Kesuksesan Uni Soviet Sediakan Rumah Murah untuk Jutaan Warganya
![Patung baru Stalin di Volgograd yang baru saja diresmikan.](https://asset.kompas.com/crops/bMbC0IRvw1KQ0nekWJz8gEdwpYg=/94x0:1027x622/1200x800/data/photo/2023/03/09/640983c765e10.jpg)
- Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) memicu kemarahan publik lantaran bakal memotong penghasilan para pekerja. Banyak pengkritik menilai, Tapera adalah pemaksaan yang merugikan pekerja.
Tapera memang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat. Namun peraturan ini tak banyak menarik perhatian khalayak.
Masyarakat baru menyadari ketika terbit Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 sebagai turunan dari Undang-Undang Tapera, revisi dari beleid sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020.
Melalui Tapera, peserta wajib menyetor dana Tapera 3 persen dari penghasilan per bulan. Dari jumlah itu, 0,5 persen menjadi beban pemberi kerja.
Pemerintah mengklaim, Tapera adalah solusi menambah jumlah backlog hunian untuk jutaan pekerja paling realistis saat ini. Ini karena penghasilan pekerja sulit untuk membeli properti.
Baca juga: Mengenal Potongan Gaji PNS: IWP, BPJS, hingga Tapera
Cara Uni Soviet sediakan rumah murah
Sejatinya, masalah harga hunian yang mahal terjadi hampir seluruh negara di dunia. Namun, setiap pemerintah di tiap negara memiliki caranya masing-masing dalam penyelesaikan kebutuhan papan bagi warga negaranya.
Negara berhaluan sosialisme komunisme, Uni Soviet, jadi salah satu pemerintahan yang bisa dibilang cukup sukses menyediakan hunian murah bagi semua rakyatnya.
Uni Soviet sejak lama mengandalkan hunian bernama Khrushchyovka untuk mengatasi masalah tempat tinggal. Meski kerap jadi olok-olok Barat, Khrushchyovka terbukti menjadikan Uni Soviet nyaris tanpa gelandangan, masalah demografi yang justru lazim terjadi di negara-negara Barat.
Pembangunan Khrushchyovka sendiri saat ini masih terus dilanjutkan oleh beberapa negara eks Soviet, Rusia salah satunya. Meski di Rusia sendiri, banyak Khrushchyovka lama dihancurkan dan penghuninya di relokasi ke tempat baru.
![Monotown, Rusia](https://asset.kompas.com/crops/fCK1EO9Ks0ZKHHztOB7xE9JRtYY=/0x0:528x352/750x500/data/photo/2021/07/27/60ffa423b3405.jpeg)
Baca juga: Mengapa PKI dan Komunis di Seluruh Dunia Identik dengan Palu Arit?
Lalu apa sebenarnya makna Khrushchyovka?
Khrushchyovka adalah bangunan-bangunan yang dibangun sejak era Soviet sebagai hunian dengan ciri khas bertingkat yang memenuhi pinggiran kota, bentuk gaya bangunan seragam dan monoton, tembok tebal, dan terlihat identik.
Di semua kota di Rusia dan negara pecahan Soviet lainnya, Khrushchyovka sangat mudah ditemui. Di Indonesia, konsep Khrushchyovka sebenarnya hampir mendekati rumah susun (rusun) yang dikelola pemerintah.
Khrushchyovka sejatinya bukan penemuan Soviet. Bangunan model semacam itu telah lebih dahulu digunakan di Jerman, Belanda, dan Prancis sebelum Perang Dunia II. Namun, Sovietlah yang menyempurnakan model rumah susun berkonsep Khrushchyovka.
Dikutip dari RBTH, kantor berita yang masih terafiliasi dengan pemerintah Rusia, Khrushchyovka mulai dibangun di Uni Soviet pada tahun 1940-an atau di era kamerad Josef Stalin.
Namun pembangunannya secara massal, baru dilakukan di era pemimpin Soviet kala itu, Nikita Khrushchev. itu sebabnya, blok apartemen sederhana itu kemudian dinamakan Khrushchyovka.
Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?
![Monotown, Rusia](https://asset.kompas.com/crops/CGqpSdwJ_f-HC3n62Hk2HV7qS-Y=/0x0:524x350/750x500/data/photo/2021/07/27/60ffa423334ca.jpeg)
Konsep Khrushchyovka
Khrushchyovka pada dasarnya adalah bangunan tempat tinggal rakyat yang dirancang untuk dibangun secara massal, dalam waktu singkat, dan dengan biaya minimal.
Terkini Lainnya
- QRIS Bakal Bisa Dipakai di Korea,...
- Berawal dari Garasi Rumah, Gautama Tembus...
- APBN Terbatas, Pemerintah Butuh Rp 29,9...
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru...
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru...
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru...
- Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru...
- Pemerintah Ingin Turunkan Harga Tiket Pesawat,...
- Buka Gerai ke-111, ERHA Ultimate Tebar Promo Cashback hingga 10 Persen
- ASDP Raup Laba Rp 365 Miliar pada Semester I 2024
- KAI Properti Dukung Kemandirian Sekolah di Malang
- IHSG Sepekan Terkoreksi Tipis, Ini Deretan Saham Paling Boncos
- Sistem Layanan di Bandara Sudah Kembali Normal Mulai Hari Ini, AirAsia: Tapi Masih Lambat
- INKA Hanya Mampu Remajakan 2 Rangkaian KRL, Kemenhub Tak Permasalahkan Diganti KRL Baru dari China
- Berawal dari Garasi Rumah, Gautama Tembus Supermarket dan Minimarket Skala Nasional
- Politik AS Memanas, Harga Bitcoin Kembali Tembus Rp 1 Miliar
- PLN EPI Fasilitasi BUMDes di Gunung Kidul Dapat Pelatihan Pengembangan Bisnis
- Pembangunan Bandara VVIP IKN Terkendala Hujan, Menhub: Kami Usahakan Sesuai Rencana
- Luhut Takjub dengan Perkembangan Food Estate di Sumut yang Digarap Bareng China
- Klaim Erick Thohir: Whoosh Bikin Penghematan BBM Rp 3,2 Triliun
- Akun Instagram Bitget hingga Bybit Diblokir, Bappebti: Tidak Berizin di Indonesia
- 7 Contoh Uang Giral yang Beredar di Indonesia
- Insiden Helikopter Jatuh Karena Tali Layangan, Menhub: Jadi Pelajaran Mahal
- 11 Maskapai RI yang Kini Sudah Bangkrut, Dulu Sempat Perang Harga Tiket
- Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Kios di Pasar Sehat Banjaran
- Mengenal Potongan Gaji PNS: IWP, BPJS, hingga Tapera
- 3 Cara Cek BPOM untuk Produk Makanan, Obat dan Kosmetik
- Bersih-bersih di Pantai Teluk Labuan, PGN Dukung Pantai Makin Bersih dan Lestari