IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Melemah
JAKARTA, - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (14/5/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah dalam pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, IHSG berada di zona hijau pada level 7.117,26 atau naik 18 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.099,26.
Sebanyak 207 saham melaju di zona hijau dan 138 saham di zona merah. Sedangkan 194 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,01 triliun dengan volume 1,5 miliar saham.
Baca juga: IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
Research Division MNC Sekuritas T. Herditya Wicaksana mengatakan, hari ini IHSG akan uji level 7.289, setelah kemarin terjadi akumulasi volume pembelian. Dia bilang, selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusialnya, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B.
“Hari ini IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7,289, dengan support 7.045 - 7.026, dan resistance pada level 7.164 - 7.232,” kata Herditya dalam analisisnya.
Bursa Asia mixed dengan kenaikan, Nikkei 0,15 persen (59,1 poin) ke posisi 38.258,2, dan Hang Seng Hong Kong 0,2 persen (39,12 poin) ke posisi 19.154,18. Sementara itu, Shanghai Komposit melemah 0,11 persen atau 35,3 poin ke level 3.144,48, dan Strait Times 0,3 terkoreksi 0,05 persen (1,55 poin) ke level 3.302,1.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.07 WIB rupiah berada pada level Rp 16.130 per dollar AS atau turun 50 poin (0,31 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.080 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena saat ini fokus pasar tertuju pada inflasi AS yang akan dirilis malam ini.
Bila data inflasi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, pasar bisa berekspektasi pemangkasan bakal terjadi di akhir tahun dan sebaliknya bila lebih rendah, pasar bisa berekspektasi pemangkasan akan datang lebih cepat.
"Melihat data ekonomi AS yang masih kuat, peluang inflasi naik lebih tinggi menjadi lebih besar sehingga ekspektasi pemangkasan lebih cepat menurun dan dollar bisa menguat lagi. Rupiah masih berpotensi dalam tekanan terhadap dollar AS hari ini," kata Ariston kepada .
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bisa melemah di bawah level Rp 16.100 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 16.050 per dollar AS.
Baca juga: 5 Saham Paling Boncos pada Pekan Ini
Terkini Lainnya
- DPR Minta Penurunan Harga tiket Pesawat Turun Permanen, Menhub Dudy Bilang Begini
- PPN Adalah Singkatan dari Apa?
- Menyiasati Beban Utang dan Birokrasi di Balik Anggaran Jumbo
- ESDM Sebut Ajang MERC Bukti Tim Penyelamat di Perusahaan Tambang RI Mampu Bersaing di Level Global
- Praktik Bisnis Berbasis ESG Tingkatkan Kapasitas Hadapi Tantangan
- Sun Life Salurkan Bantuan untuk Air Bersih dan Pemulihan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
- Kemenaker Gandeng UI Susun Kebijakan Keberlanjutan untuk Industri Sawit
- Prabowo Sebut "Orang Kecil" Main Saham Pasti Kalah, Ini Tanggapan Bursa Efek
- Harga Emas Antam Hari Ini 5 Desember 2024 Melonjak Rp 9.000 Per Gram
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri sampai BNI
- IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian 5 Desember 2024
- "Deadline" Seminggu Bagi Apple Jawab Kepastian Investasi Rp 15 Triliun
- Harga Bahan Pokok Kamis 5 Desember 2024, Harga Daging Sapi Murni Naik
- IHSG Diproyeksikan Melanjutkan Reli, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
- Prabowo Sebut "Orang Kecil" Main Saham Pasti Kalah, Ini Tanggapan Bursa Efek
- Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?
- IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang "Dikuliti" Warganet
- Inflasi Bayangi Wall Street, Dow Jones Ditutup Melemah
- Info SWIFT Code Bank Papua yang Berlaku Saat Ini