masih Lambat
- INKA Hanya Mampu Remajakan 2 Rangkaian KRL, Kemenhub Tak Permasalahkan Diganti KRL Baru dari China
- Berawal dari Garasi Rumah, Gautama Tembus Supermarket dan Minimarket Skala Nasional
- Politik AS Memanas, Harga Bitcoin Kembali Tembus Rp 1 Miliar
- PLN EPI Fasilitasi BUMDes di Gunung Kidul Dapat Pelatihan Pengembangan Bisnis
- Pembangunan Bandara VVIP IKN Terkendala Hujan, Menhub: Kami Usahakan Sesuai Rencana
- Luhut Takjub dengan Perkembangan Food Estate di Sumut yang Digarap Bareng China
- Klaim Erick Thohir: Whoosh Bikin Penghematan BBM Rp 3,2 Triliun
- Akun Instagram Bitget hingga Bybit Diblokir, Bappebti: Tidak Berizin di Indonesia
- 7 Contoh Uang Giral yang Beredar di Indonesia
- Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia
- Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai
- Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana
- Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit
- Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda