SBR013 Resmi Meluncur, Simak Keuntungannya
![Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan](https://asset.kompas.com/crops/a1J4kxpHzILnuMZBCOiWEPGjc8A=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/06/10/6666b3dcd780e.jpeg)
JAKARTA, - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Savings Bonds Ritel (SBR) seri SBR013 pada Senin (10/6/2024) hari ini.
SBR013 diterbitkan dalam dua seri, yakni SBR013T2 dengan kupon floating with floor minimal 6,45 persen dan tenor 2 tahun serta SBR013T4 dengan kupon floating with floor minimal 6 persen dan tenor 4 tahun.
Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, SBR013 memiliki sejumlah keuntungan, mulai dari tingkat imbal hasil yang terhindar dari risiko pergerakan suku bunga acuan bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia (BI).
Baca juga: Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara
Deni menjelaskan, dengan sifat floating with floor, kupon atau keuntungan yang ditawarkan oleh SBR013 tidak bisa turun dari batas minimal yang telah ditentukan, namun bisa meningkat jika tingkat suku bunga acuan BI meningkat.
"Jadi ini sebagai hal yang menarik, terutama untuk investor yang ingin melakukan hedging fluktuasi suku bunga di market," kata dia, dalam media briefing, di Jakarta, Senin (10/6/2024).
"Karena biasanya, ketika BI meningkatkan tingkat suku bunga acuan, biasanya instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, itu terkoreksi ke bawah," sambung Deni.
Selain itu, Deni bilang, keunggulan yang bakal diterima investor lainnya ialah terhindar dari risiko gagal bayar.
Pasalnya, pembayaran kupon dan pokok SBR dijamin oleh undang-undang (UU) dan dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya.
"Maka bisa dibilang risiko gagal bayar adalah kosong," katanya.
Kemudian, SBR merupakan salah satu instrumen obligasi pemerintah yang terjangkau, sebab nilai pembeliannya sebesar Rp 1 juta, dengan nilai pembelian maksimal untuk SBR013T2 sebesar Rp 5 miliar dan SBR013T4 maksimal Rp 10 miliar.
"Yang terakhir, dengan beli SBN ritel kita bisa turut berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan nasional," tuturnya.
Adapun salah satu bentuk risiko yang dihadapi investor dengan membeli SBR013 ialah risiko terkait likuiditas, sebab instrumen investasi ini bersifat tidak bisa diperdagangkan, sehingga pencairan dana akan dilakukan ketika jatuh tempo.
Akan tetapi, SBR013 dapat dicairkan pada masa pelunasan sebleum jatuh tempo atau early redemption, di mana untuk SBR013T2 early redemption dapat dilakukan satu tahun setelah setlemen dan SBR013T4 dapat dilakukan dua tahun setelah setlemen, dengan besaran maksimal 50 persen.
"Jadi itu fitur yang kita sediakan kepada masyarakat untuk bisa memanage risiko likuiditas ketika mereka berinvestasi di SBR," ucap Deni.
Sebagai informasi, periode penawaran SBR013 bakal dilakukan hingga 4 Juli 2024, kemudian penetapan hasil penjualan dilakukan pada 8 Juli, dan setlemen dilakukan pada 10 Juli.
Pemegang SBR013 akan mendapatkan keuntungan dari kupon pada tanggal 10 setiap bulannya sampai dengan jatuh tempo masing-masing seri.
Baca juga: Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?
Terkini Lainnya
- Pemerintah Kantongi Rp 22 Triliun dari...
- Bantu Tingkatkan Penjualan "Seller", ShopTokopedia Mall...
- Superbank Luncurkan Deposit dengan Bunga 7,5...
- Indonesia Bakal Punya 4 KEK Baru,...
- Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini...
- Grand Batang City Luncurkan Produk Komersial...
- Emas Jadi Pilihan Investasi Aman dan...
- AAUI Sebut Program Kendaraan Bermotor Wajib...
- Neraca Pembayaran Asuransi Defisit, Ini Sebabnya Menurut OJK
- Dampak Gagal Bayar, Harga Saham-saham Terafiliasi Grup Kresna Anjlok
- Stafsus Erick Thohir Beberkan Alasan Fauzi Baadilla Ditunjuk Jadi Komisaris Pos Indonesia
- Ramai-ramai Orang Terdekat Prabowo Jadi Komisaris BUMN, Stafsus Erick Thohir: Ini Namanya Berkesinambungan..
- Neraca Perdagangan Sektor Perikanan Capai 2,49 Miliar Dollar AS
- BCA Cetak Laba Bersih Rp 26,9 Triliun Per Semester I-2024
- Lima Orang Kaya RI Ini Jadi Pendatang Baru "Forbes The Real Time Billionaire"
- Penurunan Premi Asuransi Jiwa Dipengaruhi Kasus Gagal Bayar
- Rupiah dan IHSG Merah, Saham TLKM, ARTO, hingga TINS Koreksi
- Surveyor Indonesia Lakukan Inovasi dan Rambah Sektor Energi Terbarukan
- Harga Acuan Batu Bara Juli 2024 Naik
- Soal Peluang Tiket Konser hingga Deterjen Kena Cukai, Bea Cukai: Masih Usulan..
- Bank Commonwealth Sebut Karyawan yang Kena PHK Berpeluang Gabung OCBC NISP
- Angkasa Pura Indonesia Ganti Nama Jadi Angkasa Pura Nusantara
- Gen Z dan Problem Kepemilikan Properti
- Lima Orang Kaya RI Ini Jadi Pendatang Baru "Forbes The Real Time Billionaire"
- KEEN Tebar Dividen Rp 27,68 Miliar
- Pipa Terminal BBM di Tuban Bocor, Ini Kata Pertamina
- Pakar E-commerce: Integrasi Vertikal Tidak Ganggu Bisnis Perusahaan Logistik
- Ternyata, Ini 3 Aspek yang Jadi Preferensi Penjual dan UMKM Pilih Platform "Live Streaming"
- DPR RI Pertanyakan Soal Rencana Impor Beras, Masihkah Berlanjut?