Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar
– Kebijakan hilirisasi nikel seolah membawa nafas baru bagi perekonomian Indonesia.
Sejak pemerintah melarang ekspor bahan mentah nikel pada 2020, nilai ekspor nikel meningkat drastis menjadi Rp 504,2 triliun pada 2022. Padahal sebelum kebijakan hilirisasi, nilai ekspor bahan mentah nikel nilainya hanya Rp 15 triliun.
Tidak hanya mendongkrak nilai tambah, kebijakan hilirisasi nikel juga memberi efek positif terhadap pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat. Hal ini terlihat di Morowali Utara, Sulawesi Tenggara (Sulteng) yang menjadi lokasi pengolahan nikel.
Dilansir dari laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2015, dilaporkan bahwa industri pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi Sulteng.
Hal ini tercermin dalam data pendapatan regional bruto Sulteng selama tiga tahun berturut-turut, yakni mulai 2012 hingga 2014.
Pada 2012, pendapatan regional bruto Sulteng berada di angka Rp 59,78 triliun. Sejak industri smelter beroperasi, pendapatan regional Sulteng mulai naik signifikan menjadi Rp 64,27 triliun pada 2013 dan kembali meningkat menjadi Rp 68,30 triliun pada 2014.
Fenomena yang sama juga terjadi pada laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada kuartal empat di 2020, PDRB Sulteng berada di angka 4,4 persen year-on-year (YoY). Namun pada kuartal empat di 2023, angka ini naik dengan persentase 13,06 persen YoY.
Dikutip dari laporan Badan Pusat Statistik Sulteng (BPS) pada 2023, terdapat tiga industri yang menyumbang PDRB terbanyak. Salah satunya adalah industri pengolahan yang menaungi industri smelter.
Beroperasinya perusahaan smelter juga memberi dampak positif bagi penyerapan sumber daya manusia di Sulteng. Masih dikutip dari sumber yang sama, jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi ini juga ikut menurun.
Baca juga: PT GNI Raih Penghargaan PNBP dari Kemenaker atas Kontribusi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Agustus 2020, TPT Sulteng berada di angka 3,77 persen sementara pada Agustus 2023 jumlahnya menurun menjadi 2,95 persen. Penurunan ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan di provinsi tersebut.
Salah satu industri pengolahan yang membuka peluang serapan tenaga kerja adalah smelter. Contohnya, perusahaan smelter PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI).
Sejak beroperasi pada Desember 2021, area sekitar smelter PT GNI selalu diramaikan oleh para pedagang kaki lima. Salah satu dari mereka adalah Suwardi. Ia merupakan salah satu penjual siomay yang ada di sekitar kawasan smelter dan sering menjajakan dagangannya kepada para karyawan PT GNI.
“Saya sudah berjualan selama empat tahun. Saya mulai berjualan siomay semenjak adanya PT GNI. Sebelum ada PT GNI saya hanya berkebun,” ungkapnya.
Setelah berjualan siomay ini, ia mengaku pendapatannya meningkat signifikan.
“Banyak sekali perubahan termasuk penghasilan, saat ini saya sudah bisa membuat kos-kosan,” ujar Suwardi.
Terkini Lainnya
- OJK Sebut Tim Likuidasi WanaArtha Life Telah Bagikan dana Jaminan dalam Tiga Tahap
- Aliran Modal Asing Keluar Rp 2,84 Triliun dari RI Selama Sepekan
- IHSG Tumbuh 0,33 Persen Sepekan, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp 12.532 Triliun
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 12 Oktober 2024 di Pegadaian
- Naik Rp 14.000, Cek Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 12 Oktober 2024
- Harga Bahan Pokok Sabtu 12 Oktober 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni
- Kemenko Marves Sebut Multiprovider Avtur Sudah Boleh secara Regulasi, tapi...
- Selama 2015-2024, Pemerintah Kucurkan Rp 609,9 Triliun Dana Desa
- Ekonom Sebut Rencana Penurunan PPh Badan dan Kenaikan PPN Bisa Memperuncing Ketimpangan Pajak
- [POPULER MONEY] Syarat Gaji Penerima FLPP Diusulkan Naik Jadi Rp 12 Juta | "Curhat" Jokowi, Kepuasan Publik terhadap Kinerjanya Anjlok karena Harga BBM Naik
- Pertamina Patra Niaga Sukses Bekali Pemuda Daerah 3T Lewat Program Magang
- BCA Luncurkan Reksa Dana Syariah BISEU
- Topang Pendapatan Kelas Menengah, Kebijakan untuk Ojol Harus Dirumuskan dengan Tepat
- Anak Usaha BPKH Kelola Lima Hotel di Arab Saudi
- Rajawali Nusindo Jajaki Kerja Sama Perdagangan Pangan dan Nonpangan dengan Papua Nugini
- Saratoga Bakal Tebar Dividen Rp 298, 43 Miliar
- KKP Akan Lepasliarkan 277.800 Ekor Benih Lobster di Perairan Lampung
- OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum
- J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis
- Grab Naikkan Target Laba 2024, Ini Sebabnya