Jokowi: Pabrik Amonium Nitrat Bontang Dorong Kemandirian Pangan
![Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat](https://asset.kompas.com/crops/IMTdpo5xaKN_MrEMxrZka_Sk_jA=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/02/29/65e01ada0aa20.jpg)
BONTANG, - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kehadiran pabrik amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, sangat bermanfaat bagi Indonesia.
Sebab, pabrik dengan nilai investasi mencapai Rp 1,2 triliun itu bisa mendorong kemandirian pangan lewat produksi pupuk dalam negeri.
"Jadi tidak banyak bahan baku yang impor dari luar sehingga kalau negara yang di mana kita impor ada problem, di sini tidak menjadi masalah," ujarnya usai peresmian pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), Kamis (29/2/2024).
Baca juga: Pabrik Amonium Nitrat Bontang Bisa Kurangi Ketergantungan Impor
Amonium nitrat adalah bahan kimia yang biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk NPK dan bahan peledak.
Saat ini, 79 persen kebutuhan amonium nitrat dalam negeri sudah dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Sementara sisanya yakni 21 persen harus dipasok dari impor.
Jokowi mengatakan pabrik amonium nitrat Bontang bisa mengurangi 8 persen kebutuhan dari impor. Dengan begitu, masih ada 13 persen kebutuhan amonium nitrat yang masih dipasok dari impor.
Baca juga: Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat untuk Bahan Peledak Senilai Rp 1,2 Triliun
"Sisanya masih 13 persen bisa selesaikan sekalian, sehingga 100 persen bahan baku untuk NPK itu ada dalam negeri. Ini juga memastikan bahwa produk pupuk itu bisa kita selesaikan sendiri di Tanah Air," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengtakan, pabrik amonium nitrat tersebut merupakan sinergi antara PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana.
Adapun kapasitas produksi pabrik amonium nitrat Bontang tersebut bisa mencapai 75.000 ton per tahun. Produknya bisa diserap untuk bahan baku peledak maupun untuk bahan pupuk NPK.
"Karena memang dengan kita akan meningkatkan volume pupuk untuk subsidi yang kemaren bapak putuskan naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, pasti kebutuhan daripada bahan baku menjadi sesuatu yang sangat penting ke depan," kata Erick.
Baca juga: Pentingnya Penguatan Industri Pupuk untuk Ketahanan Pangan
Terkini Lainnya
- Pabrik Terbesar Glico di Karawang Ekspor...
- Presiden Kunjungi Pertanian Modern di Distrik...
- Jokowi soal PP Muhammadiyah Kelola Tambang:...
- Cara Daftar Livin' by Mandiri Tanpa...
- Sistem Produksi Pangan di Simpang Jalan
- Jokowi Wariskan "Tumpukan" Utang ke Prabowo,...
- Implementasi Prinsip Keberlanjutan, Bank Mandiri Tambah...
- 3 Cara Cetak Rekening Koran Mandiri,...
- Mendag Sebut di Setiap Provinsi Bisa 40 Gudang Besar Disewa untuk Simpan Barang Impor Ilegal
- Gelar Acara CEO Mengajar di Unhas, Dirut BSI Ajak Mahasiswa Mengenal Lebih Jauh Bank Syariah
- Perusahaan RI Teken Kontrak Pengelolaan Hotel di Arab Saudi untuk Musim Umrah
- Orang Dekat Prabowo Duduki Komisaris BUMN, Stafsus Erick: Ini Namanya Berkesinambungan
- Luhut Sebut Kawasan Industri Terpadu Batang Mau Dijadikan KEK
- Pemerintah Dukung Biomassa untuk Campuran Bahan Bakar PLTU
- Hingga Juni 2024, Manfaat Program Sampah Jadi Energi Wasteco PHE Dinikmati 1.500 Warga Manggar Balikpapan
- Stafsus Erick Thohir Jawab Kritik soal Banyaknya Komisaris BUMN Diisi Politikus
- Mau Lapor soal Barang Impor Ilegal? Ini Nomor WA dan E-mail-nya
- Gibran Jawab Kritik Program Makan Bergizi Gratis Pakai Kemasan Plastik
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 552 Miliar pada Semester I 2024
- [POPULER MONEY] Satgas Impor Ilegal Razia Pasar | Mengintip Kawasan Industri Terpadu Batang
- Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor
- Cara Mencairkan Saldo TapCash BNI ke Rekening Bank dan ShopeePay
- Panduan Bayar Tagihan IndiHome lewat Tokopedia, Shopee, dan Lazada
- Dirut Bulog: Stok Beras Cukup, Harganya Mulai Turun...
- Bos CT Corp Sebut 2 Alasan Dirinya Tidak akan Jadi Menteri di Kabinet Selanjutnya
- Pabrik Amonium Nitrat Bontang Bisa Kurangi Ketergantungan Impor
- Tingkatkan Pelayanan, Lion Parcel Resmikan Megahub Baru di Tangerang
- BI Masih Uji Coba Rupiah Digital, Uang Kertas dan Logam Tergantikan?