Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?
BELAKANGAN ini, pertanyaan apakah ekonomi Vietnam akan menyalip Indonesia sering muncul.
Berbicara tentang ‘kue ekonomi’ (total PDB), jawabannya mudah ditebak. Menurut data IMF, saat ini PDB Indonesia sekitar 1,5 triliun dollar AS, sedangkan PDB Vietnam adalah 466 miliar dollar AS.
Namun, jika kita berbicara tentang PDB/kapita, nilai PDB/kapita Indonesia adalah 5.270 dollar AS, sedangkan Vietnam adalah 4.620 dollar AS.
Bandingkan angka tersebut dengan tahun 2000, di mana PDB/kapita Indonesia dan Vietnam adalah 870 dollar AS dan 499 dollar AS. Sebagai tambahan, tahun 2010, PDB/kapita mereka adalah 3.180 dollar AS dan 1.630 dollar AS.
Dengan demikian, terjadi pertumbuhan sekitar 7,8 persen per tahun antara tahun 2000 hingga saat ini di Indonesia. Namun, Vietnam tumbuh lebih signifikan, yaitu 9,7 persen per tahun.
Dengan kondisi bahwa kecepatan pertumbuhan adalah sama, maka tinggal menunggu waktu Vietnam untuk menyalip Indonesia dalam hal GDP/kapita.
Posisi strategis Vietnam
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Vietnam telah menjadi posisi strategis di Asia Tenggara. Eastspring Investments, perusahaan konsultan investasi, telah mengeluarkan laporan berdasarkan hasil survei dari 150 eksekutif senior di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Salah satu temuan menarik adalah para profesional global melihat India dan Asia Tenggara sebagai alternatif tujuan rantai pasok (supply chain).
Selain India dan Asia Tenggara, wilayah lain yang menjadi pertimbangan adalah Meksiko, wilayah berkembang di Eropa, dan Amerika Selatan.
Perubahan dalam sistem supply chain bisa diakibatkan oleh faktor-faktor seperti geopolitik, disrupsi perdagangan, perubahan iklim, dan kenaikan biaya. Apalagi dengan fakta hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sejak munculnya pandemi COVID-19, para profesional global telah melakukan evaluasi strategi untuk tetap bertahan dan kompetitif.
Tercatat beberapa negara di Asia Tenggara akan menerima dampak signifikan dari perubahan supply chain. Sebagai contoh, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari kendaraan listrik (EV).
Dengan kekayaan bahan tambang mineral yang penting seperti nikel dan kobalt, Indonesia berambisi menjadi salah satu dari tiga produsen baterai EV terbesar.
Sementara itu, Vietnam telah menerima investasi signifikan dari perusahaan multinasional di bidang elektronik dalam beberapa tahun terakhir.
Terkini Lainnya
- Resmi Melantai di BEI, Saham Adaro Andalan Indonesia Langsung Melambung 19,82 Persen
- Mengintip Inovasi Mitsubishi Electric di Pameran Manufacturing Indonesia 2024
- DPR Minta Penurunan Harga tiket Pesawat Turun Permanen, Menhub Dudy Bilang Begini
- PPN Adalah Singkatan dari Apa?
- Menyiasati Beban Utang dan Birokrasi di Balik Anggaran Jumbo
- ESDM Sebut Ajang MERC Bukti Tim Penyelamat di Perusahaan Tambang RI Mampu Bersaing di Level Global
- Praktik Bisnis Berbasis ESG Tingkatkan Kapasitas Hadapi Tantangan
- Sun Life Salurkan Bantuan untuk Air Bersih dan Pemulihan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
- Kemenaker Gandeng UI Susun Kebijakan Keberlanjutan untuk Industri Sawit
- Prabowo Sebut "Orang Kecil" Main Saham Pasti Kalah, Ini Tanggapan Bursa Efek
- Harga Emas Antam Hari Ini 5 Desember 2024 Melonjak Rp 9.000 Per Gram
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri sampai BNI
- IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi
- Harga Emas Terbaru Hari Ini di Pegadaian 5 Desember 2024
- "Deadline" Seminggu Bagi Apple Jawab Kepastian Investasi Rp 15 Triliun
- Prabowo Sebut "Orang Kecil" Main Saham Pasti Kalah, Ini Tanggapan Bursa Efek
- IHSG Diproyeksikan Melanjutkan Reli, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Kamis
- Wall Street Menghijau, S&P 500 dan Nasdaq Composite Cetak Rekor
- IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang "Dikuliti" Warganet
- Inflasi Bayangi Wall Street, Dow Jones Ditutup Melemah
- Info SWIFT Code Bank Papua yang Berlaku Saat Ini
- Rencana Kemendag: Harga MinyaKita Bakal Naik