Industri Asuransi dan Reasuransi Syariah Cetak Aset Rp 45,10 Triliun sampai Kuartal I-2024
JAKARTA, - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan asuransi syariah memiliki prospek besar di Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono melaporkan, berdasarkan data Maret 2024 aset asuransi dan reasuransi syariah secara compounded annual growth rate (CAGR) naik 5,83 persen dengan total aset pada Maret 2024 sebesar Rp 45,10 triliun.
"Di sisi premi, secara CAGR naik 14,98 persen dengan total premi pada Maret 2024 sebesar Rp 7,02 triliun," kata dia dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (16/5/2024).
Baca juga: Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri
Ia menambahkan, upaya pengembangan asuransi syariah dan asuransi konvensional dilakukan secara beriringan dengan tetap memperhatikan perbedaan karakteristik yang melekat pada tiap-tiap jenis industri.
Dengan populasi muslim di Indonesia yang besar dan meningkatnya permintaan akan produk keuangan yang sesuai syariah, OJK terus mendorong perusahaan asuransi syariah dan unit usaha syariah (UUS) untuk terus mengembangkan fitur produk berbasis syariah.
"Tidak hanya mengganti “baju" produk konvensional dan memberi label syariah,” imbuh dia.
Baca juga: OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik
Secara umum, aset industri asuransi di Maret 2024 mencapai Rp 1.128,86 triliun atau naik 2,49 persen secara tahunan (yoy) dari posisi yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Rp 1.101,47 triliun.
Dari sisi asuransi komersil, total aset mencapai Rp 909,04 triliun atau naik 3,04 persen secara tahunan (yoy).
Adapun kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi di Maret 2024 mencapai Rp 87,77 triliun, atau naik 11,80 persen secara tahunan (yoy).
Jumlah itu terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 2,09 persen yoy per Maret 2024 dengan nilai sebesar Rp 45,78 triliun.
Sedangkan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 24,75 persen yoy dengan nilai sebesar 41,99 triliun.
Baca juga: Bisnis Asuransi Tidak Normal, OJK Beri Peringatan Tegas untuk Pasaraya Life
Terkini Lainnya
- Mengenal Konsep Konsorsium dalam Pengelolaan Asuransi...
- Indonesia Dinilai Telat Adopsi Asuransi Wajib...
- Menakar Wajib Asuransi TPL bagi Kendaraan...
- Soal Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor, Anggota...
- Soal Aturan Asuransi Wajib Kendaraan, Menko...
- Penurunan Premi Asuransi Jiwa Dipengaruhi Kasus...
- Dorong Asuransi Mikro, BRI Life Salurkan...
- Soal Wajib Asuransi Kendaraan, YLKI: Lebih...
- Bantal di Kursi Kereta Cepat Whoosh Hilang, KCIC: Data Pelaku Sudah Didapatkan
- Daftar Terbaru Kereta Api dengan Rangkaian New Generation per 27 Juli
- Apa yang Dimaksud dengan Rekening Koran?
- Kata Luhut, Ini Alasan Pemerintah Luncurkan Golden Visa
- PT PP Presisi Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMK-D3, Usia 45 Tahun Bisa Daftar
- Syarat Cetak Rekening Koran BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan Bank Lainnya
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 10.000, Simak Rincian Lengkap untuk 27 Juli 2024
- Dukung Penyediaan Energi Gas Bumi di IKN, PGN Salurkan Gas ke Hotel Nusantara
- KAI Punya Dua Jenis Kereta Ekonomi New Generation, Apa Bedanya?
- 2 Cetak Rekening Koran BNI, Bisa Online dari HP atau Laptop
- Mendag Sebut di Setiap Provinsi Bisa 40 Gudang Besar Disewa untuk Simpan Barang Impor Ilegal
- Gelar Acara CEO Mengajar di Unhas, Dirut BSI Ajak Mahasiswa Mengenal Lebih Jauh Bank Syariah
- Perusahaan RI Teken Kontrak Pengelolaan Hotel di Arab Saudi untuk Musim Umrah
- Orang Dekat Prabowo Duduki Komisaris BUMN, Stafsus Erick: Ini Namanya Berkesinambungan
- Luhut Sebut Kawasan Industri Terpadu Batang Mau Dijadikan KEK
- Kata Luhut, Ini Alasan Pemerintah Luncurkan Golden Visa
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 10.000, Simak Rincian Lengkap untuk 27 Juli 2024
- Alfamart Bakal Bagi Dividen Rp 1,19 Triliun, Simak Jadwalnya
- Selamatkan Pemegang Polis, Jiwasraya Siapkan Strategi Jemput Bola
- Di Hadapan Investor China, Kemenperin: Kami Berikan Kemudahan, Insentif Fiskal dan Non Fiskal
- IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000
- Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar