Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?
![Ilustrasi pemandangan kota Ho Chi Minh City di Vietnam.](https://asset.kompas.com/crops/HjgX10zCugIi2sCoB5PDmxP0TUw=/164x0:878x476/1200x800/data/photo/2023/10/20/653232a61831d.jpg)
BELAKANGAN ini, pertanyaan apakah ekonomi Vietnam akan menyalip Indonesia sering muncul.
Berbicara tentang ‘kue ekonomi’ (total PDB), jawabannya mudah ditebak. Menurut data IMF, saat ini PDB Indonesia sekitar 1,5 triliun dollar AS, sedangkan PDB Vietnam adalah 466 miliar dollar AS.
Namun, jika kita berbicara tentang PDB/kapita, nilai PDB/kapita Indonesia adalah 5.270 dollar AS, sedangkan Vietnam adalah 4.620 dollar AS.
Bandingkan angka tersebut dengan tahun 2000, di mana PDB/kapita Indonesia dan Vietnam adalah 870 dollar AS dan 499 dollar AS. Sebagai tambahan, tahun 2010, PDB/kapita mereka adalah 3.180 dollar AS dan 1.630 dollar AS.
Dengan demikian, terjadi pertumbuhan sekitar 7,8 persen per tahun antara tahun 2000 hingga saat ini di Indonesia. Namun, Vietnam tumbuh lebih signifikan, yaitu 9,7 persen per tahun.
Dengan kondisi bahwa kecepatan pertumbuhan adalah sama, maka tinggal menunggu waktu Vietnam untuk menyalip Indonesia dalam hal GDP/kapita.
Posisi strategis Vietnam
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Vietnam telah menjadi posisi strategis di Asia Tenggara. Eastspring Investments, perusahaan konsultan investasi, telah mengeluarkan laporan berdasarkan hasil survei dari 150 eksekutif senior di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Salah satu temuan menarik adalah para profesional global melihat India dan Asia Tenggara sebagai alternatif tujuan rantai pasok (supply chain).
Selain India dan Asia Tenggara, wilayah lain yang menjadi pertimbangan adalah Meksiko, wilayah berkembang di Eropa, dan Amerika Selatan.
Perubahan dalam sistem supply chain bisa diakibatkan oleh faktor-faktor seperti geopolitik, disrupsi perdagangan, perubahan iklim, dan kenaikan biaya. Apalagi dengan fakta hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sejak munculnya pandemi COVID-19, para profesional global telah melakukan evaluasi strategi untuk tetap bertahan dan kompetitif.
Tercatat beberapa negara di Asia Tenggara akan menerima dampak signifikan dari perubahan supply chain. Sebagai contoh, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari kendaraan listrik (EV).
Dengan kekayaan bahan tambang mineral yang penting seperti nikel dan kobalt, Indonesia berambisi menjadi salah satu dari tiga produsen baterai EV terbesar.
Sementara itu, Vietnam telah menerima investasi signifikan dari perusahaan multinasional di bidang elektronik dalam beberapa tahun terakhir.
Terkini Lainnya
- Industri Manufaktur RI Dinilai Masih Kuat,...
- Bagaimana Kondisi Ekonomi dan Pasar Keuangan...
- Indonesia Bakal Punya 4 KEK Baru,...
- Di Luar Ekspektasi, Ekonomi AS Tumbuh...
- Nilai Tukar Rupiah Masih Melemah, Industri...
- Resmikan UMKM Center Makassar, BSI Perkuat...
- Empat Cara Operator Kereta Cepat Kejar...
- Surveyor Indonesia Lakukan Inovasi dan Rambah...
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 10.000, Simak Rincian Lengkap untuk 27 Juli 2024
- Dukung Penyediaan Energi Gas Bumi di IKN, PGN Salurkan Gas ke Hotel Nusantara
- KAI Punya Dua Jenis Kereta Ekonomi New Generation, Apa Bedanya?
- 2 Cetak Rekening Koran BNI, Bisa Online dari HP atau Laptop
- Mendag Sebut di Setiap Provinsi Bisa 40 Gudang Besar Disewa untuk Simpan Barang Impor Ilegal
- Gelar Acara CEO Mengajar di Unhas, Dirut BSI Ajak Mahasiswa Mengenal Lebih Jauh Bank Syariah
- Perusahaan RI Teken Kontrak Pengelolaan Hotel di Arab Saudi untuk Musim Umrah
- Orang Dekat Prabowo Duduki Komisaris BUMN, Stafsus Erick: Ini Namanya Berkesinambungan
- Luhut Sebut Kawasan Industri Terpadu Batang Mau Dijadikan KEK
- Pemerintah Dukung Biomassa untuk Campuran Bahan Bakar PLTU
- Hingga Juni 2024, Manfaat Program Sampah Jadi Energi Wasteco PHE Dinikmati 1.500 Warga Manggar Balikpapan
- Stafsus Erick Thohir Jawab Kritik soal Banyaknya Komisaris BUMN Diisi Politikus
- Mau Lapor soal Barang Impor Ilegal? Ini Nomor WA dan E-mail-nya
- Gibran Jawab Kritik Program Makan Bergizi Gratis Pakai Kemasan Plastik
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 552 Miliar pada Semester I 2024
- IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang "Dikuliti" Warganet
- Inflasi Bayangi Wall Street, Dow Jones Ditutup Melemah
- Info SWIFT Code Bank Papua yang Berlaku Saat Ini
- Rencana Kemendag: Harga MinyaKita Bakal Naik