Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi
![CEO MedcoEnergi Roberto Lorato dalam IPA Convex 2024 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (14/5/2024).](https://asset.kompas.com/crops/mvGj6ZoM-ZZQcIJAv1kcYxHBtZo=/0x0:0x0/1200x800/data/photo/2024/05/14/664365b2daf73.jpg)
TANGERANG, - Industri hulu migas harus menghadapi tantangan selain harus memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, para pelaku usaha juga diminta untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasi produksi.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, sebagai perusahaan milik negara, Pertamina diamanatkan untuk bisa memenuhi kebutuhan energi.
Ia mengatakan, Pertamina menganggarkan lebih dari 62 persen Capital Expenditure (Capex) untuk program pemenuhan kebutuhan energi.
"Kita mau meningkatkan produksi dengan kondisi saat ini tapi takes time, tapi tetap kami coba dengan menganggarkan capex 62 persen untuk bisa memenuhi kebutuhan energi. 15 persen untuk low karbon business kita support target pemerintah, kita ada alokasi besar CCS, bioenergi," kata Nicke dalam IPA Convex 2024 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: IPA Convex Ke-48: Momentum Kebangkitan Industri Migas Butuh Solusi Kebijakan
Menurut Nicke, sebagai badan usaha, Pertamina juga dituntut menghasilkan profit atau keuntungan.
Selain itu, kata dia, Pertamina didorong untuk berkontribusi dalam upaya mencapai target mengejar Net Zero Emissions (NZE).
Ia mengatakan, salah satu langkah Pertamina, untuk mengejar peningkatan produksi sekaligus menekan emisi karbon adalah dengan menginisiasi penerapan teknologi CCS/CCUS.
"Kami juga memprioritaskan CCS/CCUS, dengan storage potensial ada 16 proyek CCS/CCUS berjalan, 11-nya digarap Pertamina. Kami Targetkan injeksikan CO2 di CCS block dengan volume 7.000 ton pada tahun 2030," ujarnya.
Baca juga: Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya
Senada dengan Nicke, President and Group Ceo Petronas Tan Sri Tengku Muhammad Taufik mengatakan, apa yang dihadapi Pertamina dihadapi juga oleh Petronas.
Ia mengatakan, jalan terbaik untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan melakukan kolaborasi.
Taufik mengatakan, Petronas telah menginisiasi kolaborasi dan kemitraan di 20 negara, termasuk Indonesia. Selain itu, kebutuhan untuk berkolaborasi semakin besar dengan adanya proyeksi kebutuhan investasi yang tidak sedikit dalam upaya menjalankan transisi energi.
"Transisi energi butuh modal sangat besar sekitar 2 triliun dolar AS. Kita harus berkolaborasi. Waktu untuk berkompetisi sudah selesai. Tidak ada perusahaan atau negara manapun bisa lakukan ini sendiri. Harus ada kolaborasi," kata Taufik.
Baca juga: Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik
Dalam kesempatan yang sama, CEO MedcoEnergi Roberto Lorato mengatakan, kompleksitas yang dihadapi oleh perusahaan energi terutama di sektor hulu migas memang sangat tinggi.
Apalagi, kata dia, adanya amanat untuk mengimplementasikan transisi energi serta dekarbonisasi. Untuk itu, komitmen untuk menerapkan ESG dalam perusahaan jadi kunci.
Roberto mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan program yang fokus dalam transisi energi melalui dekarbonisasi operasi melalui ekspansi bisnis gas, EBT seperti panas bumi dan melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Kompleksitas memang tinggi. Transisi energi ini fundamental yang harus dikejar, tapi memang butuh dana besar serta teknologi. Kita mantain semuanya dengan komitmen ESG," kata Roberto.
Terkini Lainnya
- Pertamina Plaju Upayakan Pelestarian Ikan Belida...
- Pertamina Perluas Pendataan QR Code Pertalite...
- Surveyor Indonesia Lakukan Inovasi dan Rambah...
- "Power Wheeling", Agenda Siapa?
- KKP Tanggapi Isu Pemotongan Anggaran untuk...
- Kemenperin Susun Peta Jalan Sektor Jasa...
- Ditopang Proyek IKN, Laba Bersih BSBK...
- KAI Properti Dukung Kemandirian Sekolah di...
- Cara Bayar Tagihan Shopee PayLater di Alfamart dan Indomaret
- Cara Cek Nomor Rekening BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BSI lewat HP
- Genjot Rendemen Gula, Badan Pangan Minta Benih Varietas Tebu yang Baik ke BRIN
- Blibli Tebar Promo "Pre-order" Samsung Galaxy Z Foldable
- Diluncurkan 2025, Penerapan B40 Bakal Hemat Devisa Rp 144 Triliun
- Burhanuddin Abdullah Jadi Komisaris Utama PLN, Stafsus Erick Thohir: Kau Ragukan Ilmunya?
- Investasi Sektor Hijau Tinggi Risiko, Bos Kadin Ingin Industri Asuransi Jadi Solusi
- Harga Bitcoin dan Ethereum Naik, CEO Indodax Sebut Kripto Masih Menarik Investor
- Industri Manufaktur RI Dinilai Masih Kuat, Nilai MVA di Atas Thailand dan Vietnam
- Penyaluran Kredit BCA Tembus Rp 850 Triliun pada Semester I 2024
- Dapat Sertifikasi BPJPH, KAI Logistik Layani Angkutan Peti Kemas Berstandar Halal
- Proses Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Sepenuhnya 2025, Begini Skemanya
- Berhasil Selamatkan Credit Suisse, UBS Dapat Gelar "Bank Terbaik Dunia" dari Euromoney
- Pengamat Ingatkan Akuntabilitas dalam Pengadaan Impor Beras
- Unilever Catatkan Laba Bersih Rp 2,5 Triliun Per Semester I-2024
- Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya
- Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN
- Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat
- Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga
- Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi